Chapter 23: See You Again

470 75 4
                                    


Renjun hanya mengetahui bahwa sudah tiga hari ini Donghyuck tidak muncul di rumah danaunya, ia selalu mengira Donghyuck tidak pernah menemukan secarik kertas darinya atau bahkan memang sengaja menghiraukan surat tersebut. Nyatanya Donghyuck sudah membaca surat tersebut di pagi harinya, sayangnya ia tidak bisa melarikan diri karena masih terkejut dengan kejadian semalam, serta ayahnya bersikap semakin berani.

"Hwang Renjun, sudah kuduga. Seharusnya anak itu ikut mati bersama kedua orangtuanya, Jepang terlalu baik untuk membuatnya hidup sampai saat ini." Di pagi hari yang kelam itu, ayahnya kembali membicarakan Renjun. "Jeno dan Jaemin bahkan terlibat," Mata ayahnya yang semula terarah pada isi koran, kemudian segera teralihkan pada sosok putranya.

Sekuat mungkin Donghyuck menahan ekspresi wajahnya, "Lalu?"

"Mereka berdua adalah sahabatmu, besar kemungkinan kau mengetahui perbuatan mereka." Ayahnya tersenyum sinis, "Semua rencana untuk menghancurkan pernikahanmu dengan Ryu, entah mengapa aku merasa kau mengetahuinya."

"Omong kosong." Gumam Donghyuck, ia segera memutus pandangan dari ayahnya.

"Berhenti menganggapku bodoh dan tidak tahu apa-apa." Tawa sumbang menyelimuti pendengaran Donghyuck, ia sangat muak. "Hwang Renjun.." Ketika nama itu kembali terlontar dari bibir busuknya, pergerakan tangan Donghyuck terhenti.

"Anak itu tergolong cantik untuk ukuran pria." Kepala Donghyuck terangkat, tanpa sadar ia kembali menatap ayahnya. "Orang dengan penyimpangan seksual pasti akan tertarik dengannya, bukan?"

"Apa maksudmu?"

Ayahnya kembali tertawa, "Tidak ada, aku hanya menyatakan pendapat."

Tidak. Donghyuck tahu apa yang ayahnya ucapkan lebih dari itu, Apakah ia mengetahui hubunganku dengan Renjun? Pikiran menakutkan itu terus-menerus berlarian di benaknya, dan hal tersebut semakin membuatnya ketakutan ketika ia sudah berada di kamarnya seorang diri. Kalut, Donghyuck tidak tahu harus melakukan apa dan ia juga tidak tahu bagaimana keadaan Renjun sekarang.

Donghyuck melihat kembali isi surat yang Renjun berikan untuknya, hatinya semakin terasa sesak karena ia semakin merindukan Renjun. Sudah tiga hari berlalu, dan ia tidak kunjung menemui kekasihnya.

"Tuan muda." Suara milik pelayan pribadinya menarik Donghyuck kembali ke realita, cepat-cepat ia menyimpan kertas tersebut lalu membuka pintunya.

"Ada apa?"

Pelayannya menatap sekelilingnya sebelum menjawab pertanyaan Donghyuck, setelah dirasa aman ia masuk dan menutup pintu kamar Donghyuck, lalu mulai berbisik kepada tuan mudanya, "Apa Tuan muda membutuhkan bantuan?" 

Di saat Donghyuck merasa sendirian di tempat mengerikan ini, pertolongan dari pelayan pribadinya membuat Donghyuck sadar bahwa ia tidak sendiri, ada seseorang yang mau membantunya. Donghyuck mungkin tidak menyadarinya, namun sejak awal pelayan pribadinya memang akan selalu membantunya, "Bagaimana bila ayah mengetahuinya?"

"Saya dapat mengurusnya, Tuan muda." Pelayan pribadinya menjawab dengan tegas dan sama sekali tidak ada ketakutan di kedua matanya. "Lagipula saya sudah tua." 

Jawaban pelayan pribadinya membuat Donghyuck sempat ragu, meskipun ia dapat melarikan diri dan menemui Renjun, tetapi ia tidak ingin nyawa seseorang hilang karena dirinya. Sudah cukup ia kehilangan ibu, kakek dan neneknya. Tetapi pelayan pribadinya sama sekali tidak menyerah, ia terus membujuk Donghyuck dan akhirnya ia mau.

"Siang nanti akan ada gerobak yang membawa tirai baru. Tuan muda dapat bersembunyi di antara tumpukan tirai yang sudah tidak terpakai."

"Apakah aman? Bagaimana dengan pembawa gerobaknya?"

Romantic Generation | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang