Chapter 25: Blooming Memories [END]

1.1K 104 17
                                    


Mimpi mengerikan itu akan selalu menghantuinya, mimpi mengenai sepasang kekasih, bagaimana mereka saling jatuh cinta dan bagaimana mereka berpisah, kotak berisi abu seseorang dan pelukan penuh kesedihan bersama dua sosok lain. Mimpi tersebut akan terus muncul di mimpinya bak film tragis, bahkan mimpi itu akan datang meskipun ia hanya jatuh tertidur selama beberapa menit, dan efeknya yang ditimbulkan akibat mimpi tersebut selalu sama. Melelahkan, menyakitkan hingga membuatnya selalu terbangun dengan keadaan mata sembab dan wajah yang dipenuhi bekas air mata.

Haechan tidak tahu sejak kapan mimpi tersebut mulai mengganggunya, selama ini ia tidur dan terbangun dalam keadaan baik-baik saja, tidak pernah menangis seakan dirinya yang mengalami hal mengerikan itu. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa wajah maupun suara seseorang di mimpinya mirip dengan Haechan.

Lee Donghyuck. Ia ingat nama pria menyedihkan di dalam mimpinya itu.

"Kau menangis?" Suara pelan yang terdengar menahan tawa terdengar dari sisi kanannya.

Haechan mendengus seraya menghapus sisa air mata di wajahnya. Beruntung perpustakaan utama di kampusnya sedang sepi dari pengunjung, jadi tidak ada mahasiswa yang menangkap basah dirinya dalam keadaan memalukan seperti ini, ya kecuali sahabatnya. Ia melirik sebal pada Jeno yang duduk di sampingnya, wajahnya terlihat konyol karena berusaha menahan tawa.

Saat ini seharusnya mereka berdua mengerjakan tugas mereka, namun Jeno justru menghabiskan waktunya di perpustakaan sepi ini dengan bermain game, sementara Haechan memilih tidur karena kelelahan setelah menyelesaikan tugas individunya semalam.

"Mimpimu buruk sekali? Kau dikejar monster?" Pada akhirnya ia tak dapat menahan tawanya, ia langsung mendapat dehaman dari penjaga perpustakaan yang duduk tidak terlalu jauh dari mereka.

"Kau puas?"

"Hei jangan marah." Bisik Jeno. "Aku benar-benar bertanya, apa mimpimu sangat buruk hingga kau terbangun dalam keadaan menangis?"

"Bukan sekali ini aku melihatmu menangis. Kemarin aku juga melihatnya. Sebenarnya ada apa denganmu?"

Haechan mengangkat kedua bahunya, "Tidak tahu. Aku juga bingung mengapa aku mendapatkan mimpi yang sama."

"Mimpi kau diputuskan oleh Ryujin?" Haechan memukul lengan temannya. "Aku sama sekali tidak memikirkan dirinya lagi, jadi jangan sebut namanya."

Jeno tertawa pelan, "Maaf."

"Mimpiku lebih menakutkan. Aku memimpikan seseorang, lebih tepatnya beberapa orang."

"Siapa? Apa kau mengenal mereka?"

Pemuda bermarga Lee itu tidak menjawab, diamnya Haechan pada akhirnya diterima Jeno meskipun sejujurnya ia penasaran dengan apa yang dialami oleh sahabatnya. Ia kembali bermain game di ponselnya, membiarkan Haechan larut pada pikirannya.

Sejak kapan?

Benaknya kembali mempertanyakan sejak kapan semua ini terjadi, mengapa ada sosok serupa dirinya di mimpi tersebut, begitu juga dengan sosok Jeno. Tiba-tiba saja mimpi tersebut menyerang dirinya, membuatnya kewalahan karena dirinya tidak tahu apa-apa. Semua mimpinya seakan nyata, ia melihat betapa hancurnya sosok Donghyuck ketika kekasihnya meninggal dunia, dan setiap ia teringat dengan bagian itu, hatinya juga ikut terasa sakit.

"Oh iya, aku ingin bertanya sesuatu padamu." Jeno kembali bersuara, ia meletakkan ponselnya di atas meja.

"Apa?"

"Aku harap kau bisa membantuku."

"Oke."

"Aku ingin memberikan sesuatu pada kekasihku untuk hari jadi kami."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romantic Generation | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang