Chapter 6: Target

800 133 15
                                    


Jaemin mengurung diri di kamar, hatinya begitu kalut dan ia hanya dapat memikirkan Rahee. Ia sangat merindukannya, ingin rasanya ia melarikan diri dan menemuinya. Mungkin ia akan merasa tenang bila melihat wajah cantik dan senyumannya yang manis. Namun bila ia menemui Rahee, hatinya akan terjatuh semakin dalam, cintanya pada Rahee akan semakin mengakar kuat.

Saat ini pun...rasa cintaku sudah tidak dapat terobati.

Entah berapa lama ia berada di atas, menolak ajakan Jeno untuk turun dan menikmati pesta di bawah. Banyak hal yang berkecamuk di benaknya, keselamatan Renjun dan Rahee, rasa cintanya untuk Rahee dan kedua orangtuanya. Mereka berdua datang ke Carpe Diem di siang kemarin, dengan wajah sombong dan arogan meminta Jaemin untuk kembali, sementara Jaemin hanya tertawa tanpa humor.


"Untuk apa kalian memintaku kembali?" Tanya Jaemin, kebencian terpampang jelas dari kedua matanya. "Kalian sudah lupa bila aku memutuskan hubungan? Aku bukan lagi putra kalian."

"Jangan keras kepala, Na Jaemin!" Seru Ayahnya marah, sedangkan Ibunya hanya terdiam membisu, kedua matanya menatap dingin ke arahnya.

"Ayah akan memberikan satu kesempatan lagi untuk dirimu. Pulanglah ke rumah dan temui wanita itu."

Jaemin kembali tertawa, "Oh. Kalian ingin menjodohkanku."

"Aku tidak mau." Lanjutnya, nadanya berubah datar.

"Na Jaemin, cukup sudah kau mempermalukan Ibu dan Ayahmu?! Mengapa kau tidak bisa menjadi anak berbakti seperti Jeno?!"

Jaemin menatap Jeno yang duduk di kursi bar, ia menyeringai pada Jaemin seraya mengucapkan kata-kata tanpa suara.

"Omong kosong." Itulah yang diucapkan oleh Jeno.

"Berhenti membandingkan diriku dengan Jeno." Ucap Jaemin, ia melanjutkan kegiatannya membersihkan meja.

"Kau pantas dibanding-bandingkan." Kali ini Ibunya yang berbicara. "Kau anak yang tidak berguna."

Jaemin tersenyum, bukan senyum manis yang biasa ia berikan untuk sahabat-sahabatnya atau Rahee. Namun senyuman yang mengerikan. Ia membanting kain yang ia pegang dan menendang meja yang ada di depan kedua orangtuanya. Tentu saja perbuatan Jaemin membuat keduanya terkejut, bahkan Ayahnya harus mengatur nafas karena jantungnya yang lemah.

"Bila kalian tahu aku tidak berguna, maka segera angkat kaki dari tempat ini!"


Kedua orangtuanya memang segera pergi, namun ia takut bila suatu hari mereka akan datang kembali. Jaemin mengacak rambutnya frustasi, ketika ia siap menyatakan perasaannya pada Rahee, mereka datang dan membuat semua rencananya kacau. Ia tidak mau kedua orangtuanya tahu mengenai perasaannya dan berbalik untuk menyakiti Rahee, ia takkan memaafkan dirinya sendiri bila hal itu sampai terjadi. 

Sebuah suara memecah lamunan Jaemin, ia mendengar suara gelas berjatuhan dari bawah namun tak lama terdengar suara gaduh, seperti suara orang berkelahi. Jaemin menghela napas berat, merasa kesal karena di tengah hatinya yang gundah mereka justru membuat masalah. Ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dengan malas namun apa yang ia lihat di bawah benar-benar membuatnya terkejut. Ia masih berada di tengah perjalanan, namun ketika melihat Jeno berkelahi dengan salah satu pria Jepang membuatnya langsung melangkahi dua anak tangga sekaligus. Ingin rasanya ia membalas setiap pukulan yang mengenai Jeno, namun hal tersebut hanya akan membuat suasana menjadi semakin panas.

Romantic Generation | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang