4 - Hubungan Orang Tua

27K 3.4K 80
                                    

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ Happy reading ◦•≫

Berdasarkan alur novel, Clara sering membawa teman-teman sosialitanya ke mansion keluarga Serenity saat Narendra tidak berada di mansion. Ini mengganggu kenyamanan Olivia, Fiona, bahkan Yolanda karena orang-orang itu sangat berisik saat bergosip atau memamerkan hartanya. Hanya Fiona yang berani menegurnya, tapi tetap saja itu tidak berdampak besar karena tidak pernah ada orang yang mengadukannya kepada Narendra.

"A-apa?" Clara terkejut.

"Ibu yang buat rumah ini berisik dan ganggu aku belajar dengan terus bawa teman-teman sosialita Ibu ke sini. Bukan hanya aku, Yolanda dan Olivia pasti juga keganggu. Jadi kalo Ibu pergi, kita sama-sama nyaman. Aku nyaman belajar dan Ibu bisa sesuka hati ngobrol sama teman-teman Ibu di apartemen nanti. Ini cuma sampai UN berakhir kok. Ibu gak masalah, kan?" ujar Fiona.

Kalo kakak bicara panjang, biasanya ini bakal jadi masalah serius, batin Olivia bertampang serius.

Setelah selama ini diam seolah gak peduli, kayaknya kali ini dia gak akan biarin ibu lolos lagi, batin Yolanda.

Clara berekspresi gugup atas sorotan tajam Narendra yang sekarang mengarah padanya. "Ah maaf, Ibu gak sadar kamu ngerasa terganggu."

"Gak sadar? Aku kan sudah sering bilang kalo aku keganggu, tapi ibu gak pernah mau dengerin. Ah, enggak ... kurasa aku yang remaja ini cuma sangat sensitif saja SEPERTI YANG BIASANYA Ibu bilang." Fiona beranjak dari kursinya. "Baiklah. Aku akan dengerin nasihat Ibu, aku bakal pindah ke apartemen hari ini."

Untung aku masih ingat adegan Fiona negur tante lampir di novelnya. Om Narendra harus tahu masalah ini!

"Jangan," sahut Narendra. "Biar Ibu Clara kalian aja yang pergi, dia pasti bakal senang berada di luar rumah."

Heh, mampus! batin Fiona diam-diam menyeringai tipis.

Tiba-tiba Narendra berdiri kemudian menarik tangan kanan Fiona untuk keluar dari ruang makan. Fiona jelas terkejut, tapi ia tetap diam mengikuti Narendra dengan ekspresi kakunya. Sekarang mereka masuk ke ruangan kerja Narendra di lantai satu. Setelah genggaman tangan tadi dilepaskan, keduanya berdiri berhadapan.

"Ada apa Ayah?" tanya Fiona bernada tenang walau jantungnya berdisko.

"Apa?" Narendra mengernyitkan dahi.

Fiona tersentak, heran melihat sikap ayahnya sekarang. Apa ayahnya kesal karena ia mengganggu Clara sehingga ingin mengusirnya seperti alur novel aslinya? Jika benar, maka dia berniat mengambil seluruh uang jajan Fiona dan menjual semua furnitur miliknya di rumah ini. Dia tidak mau suka rela menjadi gembel, apalagi tanpa sempat menikmati kehidupan orang kaya ini.

"Maaf, apa aku terlalu kasar sama ibu Clara?" ucap Fiona.

"Ck, bukan itu." Narendra menyibak poninya kesal. "Sikapmu sudah benar. Tapi harusnya kamu adukan ini pada Papa sesegera mungkin, bukan baru sekarang. "

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang