"Aku ingin menciummu."
Yuri termenung sejenak karena perkataan Changwook yang sangat tidak masuk diakal ditambah pada situasi yang sangat tidak tepat.
Dalam sepersekian detik setelah ucapan Changwook itu, Yuri tergelak dalam tawanya membuat lawan bicaranya mengerutkan keningnya heran dengan reaksi itu.
Tanpa mempedulikan tatapan aneh yang dilemparkan Changwook padanya. Yuri terus saja larut dalam tawa gelinya sambil memegangi perutnya.
"Bagian mana dari perkataanku yang lucu sampai kau terpingkal-pingkal seperti ini?", Changwook menyela saat tawa Yuri mulai mereda dan wanita itu meraih beberapa lembar tissue dan mengelap air mata yang sedikit keluar dari matanya akibat terlalu banyak tertawa.
"Kau.", Yuri menjawab tanpa ragu dengan tatapannya yang kembali tajam pada Changwook.
"Aku?"
"Ya, kau.", Yuri mengulang jawabannya dengan tegas lalu kepalanya menoleh ke arah pintu masuk saat suara deritan pintu kayu tua itu berbunyi lebih keras dari biasanya ketika pelanggan lain masuk.
"Ohh, wanitamu baru saja tiba. Bersenang-senanglah.", Yuri berucap dengan nada bicaranya yang dingin dan terdengar sinis ketika melihat sosok Minyoung yang memasuki area restoran, tempat mereka saat ini.
Changwook mengikuti arah pandang Yuri lalu menghela nafasnya berat karena ucapan wanita itu.
"Nikmati waktu kalian berdua.", Yuri berdiri dari kursinya lalu menyampirkan tasnya ke bahunya sambil melemparkan tatapan dinginnya pada Changwook sebelum akhirnya menundukkan kepalanya dan pergi.
Yuri mengabaikan tatapan tajam Minyoung padanya saat mereka berpapasan. Bahkan Yuri dengan sengaja mendorong wanita itu dengan bahunya cukup keras.
Setelahnya senyuman tipis penuh kepuasan itu menghiasi wajah cantiknya dan ia melangkahkan kakinya begitu saja tanpa memedulikan tatapan penuh kebencian yang diberikan Minyoung.
"Kau masih menemui wanita itu?", Changwook terlihat memutar matanya malas.
"Bagaimana kau bisa ada di sini?", tanya Changwook dan mengabaikan pertanyaan Minyoung sebelumnya.
"Aku hanya kebetulan ada di sekitar sini.", Minyoung menjawab dan memperhatikan Changwook yang fokus pada hal lain. Ia pun berbalik untuk mengikuti arah pandang pria itu. Dilihatnya sosok Yuri dan Seojoon yang sedang berbicara dengan akrab di luar sana.
"Kalau tidak ada yang ingin kau katakan, aku pergi.", Changwook membuka suaranya dan tanpa menunggu jawaban dari Minyoung, ia sudah melenggang pergi untuk menyusul Yuri yang selesai dengan Seojoon.
~
Yuri menatap risih Changwook yang terus mengikutinya sejak beberapa menit yang lalu, bahkan pria itu selalu berjalan di sebelahnya.
"Kenapa?", tanya Changwook.
"Pergilah.", usir Yuri namun Changwook sama sekali tidak memedulikan soal itu.
"Tidak mau. Aku akan bersama terus sepanjang hari.", Yuri terlihat memutar matanya malas dan ia benar-benar merasa terganggu saat ini.
"Kau tidak bekerja? Seingatku Tuan Ji Changwook adalah pria yang sangat sibuk.", Yuri membalas dengan nada suaranya yang sinis.
"Mungkin Dohwan akan menanganinya hari ini. Kemampuannya sudah sangat meningkat di berbagai hal akhir-akhir ini.", Changwook tidak terlihat terintimidasi sedikit pun oleh betapa ketusnya Yuri padanya.
"Begitukah?", Changwook menganggukan kepalanya dengan lengkungan senyuman manis di wajahnya.
"Kalau kau begitu menyukainya. Berpacaranlah dengannya saja dan jangan ganggu aku.", ucap Yuri diiringi senyuman miringnya saat melihat reaksi Changwook yang tercengang karena perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments Make Memories (Completed)
FanfictionPernikahan itu bagaikan sebuah anugerah bagi seorang Kwon Yuri. Ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan sosok pria tampan dan kaya raya yang begitu sempurna untuknya. Bagaimana kehidupan pernikahan keduanya? Bisakah kedua insan tersebut melewa...