Kepada Siapa Lagi Aku Meminta?
Hanya Allah lah yang Mendengarkan Tangisan Dan Keinginan Ku Di Malam Yang Gelap.____________________________
Seminggu setelah kepergian Islam menuju Cairo, membuat Zahra berpikir kalau dirinya ingin menunggu kedatangan laki-laki yang ia cintai. Ia menaruh harapan yang tinggi dan menyerahkannya kepada Allah.
Saat malam telah tiba, mungkin sekitar pukul 02.30, Zahra tiba-tiba terbangun. Ia berpikir bahwa hal itu adalah panggilan Allah untuk dirinya. Zahra pun bergegas mengambil wudu dan menyiapkan sajadah dan tasbihnya. Ia mendirikan salat tahajud dan witir. Saat mendirikan salat, ia merasa seperti di suatu tempat yang begitu membuatnya tenang.
Setelahnya, ia duduk untuk berdo'a dan berdzikir dengan tasbih yang sudah dikembalikan oleh Islam beberapa waktu lalu. Hingga azan subuh berkumandang yang menandakan salat subuh telah tiba. Karena wudu yang Zahra miliki belum batal, ia langsung mendirikan salat sunah qabliyah. Sesudah salat sunah, ia duduk dan kembali berdzikir sembari menunggu iqamah. Kemudian, ia mendirikan salat subuh secara munfarid. Setelah selesai, ia kembali berdzikir dan membaca Al-Qur'an untuk beberapa saat.
Saat fajar mulai terbit, Zahra melanjutkan aktivitasnya. Dari menyiapkan makanan, beres-beres rumah, mencuci, menyiapkan kebutuhan kakaknya bekerja, dan salat dhuha. Karena semua pekerjaan yang ia lakukan telah selesai, ia kembali ke kamar dan mendengarkan murottal. Ia pun tertidur hingga waktu dzuhur tiba.
Zahra bergegas bersiap untuk menunaikan salat. Air wudu yang masih menetes, membasahi sajadah yang ia pakai. Salat ia nikmati dan lakukan dengan tuma'ninah. Saat sujud, ia berlama-lama untuk berdo'a dan meminta.
Akhirnya, salat dzuhur telah ia tunaikan. Setelah berdo'a, Zahra pergi ke kamar ibunya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.
"Assalamu'alaikum, Ibu" ucap Zahra sambil membuka pintu kamar. Ibunya yang sedang membaca sebuah buku di atas tempat tidur pun menghentikan aktivitasnya.
"Wa'alaikumussalam, ada apa?" Ibunya menutup buku yang ia pegang dan menepuk tempat tidur di sampingnya, bermaksud untuk meminta Zahra duduk di sana.
Zahra pun langsung duduk di samping ibunya dengan memengang halus tangan ibunya. "Tidak, Ibu. Aku hanya ingin bertanya."
Sebelum bertanya, Zahra menjelaskan tentang dirinya yang sedang salat tahajud semalam. Ia mengatakan, saat dirinya salat, ia merasakan kalau sedang berada di suatu tempat yang benar-benar membuatnya tenan dan nyaman. Zahra pun bertanya, "Apakah keistimewaan salat tahajud, Bu?"
Ibunya pun mengusap kepala putri kesanyangannya seraya berkata, "Sepertiga malam adalah waktu yang pas untuk kamu berdoa, Sayang. Menangislah kamu di waktu tersebut. Kemudian, berdo'alah kepada Allah tentang apa yang kamu minta. Saat sepertiga malam itulah para malaikat turun disertai berkokoknya ayam-ayam. Keistimewaan lainya adalah membuat diri kita lebih dekat dengan Allah, Nak. Kamu ceritakan semua masalahmu kepada-Nya. Insya Allah, setiap masalahmu akan dipermudah. Dan satu lagi, ini saran dari Ibu. Apabila kamu mencintai seseorang, do'akan dia di saat-saat itu. Sebutkan namanya di setiap butiran tasbihmu. Maka, kesempatan untuk terkabul pun akan lebih besar, Sayang."
Setelah itu, Zahra memeluk ibu tercintanya dan kembali melakukan aktivitasnya. Menyiapkan makan siang, belajar dengan buku yang ia miliki, membaca Al-Qur'an, dan aktivitas lainnya. Hingga ia pun tertidur di malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumi Karena Iman & Taqwa √
Novela JuvenilSebelum membaca Alangkah baiknya untuk vote dan follow dulu ya... :) Jangan lupa jejak komentarnya HAPPY READING!! ________________________________ Blurb Kagum. Sebuah kekaguman yang luar biasa, sehingga kagum itu menjadi cinta. Kisah fiksi seo...