Changwook keluar dari gedung pencatatan sipil dengan raut wajahnya yang berseri-seri. Kakinya melangkah dengan ringan menuruni anak tangga yang panjang hingga ia tiba di depan mobilnya.
Pria itu masuk ke dalam mobilnya lalu mengeluarkan ponselnya untuk segera menghubungi wanita yang ingin ditemuinya.
Panggilan itu tidak langsung dijawab oleh Yuri, setelah nada panggilan ketiga, akhirnya suara merdu itu terdengar mengalun indah di telinga Changwook.
"Aku sudah selesai. Kau sekarang dimana? Aku akan menjemputmu.", ucap Changwook tanpa berbasa-basi lagi.
"Kurasa kita bertemu di rumah saja. Aku harus menemui seseorang terlebih dahulu. Aku akan segera kembali.", balas Yuri.
"Ohh, baiklah.", jawab Changwook tanpa bertanya lebih lanjut.
"Ada yang kau inginkan? Aku akan membelinya dalam perjalanan nanti.", tanya Changwook sebelum menutup panggilannya.
"Bir. Kurasa lemari pendingin mahalmu kehabisan bir.", jawab Yuri membuat Changwook tersenyum.
"Ok, aku akan membeli bir yang banyak hingga tidak muat lagi di dalam lemari pendingin.", balasnya.
Yuri membalas dengan tersenyum tipis walau lawan bicaranya tidak dapat melihatnya. Matanya kini melihat pada sebuah mobil sedan yang berhenti di depannya lalu tak lama setelahnya sosok Seonho keluar dari balik kursi kemudi.
"Oppa, kututup dulu yaa. Sampai jumpa nanti.", ucap Yuri sebelum menutup panggilan Changwook.
Yuri menjauhkan ponselnya dari telinganya lalu memasukkannya ke dalam tasnya sampai semuanya selesai, ia menyadari bahwa Seonho sudah berdiri di depannya saat ini.
"Menunggu lama?", tegur Seonho yang dijawab dengan gelengan kepala pelan oleh Yuri.
"Ada yang ingin kau makan sore ini?", tanya Seonho terdengar canggung sekaligus gugup.
"Di dekat sini ada restoran yang lezat. Kau tidak keberatan kan jika berjalan ke sana?", Yuri menatap Seonho lekat, menunggu jawaban dari pria itu.
"Bailklah.", Yuri menunjukkan jalannya pada Seonho lalu keduanya pun berjalan beriringan.
"Terima kasih untuk susu, pereda pengar dan sarapan tempo hari. Maaf aku baru sempat mengatakannya.", ucap Seonho memecah keheningan.
"Itu tidak seberapa.", balas Yuri dengan diikuti senyuman manisnya membuat pria yang berjalan di sampingnya itu terpaku tatapannya pada satu objek, yaitu Kwon Yuri.
"Kau terlihat semakin bersinar. Kau sadar soal itu kan?", ucap Seonho membuat Yuri menatap ke arahnya.
"Mungkin karena aku bahagia akhir-akhir ini.", sahut Yuri.
"Ahh, pantas saja.", Seonho menatap lurus ke depan dengan hatinya yang terasa berat. Ia tahu persis maksud 'bahagia' yang Yuri maksud.
~
Changwook tiba di rumah setelah pergi sebentar ke super market. Ketika ia menghentikan mobilnya di depan gerbang rumahnya, seseorang mengetuk jendela mobilnya membuat pria itu sontak menoleh.
"Noona?", gumam Changwook pelan ketika melihat Minyoung lah yang melakukannya.
Minyoung mengisyaratkan pada pria itu untuk keluar dan hal itu pun dilakukan oleh Changwook.
"Apa yang ingin kau bicarakan?", tanya Changwook tidak terdengar hangat ataupun dingin.
"Changwook-ah, kau sangat membenciku?", tanyanya tiba-tiba membuat Changwook terlihat mengerutkan keningnya bingung.
"Kurasa kau tahu jawabannya.", sahut Changwook sehingga raut ekspresi kesedihan ssmakin terlihat jelas di wajah wanita itu.
"Setelah semua yang kau lakukan pada Yuri, aku tidak mau berurusan denganmu lagi. Kuharap kita tidak bertemu lagi mulai saat ini.", ucap Changwook tegas. Ia bertekad untuk memutus benang penghubung di antara keduanya demi Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments Make Memories (Completed)
FanfictionPernikahan itu bagaikan sebuah anugerah bagi seorang Kwon Yuri. Ia tidak pernah menyangka akan menikah dengan sosok pria tampan dan kaya raya yang begitu sempurna untuknya. Bagaimana kehidupan pernikahan keduanya? Bisakah kedua insan tersebut melewa...