Chapter 20: Glory

434 85 12
                                    


"Aku tidak mau." Kebencian terdengar jelas dari ucapan yang Donghyuck lontarkan, matanya menatap nyalang pada ayahnya yang duduk di hadapannya. Secarik foto wanita cantik ia lempar ke atas meja, tidak peduli.

"Donghyuck."

Pria itu bangkit dari duduknya, "Aku tidak sudi. Jawabannya tetap sama, ayah. Tidak peduli secantik apapun wanita yang kau serahkan untukku."

"Tidak bisakah sekali ini kau menuruti kemauan ayahmu? Berkali-kali kau membuat masalah dengan Jepang namun aku masih melindungimu." Ayahnya terlihat benar-benar marah hingga wajahnya merah padam, jari-jari pria tua itu terkepal.

"Melindungi? Bukankah selama ini ayah ingin menyingkirkan diriku? Katakan padaku, ayah..apa yang sudah kau lakukan untukku? Ayah kira aku tidak pernah tahu bahwa kau meminta orang suruhanmu untuk mengawasi gerak-gerikku? Aku tahu semuanya!"

"Lee Donghyuck!"

Ayahnya turut bangkit dari duduknya, keduanya kini saling berhadapan dengan emosi yang membuncah. Donghyuck melanjutkan ucapan penuh kemarahannya, "Hingga saat ini orang-orang berengsek itu belum membunuhku karena kau belum menemukan momen yang tepat bukan? Lalu mengapa kau mengubah rencanamu untuk membuatku menikah dengan wanita itu?!"

"Apa alasanmu?!"

Ayahnya tidak memberikan jawaban, justru sebuah tamparan keras di pipi yang Donghyuck dapatkan. Pipi Donghyuck terasa begitu perih, namun ia sudah kebas dengan semua perlakuan kejam ayahnya. Ia menyeringai meskipun bibirnya terluka, respon yang Donghyuck berikan jelas membuat ayahnya semakin marah.

"Anak tidak berguna." Ucapnya lalu kembali duduk di kursinya. Tatapan nyalang ia berikan untuk putra semata wayangnya. "Aku ingin menyingkirkanmu...kau benar. Keberadaanmu hanya menyulitkan posisiku." Ia mengambil sapu tangan putihnya untuk membersihkan tangan yang ia pakai untuk menampar Donghyuck.

"Kebencianmu terhadap Jepang dapat merugikanku, dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan posisiku adalah membunuhmu, dan sekali lagi kau benar Donghyuck, aku belum menemukan waktu yang tepat." Hati Donghyuck sakit, meskipun ia sudah menebak semuanya tetapi ketika mendengarnya langsung dari bibir ayahnya, rasanya lebih buruk. "Tetapi rencanaku berubah, semalam Tuan Kobayashi datang menemuiku dan menginginkan kau untuk menikahi putrinya."

"Berengsek." Donghyuck berbisik marah.

Pria tua tersebut tertawa, "Aku tidak peduli dengan keputusanmu, Donghyuck. Kau harus menikahinya, sebentar lagi putri Tuan Kobayashi akan datang ke Joseon dan kuharap kau segera meninggalkan kekasihmu." 

Tawanya semakin menggelegar tatkala pandangan penuh kebencian Donghyuck berubah menjadi terkejut, "Aku juga tidak bodoh, Donghyuck. Aku tahu kau memiliki seorang kekasih, dan bukan hal yang sulit untuk mencari tahu siapa orang itu."

Lidah Donghyuck kelu, bingung, cemas, marah dan takut menjadi satu hingga membuat dadanya terasa sesak. Ia tidak ingin ayahnya sampai tahu mengenai hubungannya dengan Renjun, ia tidak ingin membuat orang yang ia cintai semakin menderita, sudah cukup luka yang Renjun dapat dari orang-orang berengsek di hidupnya dan ia tidak ingin menambah luka itu.

 "Bila kau menuruti kemauanku, kekasihmu tidak akan terluka."

Kedua tangan Donghyuck terkepal, lalu ia langsung melangkah pergi dari hadapan ayahnya. Kamarnya menjadi tujuan Donghyuck meskipun sejujurnya ia enggan tidur di kamar yang dingin itu, ia merindukan Renjun dan ingin memeluknya, tetapi saat ini ia begitu kalut sehingga ia tidak ingin Renjun sampai melihat sisi dirinya yang berantakan ini. Lagipula ia takut dengan ancaman ayahnya, ia tidak pernah meremehkan apa yang telah ayahnya ucapkan tadi karena ia tahu bahwa ayah dan orang-orang suruhannya dapat menemukan Renjun, terlebih Renjun memang sudah menjadi incaran orang-orang Jepang.

Romantic Generation | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang