"Besok saya berangkat..." Kahfi menatap Achi sambil memainkan jemari tangan gadisnya itu.
Ngomong-ngomong... Mereka masih berada di dalam mobil milik Kahfi setelah keduanya jalan-jalan seharian dan berakhir dengan Kahfi yang mengantarkan Achi sampai di depan rumahnya sekarang.
Tenang, lampu di dalamnya menyala kok. Jadi siapa saja bisa melihat apa yang mereka lakukan.
"Ya terus kenapa?" Achi gemas sendiri melihat Kahfi yang memanyunkan bibirnya.
Dooh Mas... Kamu tuh umurnya 30 apa 3 tahun sih? Menggemaskan banget begini?!!!
"Kan kerja.. nanti kalau udah selesai juga pulang kan?"
"Tapi kan kangen..."
Nah, ini nih.... Satu lagi sisi baru dari Kahfi yang Achi tidak pernah duga.
Di luarnya, Kahfi boleh saja terlihat sebagai lelaki yang cool nan sempurna selayaknya tokoh fiksi dengan aura yang bukan main. Tapi begitu kenal lebih dalam, ternyata lelaki yang suaranya serak dan berat bak bapak-bapak yang sudah belasan tahun merokok itu juga bisa berubah jadi bayi manja dan menggemaskan kalau sedang bersama dengan orang-orang terdekatnya.
"Sekarang kan ada teknologi yang namanya ponsel, Mas.... Kamu bisa hubungin aku kapanpun dimana pun."
"Kalau gitu... Besok pagi-pagi kamu ke rumah ya?" Ujar Kahfi dengan kedua bola matanya yang membulat lucu.
"Loh, ngapain?"
"Eumm... bantuin saya packing, sekalian nunggu sampai saya berangkat."
"Mas..." Achi memutar arah tubuhnya menghadap Kahfi, "ini aja aku udah ijin nggak bantuin kedai lho. Kasihan dong Mama kalau besok aku nggak ada lagi di sana."
"Kan ada Rama sih,"
"Nggak bisa. Mas Rama kan nggak pegang cabang di sini. Disini aku sama Mama yang handle."
Sambil memberengut, Kahfi melepaskan tautan tangannya dengan Achi dan kembali menghadap ke jalan. Ngambek dia tuh ceritanya.
"Ya udah sana kamu masuk deh. Saya mau pulang udah malem."
Achi tersenyum, sadar kalau si Mas pacar sedang dalam mode merajuk.
"Ulululu... Gantengnya pacarku. Jangan ngambek dong..." Dia mencolek dagu Kahfi.
Gengsi sih sebenarnya, deg-degan juga. Apa lagi Achi belum pernah merayu laki-laki yang merajuk seperti ini (ya iyalah, pacaran saja belum pernah 🙄). Tapi mau bagaimana lagi, mereka kan baru saja 'jadi' masa sudah tengkar gara-gara hal sepele begini?
"Masa mau ninggal aku tugas tapi ngambek. Nanti kalau aku kangen gimana?"
Kahfi tidak menyahut. Meski begitu, diam-diam dia melirik Achi yang masih menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me&You ✓
Short StoryDua rasa sudah jadi satu. Dua keluarga sudah sama-sama setuju. Kira-kira, apakah masih ada halangan untuk mereka berdua ya? .................................................................