Yayah Day

88 20 1
                                    

"Morning Capt," Shinta, salah satu crew yang bertugas bersama Kahfi hari ini tersenyum manis menyapa si kapten.

"Oh, morning." sayangnya yang disapa hanya menyahut sekenanya. Maklum, sedang sibuk dengan ponselnya.

"Kok belum pulang capt?" Bukannya pergi, Shinta malah mendekat dan duduk di sebelah Kahfi. Si pramugari cantik itu memandangi Kahfi dengan tatapan memuja.

Ya iyalah. Siapa juga yang nggak kepincut dengan Kahfi? Dia pakai kaos belel dan sandal jepit saja masih sering di goda ibu-ibu kompleks, apalagi tampilan yang kayak begini?

"Ini lagi nungguin istri saya —nah itu dia, Sayang!" mengabaikan perempuan di sebelahnya yang wajahnya mendadak terlihat pias, Kahfi bergegas berdiri dan menghampiri Achi.

"Dari tadi?" Tanyanya setelah memeluk dan mencium kening sang istri.

"Nggak kok baru sampai…" Achi tersenyum seadanya, pandangannya langsung beralih ke Shinta yang masih duduk di kursi tunggu yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Siapa tuh?" tanya Achi dengan sebelah alisnya yang terangkat.

Kahfi ikut menoleh, "oh itu… Shinta, pramugari yang tadi tugas bareng aku."

Jawaban Kahfi sebenarnya santai. Kelewat santai malah. Tapi memang dasarnya saja Achi yang sedang sensi. Bukannya apa-apa, tapi selama menjadi istri dari Kahfi dia belum pernah melihat ada pramugari yang secara sukarela menemani suaminya duduk di kursi tunggu. Apalagi tadi Achi sempat memergoki si Shinta Shinta itu menatap sang suami dengan tatapan mata yang tidak biasa.

"Cantik yah?"

Kahfi terdiam sejenak. Tapi dia tau mood istrinya itu sudah mulai tidak bagus. Jadi daripada lama-lama berada di sana lebih baik dia segera membawa Achi pergi.

Daripada daripada kan ya, masa baru pulang tugas sudah dimusuhi 🙃

Sampai di mobil, Kahfi langsung memakai sabuk pengamannya dan duduk di kursi penumpang depan.

Iya, setelah bersusah payah di ajari —meskipun dengan keringat dan air mata serta mengorbankan bemper depan yang penyok akibat menabrak pot tetangga, akhirnya mbak istri bisa menyetir mobil sendiri juga. Yeeay!!!

"Yang," Kahfi yang menyadari Achi hanya diam saja selama perjalanan menuju parkiran akhirnya mencolek dagunya.

Senyum jahilnya muncul saat melihat si mbak istri masih tidak merespon. Dengan perlahan Kahfi beringsut mendekat dan mencium pipi Achi yang langsung membuat Achi kaget, wanita itu nyaris saja menekan pedal remnya.

"Astaghfirullah Mas!"

Kahfi tertawa. Padahal biasanya dia akan langsung memejamkan matanya begitu mobil melaju dan membiarkan Achi menyetir sendiri sampai tiba di rumah. Tapi kali ini kantuknya entah hilang kemana, dia lebih tertarik menjahili sang istri.

"Cemburu ya kamu?" Kahfi masih mencolek-colek lengan Achi. Senyuman belum luntur dari wajahnya.

"Nggak."

Meskipun Achi menjawab dengan wajah datar dan tanpa menoleh ke arahnya Kahfi tau istrinya itu cemburu. Iya cemburu, sesuatu yang tidak pernah ditunjukkan oleh Achi bahkan setelah mereka menikah dan memiliki anak.

Me&You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang