15 - Dendam, Gelisah, Bahagia

16.7K 2.4K 79
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Di mansion milik keluarga Madison, Raymond baru saja masuk ke dalam mansion, dia berhenti di ruang tamu saat melihat Gavin dan Ethan di sana.

"Akhirnya kau pulang, kupikir kau kabur ke mansionmu," sinis Gavin.

"Oma kan selalu datang sehari atau dua hari setelah pembagian nilaiku dan Ethan. Kalo aku gak ada di sini, Oma bakal khawatir," jelas Raymond tenang saja.

"Lebih tepatnya kau mau pamer, kan? Aku heran, bagaimana kau bisa terus tersenyum sombong dalam keadaan penuh luka?" balas Gavin.

Raymond menyeringai. "Karena aku gak mau melewatkan melihat wajah masam kekalahan Paman."

PLAK

"Dasar bocah kurang ajar!" murka Gavin setelah menampar Raymond.

Raymond mengangkat wajahnya, tidak peduli rasa perih di pipinya. Dia lalu menghela nafas pelan. "Ayolah ... kali ini aku gak dapat peringkat satu tapi Paman masih aja mukul aku."

"Ya. Aku sudah lihat data nilai kalian yang dikirim ke grup orang tua murid tadi sore. Kalian sungguh memalukan, terutama kau Ethan!" Gavin menatap Ethan yang menunduk. "Sudah cukup kolega-kolega bisnis Ayah dan omamu membandingkanmu dengan Raymond, tapi sekarang Ayah lebih dipermalukan! 'Pewaris perusahaan Srnty itu sangat cerdas ya? Padahal nilainya anak pak Gavin saja belum pernah melampaui sepupunya itu. Ups, bukan bermaksud menghina', mereka mengejek Ayah!"

"Maaf, Ayah," ucap Ethan.

Gavin berdecak kesal sambil menarik ikat pinggang dari celananya. "Karena terjadi situasi tidak terduga, aturan penghukuman biasanya tidak berlaku. Tapi sekarang kalian akan sama-sama menerima hukumannya karena telah mempermalukan keluarga Madison!"

Malam itu, suara cambukan mengisi mansion Madison selama sekitar tujuh menit. Para asisten rumah tangga di sana hanya menutup mata dan telinga, sudah terbiasa dengan tingkah gila tuan besar mereka.

Sudah puas melampiaskan emosinya, Gavin berhenti mencambuk Raymond dan Ethan, kemudian menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Sementara di ruang tamu, Raymond dan Ethan sedang berusaha berdiri meski oleng.

"Oi, lo gak nangis, kan? Gue sih udah biasa, tapi lo kan udah gak pernah dipukul sejak 6 tahun lalu." Raymond terkekeh sinis ke arah Ethan.

"Ternyata ini yang terus lo alamin selama 6 tahun," ujar Ethan pelan.

"Masih kurang itu. Ayah lo biasanya nyambuk gue paling bentar lima menit, terus lo juga lanjutin lima menit. Punggung gue emang luar biasa," sahut Raymond santai.

"Maaf."

"Apa? Lo bilang apa tadi?" Raymond berekspresi tidak percaya.

"Maaf. Maafin gue karena selama ini ngelampiasin hukuman gue ke lo," jelas Ethan.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang