Dapat didengar dengan jelas suara menggelegar di ruangan itu. Seok Kyung tergelak puas saat berhasil membobol pertahanan milik Song Ah untuk kesekian kalinya. Tidak hanya Seok Kyung saja, melainkan juga dengan Seok Hoon yang hanya menjadi penonton keduanya, setelah tadi berhasil mengalahkan Seok Kyung dengan score 5-1.
"Mendingan kakak ngalah aja. Pasti kakak bakalan kalah. Tuh liat, baru aja lima belas menit udah kebobolan tiga kali." Ujar Seok Kyung percaya diri tanpa mengalihkan matanya yang terfokus pada tv besar disana.
Song Ah berdecih. "Ck, baru juga mulai udah sombong duluan. Awas aja nanti kalau adek kalah." Balas Song Ah tak mau kalah. Dia ikut memfokuskan matanya sama seperti Seok Kyung ketika pertandingan kembali dimulai.
Dalam menit berikutnya, sekarang gantian Song Ah yang tergelak dan tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membalas Seok Kyung dengan membobol pertahanan sang adik. Membuat Seok Kyung yang baru tersadar langsung mendengus keras-keras dan memukul kakinya yang saling bertumpuk dengan kesal.
Namun sayangnya kesenangan itu tak lama. Saat Song Ah kembali mengarahkan pandangan ke layar tv, tiba-tiba saja penglihatannya mulai kabur dan bahkan hampir menghitam. Dengan segera Song Ah menundukan kepalanya, memejamkan matanya kuat sembari menggeleng pelan berulang kali.
Berusaha agar tidak menarik perhatian Seok Kyung dan Seok Hoon, Song Ah berusaha tenang sambil tangannya sibuk mengusap matanya sesekali, berharap penglihatannya kembali.
"Ayo kak buruan." Intrupsi Seok Kyung menggebu-gebu. Tak sabar ingin mengalahkan Song Ah.
Song Ah mengangkat pandangan dan sekilas melempar senyum. Dengan asal menekan consol yang ada ditangannya sambil berusaha menormalkan pandagangan dengan mengerjapkan matanya berulang kali.
Tidak hanya matanya saja yang bermasalah, Song Ah mendadak merasakan dadanya yang sesak seolah ada yang menekannya sangat kuat. Dan rasa kesakitannya dibuat sempurna saat perutnya juga ikut bergejolak hebat.
Song Ah menutup mulutnya, tanpa mengucap apapun dia langsung bangkit untuk berlari menuju kamar mandi. Dengan cepat langsung menutup dan mengunci pintu sebelum Seok Kyung dan Seok Hoon ikut masuk kedalam yang ternyata mengikutinya dibelakang.
Dengan kuat salah satu tangannya meremas sisi wastafel. Kepalanya menunduk dalam, membiarkan mulutnya mengeluarkan semua isi lambung agar ikut mengalir bersamaan dengan air keran yang mengalir dengan deras.
Dapat Song Ah dengar teriakan panik kedua adiknya dari luar. Menggedor pintu berkali-kali, bahkan Seok Kyung sampai mengancam akan mendobraknya.
"KAKAK BUKA PINTUNYA! KALO ENGGAK ADEK BAKAL DOBRAK SAMPAI RUSAK!"
Tak ada yang bisa Song Ah lakukan selain diam dengan tangannya yang semakin kuat meramas sisi wastafel. Dengan kuat juga mengigit bibir bawahnya agar tidak menangis. Dia tak ingin Seok Hoon dan Seok Kyung melihatnya seperti ini.
Namun percuma saja, sekuat apapun Song Ah menahannya. Pertahannya langsung runtuh begitu saja, saat telinganya dengan samar-samar mendengar suara rintihan tangisan kedua adiknya disana.
Air mata Song Ah sekarang sudah mengalir sangat deras sama seperti air keran yang masih ia nyalakan. Sebenarnya bukan hanya karena rasa sakit saja, namun juga Song Ah sekarang tidak bisa menyembunyikan fakta lebih jauh lagi jika dirinya sudah sangat jatuh.
Dia sudah sangat lelah. Dan mungkin saja, tubuhnya pun sudah muak untuk kembali berjuang.
Perlahan Song Ah menjatuhkan dirinya hingga tubuhnya merasakan dinginnya lantai kamar mandi, dengan kedua tangannya yang digunakan sebagai tumpuan. Kepalanya menunduk, bahu serta bibirnya sudah bergetar sangat hebat. Song Ah membiarkan air matanya kembali mengalir.
Lagi.
Sekarang dia akan membiarkan semuanya. Dia hanya ingin menghilangkan rasa sesak yang sudah menumpuk terlalu banyak.
💕💕💕
Sama seperti sebelumnya. Pintu itu kembali didobrak, bedanya sekarang oleh Suryeon. setelah dihubungi oleh Seok Hoon dengan nada bergetar hebat yang mengabarkan jika Song Ah kambuh, Suryeon langsung pergi meninggalkan rapatnya, mengabaikan semua teriakan kliennya.
Apalagi saat sampai rumah, dia menemukan Seok Kyung yang menangis tersedu-sedu dipelukan Seok Hoon. Jantungnya dipompa sangat cepat saat langkahnya membawanya lebih dekat dengan si kembar. Pikirannya benar-benar langsung kosong saat memikirkan hal apa yang harus ia lakukan saat hal seperti ini terjadi. Apalagi pegangannya sekarang sedang tidak ada disisinya, siapa lagi jika bukan Dantae.
Suryeon benar-benar diguncang hebat, membuat dunianya seakan runtuh seketika. Akhirnya, selama ini yang ia takutkan pun terjadi.
Padahal ia ingin berjuang bersama, tapi tak bisa melakukan apaun saat anak itu merasakan kesakitan. Hatinya dibuat remuk, ketika kenyataan lain menamparnya bahwa dirinya juga tidak bisa menjadi pegangan untuk Seok Kyung dan Seok Hoon yang ikut terjatuh sama seperti Song Ah.
Itu sudah membuatnya merasakan sakit yang sangat dalam.
Perlahan Suryeon mengambil alih tubuh Seok Hoon dan Seok Kyung untuk dibawa kepelukannya. Dengan penuh kasih sayang mengusap bahu bergetar itu, berharap bisa memberikan ketenangan.
"Abang, bisa bawa adek sebentar. Biar bunda yang ngomong sama kakak." Ujarnya lembut, berusaha menahan air matanya yang hampir keluar. Dia tidak mau si kembar melihatnya menangis seperti mereka.
Patuh, Seok hoon yang perlahan meredakan tangisnya membawa Seok Kyung untuk pergi. Membiarkan Suryeon untuk bicara berdua dengan Song Ah. Berharap kali ini kakaknya mau mendengarkan.
"Kakak, kalo kakak bener-bener nggak mau buka pintunya." Suryeon menjeda ucapannya. Menelan rasa sesak yang tiba-tiba menumpuk lebih dulu.
Dia berusaha menetralkan bibirnya yang mulai bergetar. "Bunda akan marah dan nggak bakalan mau ngomong sama kakak." Ancamnya.
Dan dalam detik berikutnya, Suryeon akhirnya menyerah. Wanita itu bersandar pada pintu dan membiarkan tubuhnya luruh secara perlahan.
Dengan kuat Suryeon memejamkan matanya, membiarkan air matanya lolos begitu saja. Sesak didadanya benar-benar sudah tak kuat ia tahan lagi. Suryeon sudah terkalahkan oleh keadaan.
"Kakak..."
Setelah Suryeon pikir-pikir, ternyata dirinya tidak sekuat Song Ah yang dengan mudah tersenyum lebar meskipun goresan penuh luka dan rasa sakit yang sangat teramat, memenuhi dan menguasai tubuh anak itu.
Dari balik sana, keadaanya tidak jauh berbeda. Song Ah sama-sama menyandarkan tubuhnya di pintu dengan kakinya yang ditekuk dan wajahnya ditenggelamkan disana.
Song Ah menggigit bibir bawahnya kuat, sesekali juga menggigiti kuku jari jemarinya. Sakitnya kian bertambah, saat mendengar suara bergetar milik Suryeon saat memanggilnya.
Berulang kali memukul kepalanya sendiri. Song Ah rasa dia adalah anak yang paling kurang ajar dan tak tau diri, karena terus menerus membuat Suryeon menangis dengan alasan yang sama.
Padahal dia sudah berjanji, tidak ingin membuat yang lain menangis hanya karena dirinya. Tapi buktinya, Song Ah melanggar janji yang sudah ia buat sendiri.
"Maafin Song Ah, bunda."
Seolah Suryeon bisa mendengar isi hatinya, Song Ah semakin mengeraskan tangisannya. Ketika telinganya mendengar suara Suryeon yang terdengar seperti bisikan itu.
Song Ah tau, pasti saat mengatakannya Suryeon berusaha mengembangkan senyum, meskipun hati wanita itu hancur berkeping-keping.
"Menangislah, tidak apa."
| WELCOME TO OUR LIFE |
![](https://img.wattpad.com/cover/279795117-288-k972742.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome To Our Life ✔️
Fanfic| Penthouse X Do You Like Brahms? (Joo Family's feat Song Ah) | Rekaman kisah keluarga Joo yang selalu melengkapi satu sama lain dalam keadaan apapun, susah maupun senang. Kami akan mengirim banyak cinta dari cerita kami. Happy Reading ^^ Staring : ...