14 - Kencan

17.9K 2.5K 66
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Saat ini, Fiona dan Raymond duduk di salah satu restoran bakso. Tidak ada pengunjung lain selain mereka di sana karena Raymond menyewa seluruh restoran tersebut.

"Ini surat hak milik restoran ini." Raymond menaruh sebuah berkas ke meja.

Fiona berekspresi syok. "Gue pikir maksud janji lo itu warung bakso di pinggir jalan yang ada gerobaknya."

"Ini juga warung bakso pinggir jalan kok," balas Raymond terkekeh. "Udah, cepet ambil dokumennya. Sekarang tempat ini udah jadi milik lo beserta seluruh pekerja dan pemiliknya."

"Pemiliknya ...." Fiona menyadari sesuatu.

"Ya, pemilik restoran ini sebelumnya, gue. Jadi gue milik lo," sahut Raymond menyeringai.

Fiona memandang datar lalu memasukkan dokumen itu ke dalam tasnya. "Berarti lo babu gue, kan?"

"Lebih tepatnya, babu spesial yang bakal jadi pacar lo!" balas Raymond.

Seorang pekerja restoran tiba-tiba menaruh bakso dan es jeruk masing-masing 2 porsi ke atas meja mereka. Setelah pekerja itu pergi, Raymond dan Fiona makan dalam keheningan saja, terbiasa makan tanpa bicara. Beberapa menit berlalu, makanan dan minuman mereka sudah habis.

"Ini masih jam delapan, jalan-jalan ke taman bentar yok! Sekitar jam segini, biasanya ada pertunjukan kembang api," ajak Raymond.

"Tapi--"

"Gue traktir apapun yang mau lo beli di sana," sela Raymond.

"Oke." Fiona langsung menyetujui.

Raymond menyeringai tipis, sudah menduga Fiona akan selalu tertarik dengan kata traktir. Ia menyadarinya ketika Fiona berbinar senang meski hanya sebentar sewaktu ia pertama kali mentraktirnya bakso di kantin sekolah. Ini menjadi catatan penting dalam PDKT-nya dengan Fiona.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Di sinilah Raymond dan Fiona berada, di taman kota yang lumayan ramai. Di sekitar gerbang taman itu, sejumlah orang menjejerkan dagangan mereka berupa makanan, minuman, bahkan aksesoris. Itu karena di dalam taman dilarang menjual.

Mereka sekarang duduk di kursi panjang yang disediakan di sekitar gerbang taman. Berbeda dengan Fiona yang asik memakan jajanan yang dibelikan Raymond sewaktu mereka baru sampai tadi, Raymond celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Fio, tunggu bentar di sini. Lo jangan ke mana-mana," pesan Raymond lalu langsung pergi.

"Hm." Fiona memandang punggung Raymond sampai hilang tertutup kerumunan.

Sekitar lima menit Fiona menunggu, jajanannya sudah habis menyisakan gelas plastik berisi pop ice rasa coklat saja. Ia beranjak dari kursi kemudian membuang bungkus jajannya ke tong sampah yang terletak agak jauh dari kerumunan.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang