18 - Dunia Paralel?

16.7K 2.3K 51
                                    

A/N :

Berdasarkan chapter sebelumnya, jumlah siders-nya berkurang. Terima kasih pengertiannya.

Padahal sebelumnya pengen up setelah satu minggu, tapi nih kucepetin ya karena jumlah siders berkurang ditambah komentar-komentar penyemangat kalian ❤

Padahal sebelumnya pengen up setelah satu minggu, tapi nih kucepetin ya karena jumlah siders berkurang ditambah komentar-komentar penyemangat kalian ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Malam itu hujan turun deras disertai kilatan petir menyambar-nyambar, tapi tidak sedikit pun membuat gadis kecil berusia 12 tahun yang bernama Valerie itu takut, dia sekarang malah tengah memerhatikan isi kulkasnya yang hanya berisi botol-botol air es.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan. Valerie buru-buru berjalan menuju pintu depan lalu membukakannya. Sosok ayahnya langsung melewatinya.

Valerie mengunci pintu. "Ayah." Dia memandang punggung ayahnya yang sekarang terdiam di tempat.

Valerie menautkan kedua tangannya gugup. Sudah sekitar 1 minggu, kedua orang tuanya bercerai dan selama itu juga ia tinggal bersama ayahnya saja. Namun sejak hari itu mereka belum saling berbicara, ayahnya selalu pergi pagi dan pulang malam, sementara dirinya di rumah akan memasak mie atau telur untuk makan. Tapi karena sekarang makanan di rumah sudah habis, dia harus mengajaknya bicara.

"A--"

"Jangan panggil aku Ayah!" teriak pria itu berbalik badan lalu mencengkram bahu Valerie.

Tubuh Valerie menegang takut.

"Apa kau tahu? Orang-orang bergosip kalau kau pasti hasil perselingkuhan mereka. Aku jadi memikirkannya, itu memang bisa saja benar, kan? Lagian wanita itu sudah berselingkuh sejak kami menikah." Pria itu menunduk sambil tertawa pelan. "Bodoh sekali aku memperjuangkan hak asuhmu."

Valerie menggeleng. "Gak--"

"Diam!" Pria itu mendorong bahu putrinya sampai terjatuh.

Valerie meraih celana ayahnya. "Ayah, jangan bersikap begini!"

Pria itu menepis tangan Valerie. "Kau tuli? Sudah kubilang jangan panggil aku Ayah! Aku bukan ayahmu! Kau sepertinya harus diberi pelajaran baru bisa mengerti."

Pria itu melepas ikat pinggang dari celananya lalu memukulkannya ke lantai untuk mencoba kekuatannya. Valerie menatap tidak percaya. Apa ayahnya ingin memukulnya dengan benda itu? Benar saja, ikat pinggang itu melayang menuju bahu kirinya.

"Akh."

Tubuh Valerie spontan menunduk ke kanan. Ikat pinggang itu kemudian melayang lagi menuju punggungnya, dan itu terjadi selama sekitar 20 kali.

Setelah berhenti mencambuk, pria itu melempar ikat pinggangnya sampai besinya mengenai wajah Valerie. Dia berdecih, lalu masuk ke kamarnya.

Valerie berusaha berdiri dan berjalan tertatih memasuki kamarnya sendiri. Setelah mengunci pintu, ia berbaring di ranjang sambil memeluk perutnya yang terasa sakit akibat belum makan sejak pagi. Punggungnya juga terasa perih. Karena tidak ada obat ataupun orang yang dapat membantunya di sana, dia hanya dapat menumpahkan air matanya sambil sesekali meringis.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang