34 - Mencapai Ending

11.7K 1.3K 52
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Yolanda menatap tenang saja. "Ibu, tahu gak kalo pak Adhitama sudah meninggal? Aku sekarang lega karena gak ada yang perlu kutakutin lagi."

Clara mengerutkan dahi. Dia memang sudah tahu berita itu sebab beberapa polisi mengatakan rekannya dalam kasus kejahatan ini meninggal saat proses penangkapan akibat ditabrak truk. "Kau juga lega karena Ibu gak bisa ganggu kamu lagi gitu?!"

"Sejujurnya 'ya'." Yolanda menghela nafas panjang. "Ibu, aku heran banget. Kenapa Ibu bisa jual aku waktu itu? Padahal kudengar semua ibu pasti sayang sama anaknya. Tapi Ibu lebih cinta uang daripada aku. Kenapa?"

"Aku sudah susah payah ngelahirin dan ngerawat kamu! Setidaknya itu bayaranmu ke Ibu--"

"Bayaran? Bagaimana bisa seorang Ibu berpikir begitu?! Apa Ibu tahu gimana perasaanku selama ini?! Aku selalu berusaha gak benci Ibu, tapi jujur aku juga gak pernah bisa sayang sama Ibu. Hatiku sakit tiap Ibu mukul dan bentak aku. Aku juga takut waktu pria itu mencium pipiku. Aku sedih! Aku marah! Aku takut! Tapi aku gak bisa nyampain itu ke siapa pun!" teriak Yolanda.

Clara terdiam kaku, pertama kalinya mendengar Yolanda menyampaikan isi hatinya. "Yolan--"

"Aku bukan properti milik Ibu, tapi aku anak Ibu." Yolanda menunduk sambil mengepalkan tangan. "Tolong jangan ganggu aku lagi, dan aku harap ibu bisa menyadari apa kesalahan Ibu selama di penjara." Dia berbalik kemudian pergi dari sana.

Clara jatuh berlutut setelah Yolanda menghilang sepenuhnya dari sana. Teriakan Yolanda tadi terngiang-ngiang dalam pikirannya disertai beberapa kilasan ingatan sewaktu ia membentak dan melukai anaknya itu.

"Apa ini? Kenapa aku nangis?" Clara mengelap air mata yang mengalir membasahi wajahnya. Tapi air mata itu malah semakin deras. "A-Aku, apa yang sudah kulakuin selama ini? A-Aku ... aku Ibu yang buruk."

≪•◦ ❈ ◦•≫

Di luar bangunan penjara, Yolanda dan Ethan berpapasan.

"Yolanda, kok lo ada di sini?" ucap Ethan.

"Ah gue habis ngunjungin ibu gue. Dia di penjara di sini," jelas Yolanda.

"Oh. Gue habis datangin ayah gue juga." Ethan menarik tangan Yolanda menuju wilayah parkiran. "Lo mau pulang, kan? Biar gue antar."

"Gak usah. Gue bisa naik o--"

"Gapapa. Gue juga mau balik." Ethan melepas genggamannya, kemudian membuka pintu mobilnya. "Masuk. Ah ya, besok kan acara perpisahan. Mau berangkat bareng? Nanti gue jemput."

"Boleh, kalo gak ngerepotin." Yolanda segera masuk ke mobil supaya Ethan tidak melihat pipinya yang memerah.

"Gak ngerepotin." Ethan tersenyum. Sepertinya keputusannya membuka hati untuk Yolanda benar, pikirnya.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang