66. Penyelesaian

422 15 0
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم

•••••

"Hai? Apa kabar?" Pertanyaan basi yang terpilih menjadi awal perbincangan dua pria yang dulunya pernah menjadi kawan sejawat itu.

"Seperti yang Lo liat, rasanya sangat luar biasa." Jawab Arka terkekeh. Tawa renyah yang dijadikan topeng penutup rasa malunya pada sang rival.

"Mami sama papi pasti bangga sama Lo."

"Iya, mereka bangga banget, buktinya mereka sampe rela terbang dari Jerman saat denger kabar gue ditahan. Padahal dulu saat gue menang lomba sains tingkat nasional aja mereka gak ada yang sekedar ngucapin selamat. Jadi gue bener-bener berterima kasih ke Lo Rey." Jika kalimat-kalimat sebelumnya hanyalah bualan, maka kalimat terakhir itu benar-benar tulus diucapkannya.

Dia benar-benar berterima kasih kepada rivalnya karena sudah memberikan pelajaran yang tidak akan terlupakan seumur hidupnya.

"Ternyata bener ya, Lo itu bolol banget." Ucapnya mengejek.

"Apa sih baiknya Abel sampe Lo rela ngorbanin masa depan Lo hanya demi dendam yang dia punya?"

"Gak perlu gue jawab Lo pasti ngerti lah, Lo juga bucin kan sama Diana." Tunjuknya pada gadis disebelah Reyhan sambil tersenyum tipis dan dibalas tatapan tidak bersahabat oleh sang empu.

"Iya, setidaknya gue bucin pada orang yang tepat."

Untuk beberapa saat tidak ada lagi bahasan dari dua orang pria itu, entah mengapa atmosfer diruangan itu terasa begitu canggung.

"Seberharga itu ya Ka?" Tanya Reyhan dengan nada yang terdengar sendu.

"Hm."

"Lebih berharga dari pada persahabatan kita." Kenapa rasanya tiba-tiba sesak di dadanya saat menanyakan itu. Padahal biasanya tidak begini. Apa karena kali ini mereka berbicara dengan tenang tanpa emosi tidak seperti sebelum-sebelumnya.

Atau apakah ini puncak kekecewaan nya pada mantan sahabatnya. Ingin marah dan melampiaskan semuanya pada Arka, tapi Reyhan sadar, Arka hanyalah alat yang dibuat oleh Sabela.

Diana mengelus lembut punggung tangan Reyhan dengan ibu jarinya. Sedari tadi pria itu tidak pernah melepaskan genggamannya barang sedetik pun.

"Sorry Rey, gue akui gue salah karena udah kemakan omongan nya Abel, tapi Lo pasti paham kan posisi gue saat itu."

"Cuma Abel yang gue punya."

"Lo punya gue sama yang lainnya." Sela Reyhan cepat. Arka menggeleng.

"Rasanya beda Rey, gue butuh sosok yang sama-sama terluka, sosok lembut yang membiarkan gue menangis di pundaknya, sosok yang menjadi partner dalam mengobati luka masing-masing. Dan gue nemuin itu di Abel."

"Terserah."

Arka terkekeh kecil, tidak disangka ternyata sifat ambekan Reyhan masih ada hingga sekarang.

"Gue minta maaf ya buat yang kemarin, Diana gue bener-bener minta maaf dan jujur gue gak tau rencana Abel yang berniat ngelecehin Lo." Jujurnya menyesal.

REYHAN | AFTER MARRIED [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang