≪•◦ Happy reading ◦•≫
Beberapa menit yang lalu. Olivia menyusuri koridor bersama seorang siswi yang katanya disuruh Fiona memanggilnya ke taman belakang sekolah. Sejujurnya dia sedikit tidak percaya karena setahunya kakaknya hanya berteman dengan Chiara, jadi tidak mungkin berkomunikasi dengan orang lain meski siswi ini fans-nya sekalipun. Tapi karena penasaran tujuan orang ini, ia tetap meladeni.
"Kakak, kenapa masih ikut? Aku tahu jalannya kok," ucap Olivia.
"Gue mau nemenin Fiona makan juga di sana."
"Oh." Olivia mengangguk polos saja.
Kini mereka sudah sampai di taman belakang sekolah. Terlihat Yolanda terduduk di tanah dengan rambut berantakan, dikelilingi 9 perempuan. Siswi yang berjalan bersama Olivia tadi tiba-tiba menjambak rambut Olivia menuju kesepuluh orang itu.
"Maaf nih ya, tapi gue cuma nurutin perintah." Siswi itu mendorong Olivia ke dekat Yolanda. Lalu dia dan teman-temannya mengelilingi keduanya.
"Apa maksud, Kakak?" tanya Olivia menatap sinis mereka semua.
"Kakak kandung lo, Fiona nyuruh kami ngelakuin ini. Dia benci sama kalian yang masuk ke keluarganya dan rebut kasih sayang ayahnya. Jadi dia nyuruh kami ngasih kalian pelajaran."
Yolanda yang masih duduk di tanah meraih lengan baju Olivia. "Olivia, aku rasa ... ini karena dua hari lalu, ayah perhatian sama aku. Jadi Fiona gak terima. Selama ini kan cuma dia yang diperhatiin sama ayah," lirihnya.
Olivia mengernyitkan dahi. Itu tidak mungkin. Waktu itu, Fiona bahkan memperingatkannya untuk tidak iri, tapi sekarang kakaknya justru yang iri dan melakukan ini? Ha. Dia tidak akan percaya. Lagipula hubungannya dengan Fiona sangat baik, kakaknya tidak mungkin berpikir menyakitinya.
"Aku dan kakakku saling menyayangi. Dia gak mungkin bisa mikir nyakitin aku." Olivia menepis tangan Yolanda. Lalu dia menatap para siswi itu. "Dan kalian! Beraninya kalian bawa-bawa nama kakakku buat lakuin hal busuk ini?! Siapa yang nyuruh kalian?"
Dia gak percaya? Ck, padahal aku mau buat hubungan mereka hancur, batin Yolanda.
"Lo ngekhayal? Mana mungkin cewek dingin kayak dia bisa sayang sama seseorang, meski lo keluarganya sekalipun. Dia gak punya perasaan," ucap salah satu siswi.
"Tahu apa Kakak soal kakakku? Dia punya perasaan! Dia sayang sama aku!" teriak Olivia.
"Berisik." Salah satu dari siswi itu menampar wajah Olivia sampai gadis itu terjatuh.
Dari jauh, Fiona melihat kejadian itu dan mendekat tanpa disadari mereka. Saat siswi tadi ingin menginjak kaki Olivia, Fiona lebih dulu menendang pinggangnya sampai gadis itu jatuh.
"Kak Fiona!" Olivia menatap senang. Dia segera berdiri, dan bersembunyi di belakang punggung kakaknya.
Kesepuluh siswi itu berekspresi kaget. Mereka refleks menatap Yolanda yang mengerutkan dahi seolah menyuruh mereka melakukan improvisasi. Tapi tindakan bodoh mereka membuat Fiona yang peka langsung sadar dalang masalah ini adalah Yolanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ End
Fantasy"Happy birthday to me ... Fuhh." Sebelum meniup lilinnya, Valerie Rowena mengucapkan suatu permohonan di hari ia berulang tahun ke-19 ini. Walau tidak terlalu berharap bakal terkabul, tidak ia sangka keinginannya untuk bisa hidup nyaman ala orang ka...