19 - Mulai Bergerak

15.9K 2.2K 48
                                    

A/N :

Ya ampun makasih para sider udah lumayan banyak yang tobat. Biar aku cepat-cepat publish ya? Oke-oke, nih kupublish. Cepet, kan? Makanya jangan banyak yang jadi sider ya, biar aku cepat publish chapter kedepannya.

Btw maaf, kemarin kalo gak salah ada notif update chapter ini tapi gak bisa kalian buka ya? Itu gara-gara kuunpublish, soalnya pas lagi nulis dan belum selesai chapter-nya, gak sengaja ketekan publish.

Btw maaf, kemarin kalo gak salah ada notif update chapter ini tapi gak bisa kalian buka ya? Itu gara-gara kuunpublish, soalnya pas lagi nulis dan belum selesai chapter-nya, gak sengaja ketekan publish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Zea menghela nafas kesal, mengingat beberapa menit lalu seorang polisi memberitahunya hasil interogasi serta motif timbulnya masalah itu. Dia lalu menatap rendah Gavin yang sekarang berada di balik jeruji besi.

"Ternyata rasa irimu gak pernah hilang, Gavin. Dulu kau gak terima kakakmu yang lebih cerdas darimu ngambil perusahaan. Sekarang kamu gak terima Raymond lebih berbakat dari anakmu? Kamu merusak hubungan mereka dengan nyuruh Ethan lukain Raymond! Bagaimana kamu lakuin itu sama mereka sejak mereka masih anak-anak?! Apa kau gak punya hati?! Ah ya, otak saja kau gak punya, bagaimana dengan hati?"

Gavin mencengkram kuat jeruji besi. "Aku cuma pengen buat dia rendah diri! Supaya dia sadar, posisi pewaris perusahaan Madison itu milikku atau anakku! Kakak udah gak ada, Bu! Tapi Ibu tetap gak nyerahin perusahaan sama aku, dan malah mau ngasih ke Raymond yang bahkan lebih muda 2 bulan dari Ethan!"

"Gavin, perusahaan kita gak dipimpin orang yang paling tua, tapi dimiliki orang yang paling berbakat dalam keluarga. Begini cara perusahaan kita terus berjaya," balas Zea.

Zea melirik Ethan di sampingnya yang menunduk dengan wajah menyesal. Dia menepuk bahu cucunya itu pelan, membuat Ethan spontan mendongak.

"Oma tahu kamu terpaksa ngelakuin itu, makanya Oma bebasin kamu dari hukuman penjara. Ethan, Oma harap kamu gak punya dendam dan rasa iri seperti ayahmu. Gunain kesempatan ini baik-baik." Dia kembali menatap Gavin. "Bicaralah dengan ayahmu sebentar lalu susul Oma. Karena setelah ini, Oma gak akan biarin siapa pun anggota keluarga kita ngunjungin ayahmu, supaya dia ngerasain hidup sengsara di penjara tanpa perhatian keluarga dan bantuan 'orang dalam'." Zea kemudian meninggalkan mereka.

Gavin menggertakkan gigi marah saat Zea sudah hilang dari pandangannya. Sekarang cuma ada dirinya dan Ethan di sana. Sementara beberapa polisi berjarak lumayan jauh dari mereka.

"Ethan, kamu mau matuhin nasihat Omamu yang selalu pilih kasih itu? Ha. Dia hanya mau mudahin jalan Raymond buat sukses.

"Lagian Ayah yakin Raymond gak akan diam aja lihat kamu lolos dari sini. Dia gak akan biarin kamu hidup tenang. Jadi kamu gak boleh diam aja dan harus melawan! Perusahaan, kasih sayang omamu, ambil semua itu darinya!"

Ethan diam saja tanpa niat membalas. Dia tidak pernah tertarik memimpin perusahaan yang menurutnya akan merepotkannya. Sudah lama, ia tidak menginginkan kasih sayang omanya juga yang memang pilih kasih dengan hanya menyayangi orang-orang paling berbakat dalam setiap generasi.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang