≪•◦ Happy reading ◦•≫
Di UKS, Fiona duduk di brankar. Kini tangannya diobati Farrell yang hari ini bertugas berjaga di UKS. Olivia yang berada di sampingnya meringis pelan, membayangkan rasa sakit yang dirasakan kakaknya, padahal Fiona cuma diam dengan ekspresi datarnya.
"Kak Farrell nekennya terlalu kuat. Sini biar aku aja!" Olivia merebut salep itu dari tangan Farrell.
Farrell tersenyum tipis. Ia sadar sifat pendiam Olivia selalu berubah galak atau emosional lain jika menyangkut Fiona, sama seperti saat di toko buku kemarin. Ia senang atas fakta tersebut karena tidak menyukai aura murung dan kesepian Olivia, dia mau gadis itu lebih aktif. Kenapa dia menginginkan ini? Hatinya memberitahu, karena ia menyukai Olivia Adeline Serenity, entah itu sejak kapan.
"Salepnya kebanyakan," tegur Fiona.
Farrell tertawa pelan. Dia memegang jari telunjuk Olivia sebelum merebut salep tersebut. "Udah cukup olesin salepnya, sekarang tinggal ratakan." Dia menuntun jari telunjuk Olivia meratakan salep pada tangan Fiona.
"Ah iya." Wajah Olivia memerah saat jarinya dan jari Farrell bersentuhan.
Aku merasa jadi nyamuk, batin Fiona.
Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruangan UKS, itu Ethan yang segera duduk di brankar yang bersebelahan dengan brankar Fiona. Olivia melirik kesal sesaat lalu kembali fokus pada tangan kakaknya saja. Fiona sendiri cuma berwajah datar, tidak peduli. Sementara Farrell mendekati Ethan untuk melihat luka yang dialami sahabatnya itu sampai bisa kemari.
"Astaga, tangan lo merah banget. Lo juga kena kuah bakso kayak Fiona?" ujar Farrell.
"Hm," deham Ethan berekspresi tidak enak. "Ngomong-ngomong luka gue sama Fiona gak parah, kan?"
Farrell menggangguk. "Iya. Kayaknya kuahnya gak terlalu panas makanya tangan kalian cuma merah, gak ada tanda melepuh. Diolesi salep, bentar juga sembuh kok. Tapi waktu belum sembuh, palingan cuma nyut-nyutan aja kalo lagi megang sesuatu."
Ethan menunduk dan memerhatikan telapak tangannya yang diolesi salep oleh Farrell. Dia beralih melirik kedua gadis di dekatnya, terlihat Olivia baru saja selesai mengolesi salep di tangan Fiona. Bibir Ethan terbuka sebab mau berbicara, tapi lalu tertutup lagi, terus begitu berulang kali, sampai akhirnya ia berhasil menghilangkan keraguan dan menekan keangkuhannya.
"Fiona, Olivia," panggil Ethan membuat kedua gadis itu menoleh. "Maaf karena gue buat tangan lo luka, Fiona. Maaf juga udah terlalu ikut campur urusan lo, Olivia."
Farrell dan Olivia berekspresi kaget, Ethan yang sangat angkuh dan sering mengumpat kasar tanpa memikirkan perasaan orang lain sekarang minta maaf? Ini langka sekali. Namun Fiona tetap berekspresi datar, dia mengerti Ethan rela menekan sifat angkuhnya untuk mengurangi efek samping dari traumanya. Rasanya memuakkan, dia yakin kalau Raymond mendengar ini, laki-laki itu juga pasti akan berpikiran sama dengannya lalu tertawa keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ End
Fantasy"Happy birthday to me ... Fuhh." Sebelum meniup lilinnya, Valerie Rowena mengucapkan suatu permohonan di hari ia berulang tahun ke-19 ini. Walau tidak terlalu berharap bakal terkabul, tidak ia sangka keinginannya untuk bisa hidup nyaman ala orang ka...