Pagi itu dibuka dengan Yuri yang kembali mengayuh sepedanya untuk mengantarkan susu. Senyuman tidak pernah hilang dari wajahnya sepanjang jalan.
Yuri menghentikan sepedanya di depan rumah Seojoon dan dilihatnya pria itu berdiri di depan pintu gerbangnya dengan senyumannya melihat Yuri.
"Ohh, lihatlah siapa yang kembali.", ucapnya.
"Yaa, dengan suatu negosiasi panjang dan sedikit paksaan.", sahut Yuri membuat Seojoon terkekeh karenanya.
"Kalian sudah meluruskan situasi di antara kalian berdua?", tebak Seojoon sambil meraih susu yang diberikan Yuri dari keranjang sepedanya.
"Bagaimana kau tahu?", tanya Yuri balik dengan antusias.
"Seharusnya kau lihat sendiri ekspresimu di cermin. Semua orang akan tahu bahwa sesuatu yang baik baru saja terjadi.", jawab Seojoon.
"Begitukah?", Yuri memegang pipinya yang memerah karena malu.
"Kalau dirimu? Kau tidak berencana berbaikan dengan Park Minyoung?", tanya Yuri membuat senyuman di wajah pria itu perlahan menghilang.
"Entahlah.", jawabnya dengan senyuman canggungnya.
"Sejujurnya aku tidak pernah membayangkan hubungan kami menjadi lebih baik daripada ini. Kau tahu maksudku kan? kami sangat sibuk dengan urusan kami masing-masing. Dia dengan segala usahanya untuk merebut tempatmu dan aku yang puas dengan keadaanku sekarang.", tambahnya membuat Yuri merasa bersalah membahas soal Minyoung pada Seojoon.
"Maaf, seharusnya aku tidak merusak suasana hatimu.", ucap Yuri dengan penuh penyesalan.
"Kau tidak membencinya?", tanya Seojoon penasaran karena Yuri masih bisa membicarakan Minyoung dengan santai padahal banyak hal yang sudah terjadi karena wanita itu.
"Sebagai informasi, aku membenci semua orang.", jawab Yuri santai.
"Park Minyoung layaknya helaian jerami di tumpukan jerami. Kalau kau bersedia, aku bisa menyebutkan semuanya.", tambahnya.
"Omong-omong kau sudah makan?", Seojoon berusaha mengalihkan topik karena tidak ingin membahas tentang itu lagi.
"Aku tidak sempat sarapan karena berlari keluar sebelum Changwook berubah pikiran..ahh, aku bicara terlalu banyak yaa. Ohh intinya aku belum makan.", jawab Yuri.
"Itu bagus. Aku hendak pergi menyarap, ikutlah denganku."
"Baiklah, aku harus mengantar beberapa susu lagi. Kau tunggu sebentar.", Seojoon menganggukan kepalanya dan Yuri segera pergi melakukan pekerjaannya dengan cepat.
~
Dohwan menatap Changwook dengan kejengkelan maksimalnya karena pria itu sama sekali tidak mendengarkan apa yang baru saja dilaporkannya.
"Kuharap kita bertukar tempat dan biarkan aku yang melakukan itu padamu.", gumam Dohwan lalu mengentuk meja kerja kayu Changwook sehingga sang pemilk, tersadar akan kehadiran orang lain di ruangannya.
"Suasana hatiku sedang sangat baik. Jadi aku akan membunuhmu kalau kau mengacaukannya saat ini.", ancam Changwook.
Dohwan terlihat memutar matanya malas sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada atasannya.
"Semalam dia bilang dia mencintaiku.", cerita Changwook dengan wajahnya yang secerah cuasa musim panas di luar.
"Oh, selamat.", jawab Dohwan asal.
"Kenapa reaksimu begitu?", tegur Changwook tidak suka.
"Yahh, karena itu sudah tidak mengejutkan lagi bagiku?", balas Dohwan sambil mengangkat bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments Make Memories (Completed)
ФанфикPernikahan itu bagaikan sebuah anugerah bagi seorang Kwon Yuri. Ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan sosok pria tampan dan kaya raya yang begitu sempurna untuknya. Bagaimana kehidupan pernikahan keduanya? Bisakah kedua insan tersebut melewa...