42. Date

289 18 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading ^^



Lelaki itu dibuat jengah oleh gadis yang sudah hampir seharian ini selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Dengan memberanian diri, dia berbalik yang spontan berhasil membuat sang gadis yang ada dibelakang menghentikan langkah.

Pandangan mereka saling bertemu.

"Mau sampai kapan kamu mau ngikutin aku terus, huh?"

Song Ah hanya tersenyum simpul, daa mengambil langkah cepat untuk duduk dibangku kosong sana, di tempat resepsionis yang kosong. Sekarang dia sedang berada diperpustakaan kampus bersama Joon Young.

"Tenang saja, rahasiamu nggak akan aku ceritain. Jadi kamu nggak perlu ngawasin dengan ngikutin aku kayak gini." Ujar Joon Young datar dengan sibuk mencari buku di rak-rak untuk dibacanya.

"Bosen tau. Nggak ada orang yang bisa aku ikutin. Temen-temen aku lagi pada sibuk semua." Sedih Song Ah, wajahnya dibuat murung.

Joon Young menghela nafas berat, dia memutar bola matanya malas. "Emang nggak papa, ngabisin harimu cuman kayak gini aja?"

"Terus aku harus gimana?"

"Ada banyak. Misal pergi bareng pacar, atau liburan sama keluarga. Dan mungkin bisa cari tempat terakhirmu."

Song Ah terkekeh geli lalu sedikit meringis. Pernyataan Joon Young sangat sukses menampar dirinya. Pacar katanya? Jangankan untuk pacar, keluar rumah saja dia jarang. Lebih sering keluar hanya untuk bolak-balik ke rumah sakit.

Sangat miris memang hidupnya.

Mungkin jika mengenai liburan bersama keluarga dan tempat terakhir bisa dipikir-pikir kembali. Mengingat, dia juga masih ada keinginan untuk pergi liburan bersama keluarga besar.

"Maksudmu seperti melakukan sesuatu sebelum mati, kan?" Song Ah beranjak untuk menghampiri Joon Young yang duduk disalah satu kursi pengunjung. Dia duduk dihadapan lelaki itu.

"Itu sudah pasti." Joon Young mengangguk mantap dengan tidak mengalihkan pandangan dari buku yang sedang dibacanya.

"Tapi kenapa sekarang kamu nggak ngelakuin hal itu? Padahal kita semua nggak ada yang tau, kalau misalnya aku atau kamu tiba-tiba besok meninggal, atau bahkan nanti. Entah itu karena kecelakaan, atau pembunuhan berantai yang lagi marak akhir-akhir ini diberita."

Joon Young meletakan bukunya dimeja dan menutupnya perlahan. Menatap Song Ah dengan serius yang entah kenapa dia jadi tertarik dengan arah pembicaraan gadis itu.

"Kamu tau kan, jika hari kita semua bernilai sama." Song Ah ikut menatap Joon Young dengan tak kalah seriusnya. Meskipun akhirnya gadis itu tersenyum tipis.

"Tapi memikirkan apa yang ingin aku lakukan, aku ingin membantumu dengan sisa hidupku yang tersisa. Kebetulan aku sudah menulis daftar keinginan sebelum mati, disini." Dengan semangat Song Ah menunjukan buku tebal yang pernah ditemui Joon Young waktu dirumah sakit.

Jurnal hariannya.

Karena selain dirinya, lelaki itu sudah mengetahuinya. Hanya Joon Young satu-satunya yang tau, tidak ada yang lain.

"Hah?" Joon Young melebarkan matanya kuat. Bicara apa Song Ah.

"Bagaimana jika nanti sore setelah kelas selesai, aku akan menunggumu didepan halte bus. Kita pergi kepantai berdua."

"Jadi, sampai jumpa nanti sore Park Joon Young."

"Tapi...."

"Kamu seharusnya nggak nolak ajakanku. Aku cuman mengikuti saran yang kamu bilang tadi."


💕💕💕


Tanpa henti-hentinya Song Ah tersenyum sambil terus memandangi Joon Young yang duduk disampingnya. Dalam hati berteriak penuh kemenangan. Padahal, tadi sempat mengira jika Joon Young tidak akan datang.

Namun, tanpa ia duga. Saat hendak pulang, dia menemukan Joon Young terduduk seorang diri dihalte bus sambil membaca buku, menunggui dirinya. Dan bahkan lelaki itu datang sebelum waktu janjian.

Song Ah bersorak. "Ohhhh.... Park Joon Young."

"Jangan percaya diri dulu. Aku ngelakuinnya gara-gara belum sempat menolak tadi." Ujarnya gugup.

Membuat Song Ah kembali bersorak, berulang kali menggoda lelaki yang sekarang sedang tersipu dengan menyenggol lengan Joon Young berulang kali.

Merasa terpojokan, Joon Young mengalihkan pandangan kearah lain saat Song Ah terus menatapnya aneh. Entah kenapa diperlakukan begitu dia jadi gugup sendiri.

"Aku sangat senang. Terima kasih untuk hari ini Joon Young."

"Hm?" Joon Young kembali menatap Song Ah dengan bingung yang sekarang sedang menatap lurus kedepan sana, terlihat sekali nyalangnya.

Tidak menjawab, justru Song Ah mengulum senyum dan tetap memandang kedepan sana, menatap ombak yang terombang-ambing, apalagi suara deburan ombak yang sangat menyentuh hatinya.

Ya, hari ini Song Ah merasa sangat senang. Karena keinginannya kepantai kembali akhirnya terwujud, apalagi hari ini yang menemani adalah Joon Young.

Setelah tadi malam, dia berusaha untuk mencoba berdiri dari kursi roda. Dan akhirnya satu, dua langkah dia kembali bisa berjalan dengan normal tanpa terjatuh sama sekali. Meskipun dia sempat merasa putus asa.

Dan karena tekadnya yang sudah bulat, paginya dia nekat untuk pergi kekampus dengan mengelabui Suryeon dan Dantae agar bisa lolos dari pengawasan kedua orang tuanya, karena jika dia meminta pasti akan langsung ditolak dan mereka tidak akan mengizinkan untuk keluar. Jadi,  untuk masalah itu, akan Song Ah urus belakangan.

Yang jelas dan terpenting, adalah hari ini. Ternyata keinginanya terwujud dengan mudahnya.

"Aku hanya senang saja. Yang jelas, terima kasih."

Joon Young hanya mengangguk saja, tanpa mau tau lagi alasan Song Ah kenapa gadis itu berterima kasih padanya. Padahal dia tidak melakukan apapun. Dan ternyata hal itu membuat Joon Young tersenyum tipis tanpa sadar.

"Joon Young, kita berasa kayak kencan, ya?"

"Huh, kencan?"

"Iya kencan. Apalagi disini sepi. Cuman ada kita berdua. Rasanya jadi gimana gitu, yah karena mungkin ini pertama kalinya buatku." Ungkap Song Ah.

"Kencan apanya?! Kamu nggak liat apa, tuh ada nelayan."ucapnya ketus. Joon Young dengan kasar menunjuk nelayan yang jauh disana.

Sukses, Joo Song Ah sudah berhasil membuat seorang Park Joon Young kembali tersipu malu dan salah tingkah, terlihat dari pipi lelaki itu yang mulai memerah, membuat Song Ah yang melihatnya hanya bisa tertawa lepas.

Sedangkan Joon Young dalam hatinya terus merutuk dan menyumpahi Song Ah. Sepertinya gadis itu sangat hobi sekali menggoda.

"Ayo kita pulang."



| WELCOME TO OUR LIFE |

Welcome To Our Life  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang