Changwook menatap Yuri yang termenung dengan tatapannya yang kosong, wanita itu masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Begitu juga dengan dirinya. Pertama, dia bahkan baru tahu jika Yuri memiliki seorang nenek. Kedua, fakta bahwa sosok itu pergi untuk selamanya di tengah situasi ini dan ia belum pernah sekalipun menemuinya.
"Yuri.", panggil Bogum sambil mengguncang tubuh wanita itu karena Yuri tidak kunjung meresponnya.
"Tidak, Bogum-ah. Aku baru kemarin menemuinya. Tidak mungkin!", sangkal Yuri. Dia benar-benar kehilangan akal sehatnya saat ini.
"Yuri, sadarkan dirimu.", ucap Bogum sambil menatap manik mata Yuri dalam namun wanita itu memilih untuk membuang wajahnya ke arah lain dan saat itu ia tidak sengaja bertatapan dengan Changwook.
Keduanya sama-sama diam tidak berkutik hingga suara nafas Yuri terdengar tidak seirama seperti sebelumnya. Tarikan nafasnya menjadi lebih berat sambil tangannya memegang lehernya yang seperti tercekat.
Dalam waktu sepersekian detik yang singkat itu, Changwook menyaksikan bagaimana wanita yang kini sudah menjadi mantan istrinya hampir tidak bisa bernafas karena sesak yang dialaminya.
"Aku tidak bisa bernafas..", lirih Yuri dengan bersusah payah karena keadaannya saat ini. Baik Bogum maupun Changwook, keduanya sama-sama terkejut dan kebingungan saat ini.
"Yuri!", panggil Changwook yang hendak mendekati wanita itu dan niatnya ingin menenangkannya namun ia kalah cepat dengan seoranh pria yang baru saja tiba dan kini mengambil alih tubuh Yuri dari Bogum.
"Tidak apa-apa, tarik nafasmu perlahan.", titah Seonho dengan lembut untuk membantu Yuri.
Changwook masih berdiri di tempatnya dengan kekhawatirannya namun melihat bagaimana Seonho memperlakukan Yuri membuat kebenciannya kembali membuncah.
Pada akhirnya, Changwook memilih untuk pergi dari sana dan meninggalkan Yuri begitu saja.
~
Setibanya di rumah, Changwook hanya berdiam diri di ruang tengah sendirian dan tidak melakukan apapun.
Kurang lebih setengah jam, ia berpikir keras untuk memutuskan sesuatu. Saat itu ia langsung mengambil ponselnya dan segera menghubungi Dohwan.
"Halo?", jawab pria itu dari seberang telepon sana.
"Persiapkan pemakaman untuk nenek Yuri.", perintahnya tegas.
"Apa? Nenek siapa?", tanya Dohwan terkejut.
"Ck, aku yakin kau sudah mendengarnya saat kuperintahkan tadi."
"Baiklah.", jawab Dohwan dan setelah pria itu menutup panggilan itu, Changwook melemparkan ponselnya ke sebelahnya lalu menyandarkan kepalanya pada sofa sambil menatap langit-langit tempat yang sudah ditinggalinya selama tiga tahun terakhir.
Di sisi lain, Bogum menghampiri Yuri yang masih berbaring di ranjang pasien IGD setelah ia kehilangan kesadarannya tadi dan Seonho memutuskan untuk membawanya ke sana.
"Kau sudah bangun?", tegur Bogum yang kini duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang itu sedangkan Yuri pada posisinya yang menghadap ke kanan.
"Sudah lebih baik?", tanya Bogum lagi karena kelihatannya Yuri tidak akan menjawab pertanyaannya yang sebelumnya dan kali ini pun wanita itu memilih untuk bungkam.
"Ji Changwook akan mengadakan pemakaman untuk halmeoni.", ucapnya yang akhirnya membuat Yuri mengalihkan pandangannya pada Bogum.
"Bagaimana menurutmu? Sebaiknya dibiarkan atau ditolak saja?", tanya Bogum lalu Yuri terlihat ingin bangun dan ia pun membantu temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments Make Memories (Completed)
FanficPernikahan itu bagaikan sebuah anugerah bagi seorang Kwon Yuri. Ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan sosok pria tampan dan kaya raya yang begitu sempurna untuknya. Bagaimana kehidupan pernikahan keduanya? Bisakah kedua insan tersebut melewa...