06. Akankah

460 38 3
                                    

Dengan pandangan yang kosong, Suryeon menyusuri lorong demi lorong diikuti Dantae dibelakang yang terlihat sangat cemas. Untung saja pria itu sigap menangkap tubuh Suryeon yang hampir jatuh bebas kelantai.

"Bunda." Dantae langsung mendekap Suryeon ketika tangis istrinya itu mulai pecah. Tubuhnya dibuat bergetar, tangisan Suryeon benar-benar menyayat hatinya.

Suryeon yang didekap semakin menenggelamkan wajahnya didada Dantae dan meremas kemeja suaminya kuat-kuat. Kata-kata Yoon Chul beberapa waktu lalu terus menghantui dirinya.

"Arteri Song Ah sudah rusak parah. Karena itu pembuluh darahnya semakin menyempit sehingga oksigen yang dibawa ke jantung menjadi lebih sulit."

Detik itu jantung Suryeon seakan berhenti berdetak mendengar penjelasan Yoon Chul. Hal itu benar-benar mengundang sakit yang begitu mendalam untuknya. Suryeon dengan kuat meremas jemari Dantae yang sedari tadi menggenggam tangannya.

"Lakukanlah operasi seperti sebelum-sebelumnya. Pasti setelah operasi bisa kembali membaik lagi, kan?" Ujar Suryeon dengan nada bergetar. Bahkan air matanya sudah meleleh, cara bicaranya juga seolah sudah hilang kontrol.

Yoon Chul ditempatnya terlihat gusar, wajah dokter itu terlihat sekali lelahnya. Ada penyesalan yang hinggap disana. Yang ditakutkan Suryeon dan Dantae terjadi, pria didepan mereka pada akhirnya dengan sangat terpaksa menggelengkan kepalanya lemah.

"Dalam kasus kali ini, luka yang menempel di arteri cukup serius. Jadi dalam waktu dekat ini belum bisa melakukan operasi, takutnya jika melakukan dengan terburu-buru akan terjadi hal yang fatal sampai bisa menyebabkan kematian." Ungkap Yoon Chul, sebenarnya dirinya sendiri juga berat mengatakan hal tersebut.

Dunia Suryeon seketika terasa runtuh. Hatinya hancur berkeping-keping.

"Jadi sekarang yang bisa dilakukan adalah mengawasinya sebaik mungkin, kita bisa melakukan perawatan intensif dirumah. Yang terpenting, hindarkan dari berbagai hal bisa membuatnya tertekan dan stress. Sesekali juga ajaklah pergi untuk refreshing, dan jangan terlalu ketat." Pesan Yoon Chul.

Sekarang yang bisa dilakukan Dantae adalah mengusap bahu Suryeon mendengar istrinya yang semakin terisak dalam, sesekali juga membisikan kalimat-kalimat penenang.

"Ayah, bunda takut kalau kakak kedepannya nggak akan baik-baik aja."

"Shhttt.... bunda nggak boleh ngomong begitu. Bunda harus percaya kakak pasti bisa ngelewatin ini semua. Bunda nggak lupa kan perjuangan kakak gimana?" bisik Dantae lembut.

Tentu saja. Suryeon tidak akan pernah melupakan bagaimana perjuangan Song Ah melawan penyakitnya selama sepuluh tahun ini. Bahkan dia sangat tahu bagaimana anak sulungnya tersenyum untuk menutupi rasa sakit agar tidak membuat yang lain merasa khawatir.

Suryeon juga percaya, pasti Song Ah akan mengalahkan penyakit itu sekali lagi, anaknya tidak akan menyerah begitu saja.

Meskipun hatinya juga tidak bisa untuk tidak merasa takut dan ragu. Dia tidak sanggup jika harus berhadapan dengan yang namanya kehilangan untuk selama-lamanya.

"Sekarang kita pulang, pasti mereka khawatir liat bunda nggak dirumah." Ujar Dantae membantu Suryeon untuk bangkit. Dia juga mengusap lembut wajah istrinya yang sudah sangat basah dan sembab.


💕💕💕


Baru saja mereka berdua mendudukan diri dikursi mobil, tiba-tiba saja ada yang mengintrupsi Suryeon. Itu suara ponselnya yang berdering cukup keras.

Dia dibuat terkesiap sesaat saat mengetahui si pemanggil. Song Ah yang menghubunginya lewat video.

Tidak langsung diangkat, dia menoleh ke arah Dantae bermaksud meminta saran karena dia sendiri sedang bingung harus mengangkatnya atau tidak dalam kondisi seperti ini.

"Angkat bunda."

Akhirnya, dengan hati-hati Suryeon menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Bunda!" Suryeon tau itu suara siapa. Seok Kyung yang langsung mengambil alih ponsel Song Ah.

"Bunda dimana, kenapa nggak dirumah? Bunda nggak papa, kan?" tanyanya merasa khawatir. "Adek udah kangen nih! Pulang sekolah malah nggak ketemu bunda." Keluhnya. Wajah Seok Kyung diseberang sana berubah murung.

Suryeon menyunggingkan senyumnya, rasanya sangat getir sekali. Lalu menggeleng. "Bunda nggak papa adek. Ini mau pulang sama ayah." Suryeon mengarahkan layar ponselnya kearah Dantae yang langsung melambaikan tangan riang.

"Halo adek."

"Ayah cepet pulangnya, adek udah kangen sama bunda." Seru Seok Kyung.

"Sama ayah?" tanya Dantae. Wajahnya langsung cemberut saat melihat Seok Kyung menggeleng cepat. Kenapa Seok Kyung jujur sekali.

Dantae mendengus. "Huh, adek jahat." Rajuknya.

Disana justru terkikik seolah tidak bersalah. "Bercanda ayah. Adek juga kangen sama ayah. Makanya cepet pulang."

"Iya iya bunda sama ayah bakalan pulang cepet. Tunggu ya."

Lalu ponsel kembali ke tangan sang pemilik yang sekarang sudah menampilkan wajah Song Ah.

"Bunda sama ayah lagi dimana?" tanyanya.

"Ini bunda sama ayah lagi dimobil." Jawab Suryeon.

"Ayah sama bunda pasti capek karena seharian kerja. Jadi setelah urusannya selesai langsung pulang, terus kita makan sama-sama. Hati-hati dijalan. Abang, adek, kakak disini selalu nunggu dan sayang sama ayah bunda."

Mendengar suara Song Ah yang begitu ceria, tanpa terasa membuat air matanya kembali keluar. Cepat-cepat mematikan sambungan secara sepihak, dia tidak mau anak-anaknya tau jika dia sedang menangis.

Dantae yang tak tega melihat istrinya kembali menangis, langsung melepaskan sabuk pengaman dan mendekap Suryeon erat.

Dan akhirnya setelah 30 menit berada dijalanan yang begitu padat, Dantae dan Suryeon sudah ada didepan penthouse

Begitu masuk kedalam sana, telinga keduanya langsung disuguhkan oleh alunan indah musik klasik berjudul Traumerei milik musikus terkenal Schumann Robert, dengan Song Ah yang memainkan biola lalu Seok Hoon dan Seok Kyung yang memainkan piano bersama sambil sesekali bersenandung kecil mengikuti irama.

Kembali, hati mereka dibuat berdesir. Suryeon dan Dantae berpegangan satu sama lain dengan menautkan tangan mereka untuk saling menguatkan. Melihat anak-anaknya yang begitu ceria bermain bersama sembari bergurau.

Apalagi ketika melihat Song Ah tersenyum lebar, seolah tidak ada beban yang dirasakan oleh anak itu. Hatinya yang sakit bertanya-tanya, akankah senyum itu akan tetap terlihat? Akankah dia bisa menikmati permainan biola Song Ah yang sangat indah untuk kedepannya?



| WELCOME TO OUR LIFE |


Welcome To Our Life  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang