Tanpa bicara, Yuri mengikuti panduan perawat yang akan membantunya menjalani pemeriksaan hari itu sementara Changwook bersama dengan Seonho.
Setelah melakukan pemeriksaan, Yuri kembali ke tempat Changwook menunggu karena pria itu sudah selesai lebih dulu.
"Oppa.", panggilnya membuat yang dipanggilnya itu menolehkan kepalanya ke sumber suara dan tersenyum ke arahnya.
"Masih ada waktu sebelum hasil pemeriksaan keluar. Kau mau berjalan-jalan di luar?", tanya Changwook yang langsung disetujui oleh Yuri.
Ketika keduanya hendak pergi, tiba-tiba ponsel Changwook berbunyi membuat keduanya menghentikan langkah kaki mereka.
"Dari kantor.", ucap Changwook saat ia melihat ke arah ponselnya.
"Angkatlah.", perintah Yuri dan Changwook pun langsung mengangkat panggilan itu di depan Yuri sementara sang wanita memperhatikan gerak gerik pria itu.
Dari perubahan ekspresi Changwook, Yuri yakin jika ada masalah.
"Yuri, sepertinya ada sedikit masalah di kantor..", ucap Changwook ragu namun Yuri langsung menunjukkan senyumannya yang menenangkan pada Changwook.
"Pergilah jika itu memang penting.", ujarnya untuk meyakinkan Changwook kalau ia tidak masalah jika pria itu ingin pergi sekarang.
"Aku janji akan kembali secepatnya sebelum hasil pemeriksaan keluar satu setengah jam dari sekarang.", ucap Changwook sedangkan Yuri terlihat menganggukan kepalanya.
"Tidak usah buru-buru. Selesaikan saja urusanmu di kantor.", balas Yuri lalu Changwook mengecup keningnya singkat sebelum pergi meninggalkan istrinya yang menatap kepergiaannya sampai ia benar-benar tidak dapat dilihat lagi.
"Kau belum memberitahukannya?", tegur Seonho yang entah sejak kapan berdiri di sebelah Yuri sekarang.
"Sepertinya aku tidak akan pernah bisa memberitahukannya.", jawab Yuri yang kini mendudukan tubuhnya pada sofa di dekatnya dan kini posisi Seonho berada di depannya.
"Mau aku yang memberitahukannya?"
"Tidak, jangan lakukan itu.", tolak Yuri cepat.
"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau suamiku membuat janji temu denganmu?", tanya Yuri.
"Itu karena kau pasti menolak datang.", jawab Seonho jujur.
"Tidak ada yang tahu keadaanmu sebaik diriku Yuri. Jadi, jangan takut, aku tidak akan memberitahukan apapun soal kejadian enam bulan yang lalu.", ucap Seonho sedangkan Yuri hanya terdiam sambil menunjukkan senyuman getirnya.
~
Saat Changwook sampai, Dohwan langsung menghampirinya dan menjelaskan perihal masalah yang sedang terjadi di kantor saat Changwook pergi barusan.
"Aish, sudah kubilang untuk jangan mengambil keputusan gegabah. Kenapa mereka sangat menyebalkan.", oceh Changwook yang kini sedang berjalan menuju ke ruangan rapat.
Sesampainya ia disana, dilihatnya seluruh kursi rapat sudah penuh diisi oleh para pemangku kepentingan di perusahaannya. Topik rapat dadakan itu adalah tentang tindakan akuisisi yang akan mereka laksanakan.
Changwook duduk di kursinya dan menatap setiap orang dengan ekspresi sebalnya sampai akhirnya ia membuka suaranya.
"Jadi, apa yang ingin kalian inginkan? Membatalkan akuisisi? Padahal kita sudah membicarakan ini kemarin dan kalian juga sepakat akan hal itu."
"Tapi anda sama sekali tidak mengatakan jika perusahaan itu diambang kebangkrutan!", seru seorang pria paruh baya yang berjarak tiga kursi dari Changwook. Karenanya perhatian Changwook sepenuhnya tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments Make Memories (Completed)
FanfictionPernikahan itu bagaikan sebuah anugerah bagi seorang Kwon Yuri. Ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan sosok pria tampan dan kaya raya yang begitu sempurna untuknya. Bagaimana kehidupan pernikahan keduanya? Bisakah kedua insan tersebut melewa...