20 - Bukti-bukti

13.1K 2K 13
                                    

A/N : Nungguin ya? Maaf, lambat up. Eh engga juga sih, kurang lebih baru satu minggu. Soalnya aku lagi sibuk belajar, seminggu UH mulu :"). Btw, bagus juga sih yang ngevote jadi meningkat, apa aku harus lambat up aja ya? Hehe canda.

Nih ya double update. Yah tahu aku memang author yang baik dan pengertian 😌

 Yah tahu aku memang author yang baik dan pengertian 😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Besoknya. Di kamar Yolanda, Fiona baru saja menaruh CCTV-nya di sana.

Udah lewat 5 menit, batin Fiona melirik jam tangannya.

Fiona bersyukur kemarin malam, saat sekitar jam 12, dia sudah memasang CCTV di kamar Clara. Jadi pagi ini, dia hanya harus memasang CCTV di kamar Yolanda ketika sang pemilik kamar pergi ke ruang makan.

Kini Fiona sudah tiba di ruang makan dan duduk di kursinya. "Maaf, aku telat. Tadi sisirku hilang bentar."

Narendra merespon dengan dehaman saja. Karena pria itu percaya, Olivia, Clara, dan Yolanda yang juga berada di sana tidak bertanya lebih lanjut.

"Fiona, kamu apa kabar? Ibu baru aja sampai, sengaja pagi-pagi supaya bisa sarapan bareng." Clara lalu menunduk murung. "Ah ya, Ibu dengar dari Yolanda, kamu dapat peringkat 1 paralel di TO-4. Selamat ya. Sepertinya benar selama ini kamu gak konsentrasi belajar karena Ibu."

"Baik. Oh. Makasih. Baguslah Ibu sadar," jawab Fiona berurutan.

Orang-orang di situ terdiam sebentar, berusaha memahami jawaban Fiona. Setelah 10 detik, baru mereka paham. Clara langsung mengepalkan tangan di bawah meja akibat perasaan kesal.

Narendra berdeham. "Sekarang kita mulai saja sarapannya."

Seperti biasa, kelimanya makan tanpa sedikit pun berbicara, sampai selesai.

"Yolanda, kamu kenapa?" Clara yang sudah selesai sarapan, melirik heran anaknya yang nampak murung.

"Gapa--"

"Pasti mikirin nasib gebetanmu ya? Apa yang kau khawatirin? Uangnya banyak, dia pasti bakal cepet bebas," sela Fiona kemudian meraih gelas susu coklatnya dan meminumnya.

"Ethan Harvey Madison, kan? Memang dia kenapa?" tanya Clara. Semua anggota keluarga Serenity tahu, Yolanda menyukai Ethan.

Fiona diam saja karena masih meneguk susu coklatnya. Yolanda sendiri tidak berniat menjawab. Terpaksa Olivia yang harus menjawabnya karena terus ditatap Clara yang menuntut penjelasan.

"Kemaren aku lihat di akun sosmed berita Xavier High School, kak Ethan sama ayahnya dibawa ke kantor polisi karena masalah menganiaya kak Raymond," jelas Olivia.

Clara berekspresi terkejut. Sementara Narendra masih bertampang tenang, tapi dalam hati berkata 'bocah tengik Madison itu memang buruk'.

Fiona meletakkan gelasnya sebelum mengangguk setuju. Lalu dia melirik Yolanda. "Sekarang kamu udah tau dia cowok buruk, jadi berhentilah ngeharapin dia."

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang