Moments Make Memories - Again

212 40 18
                                    

Sepulang bekerja, Yuri mendapati mobil Changwook sudah menunggu di depan toko bunga. Pria itu keluar tak lama setelahnya dengan senyuman tipisnya di wajahnya yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

"Kau sakit?", tegur Yuri saat melihat dari dekat, pria itu sangat berkeringat.

"Hanya flu biasa.", jawab Changwook sedangkan Yuri masih menatap pria itu dengan lekat.

"Aku tahu, terkena flu di musim panas itu memang aneh, tapi aku akan segera sembuh.", ucap Changwook karena Yuri tidak kungjung mengatakan apapun.

"Sudah minum obat?", tanya Yuri yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Changwook.

"Nanti kalau sudah di rumah.", jawab pria itu.

Yuri terlihat menghela nafasnya pelan lalu berjalan mendekati Changwook dan menempelkan punggung tangannya pada kening pria itu.

"Kau demam cukup parah.", setelahnya Yuri menurunkan tangannya lalu berjalan masuk ke kursi kemudi membuat Changwook menatapnya bingung.

"Masuklah, aku yang akan menyetir.", ucap Yuri dengan menurunkan kaca mobilnya ketika Changwook masih bergeming di tempatnya.

"Cepatlah!", seru Yuri kesal, setelahnya barulah Changwook bergerak ke arah kursi kemudi dan membiarkan Yuri menyetir.

Suasana hening menyelimuti kedua insan yang berada di dalam mobil yang berjalan dengan kecepatan sedang membelah kota Seoul.

"Kudengar sepedamu dimanipulasi.", ucap Changwook memecah keheningan di antara mereka dalam beberapa menit perjalanan. Yuri tidak menjawab, ia terlihat mengeratkan pegangannya pada stir mobil dan berusaha untuk tetap tenang.

"Ohh, kalian sudah tahu siapa yang melakukannya?", tanya Yuri dengan nada bicaranya yang dibuat setenang mungkin.

"Belum."

"Kuharap kau lebih terbuka padaku Yuri. Supaya kita bisa memecahkan masalah ini secepatnya.", ucap Changwook.

Yuri menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya lagi dengan sedikit kasar.

"Jika kau ingin tahu tentang musuhku. Mungkin aku tidak akan selesai menyebutkannya sampai besok.", balas Yuri dan kali ini Changwook yang menghela nafasnya lalu ia menyandarkan kepalanya dengan matanya yang dipejamkannya saat rasa pusing itu kembali menguasai kepalanya. Percakapan keduanya pun berakhir sampai disitu hingga mereka tiba di rumah Changwook.

Yuri langsung bekerja di dapur, membuatkan makanan untuk Changwook sebelum meminum obat flunya.

~

Di malam hari, Yuri bangun dari tempat tidurnya karena ia tidak bisa terlelap sejak tadi padahal tubuhnya sudah sangat kelelahan.

Akhirnya ia memilih keluar kamarnya dengan tujuan mengambil segelas susu di dapur.

Diperjalanannya ke dapur, Yuri melewati kamar Changwook. Dilihatnya pintu kamar pria itu tidak ditutupnya dengan rapat.

Dari sela pintu itu, Yuri mendengar suara helaan nafar berulang kali serta batuk dari dalam kamar. Keadaan Changwook benar-benar buruk, pikirnya.

Yuri mendorong pelan pintu kamar itu untuk memeriksa keadaan sang pemilik kamar yang kini tidur membelakangi pintu dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke leher.

"Oppa? Kau sudah tidur?", panggil Yuri pelan namun tidak ada jawaban.

Dengan modal kenekatannya, Yuri mendekat dan duduk di sisi ranjang pria itu. Dari sudut pandangnya, pria itu terlihat berkeringat lebih parah dari sore tadi.

Ketika Yuri mengecek suhu tubuhnya pun, ia sangat yakin panasnya lebih tinggi dari terakhir kali. Ekspresi khawatir tidak dapat dielakkannya lagi.

Tanpa pikir panjang, Yuri hendak berlari ke arah dapur dan menyiapkan air dingin serta handuk untuk mengompres Changwook namun tangan pria itu menarik lengannya hingga ia kembali duduk di tempatnya semula.

Moments Make Memories (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang