REYHAN | AFTER MARRIED [REVISI]

1. Diana Syafiranda ✓

بسم الله الرحمن الرحيم

•••••

Jam sudah menunjukkan pukul 05:00, sedangkan disebuah kamar bernuansa hijau mint itu seorang gadis masih asik dalam alam mimpinya, belum terganggu dengan bunyi alarm dari ponselnya.

"Eugh." lenguhnya dengan mata yang masih tertutup, ia mencoba mematikan alarm yang tak kunjung ditemukan.

"Mana si kok enggak ketemu." ujarnya sambil meraba meja samping tempat tidurnya, matanya masih setengah tertutup.

"DIANA BANGUN ITU ALARMNYA UDAH BUNYI DARI TADI. BERISIK TAUK! GANGGU!"

Gadis itu berjengik, dadanya berdebar kencang akibat terkejut dengan teriakan dari luar kamarnya itu.

"IYA BUNDA INI LAGI MAU DIMATIIN."

"UDAH BURUAN SHALAT SANA, KEBURU WAKTUNYA HABIS NANTI!" perintah sang bunda yang masih setia didepan pintu kamar.

Gadis berparas cantik dengan nama panjang Diana Syafiranda Aprilia Sari Putri dari Ayah Farhan Malik dan Bunda Vina Sari itu menghela nafas kasar sebelum kembali menjawab.

"IYA BUNDAHARA, INI MAU NGUMPULIN NYAWA DULU!"

"MAKANYA WAKTUNYA TIDUR ITU TIDUR BUKAN MALAH TERIAK-TERIAK OPPA JIMIN SARANGHAE!" omel sang Bunda dari luar menirukan kegilaan anak gadisnya tadi malam.

Setelah mendengar suara kaki Bundanya mulai menjauh, ia bergegas pergi ke kamar mandi dan menjalankan ritual mandi kilat lalu berwudhu.

Biar bagaimanapun Diana adalah sosok gadis yang tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim, walaupun sudah telat tetapi urusan diterima atau tidaknya suatu ibadah kan ada pada yang diatas.

30 menit kemudian ia telah siap dengan seragam sekolah lengkap dan tak lupa memakai hijab putih, sunscreen, bedak tabur tipis dan juga liptint agar terlihat fresh. Walaupun sudah cantik alami tapi kan tetep harus ditunjang dengan skincare biar tambah syantik.

"Coba aja semalem si Jimin kagak live mesti gue kagak mungkin kesiangan." dumelnya dengan tangan yang sibuk membereskan tempat tidur, jika tidak dibereskan dia bisa diamuk oleh Bundanya.

"Eh tapi gapapa si, lumayan sebelum tidur dapat asupan." ucapnya kembali sambil nyengir.

Dia pun berjalan menuruni anak tangga lalu menengok ke rak sepatu dibawah tangga, tempat biasa dirinya dan sang adek menaruh sepatu.