01. Sarapan

1.5K 61 3
                                    

Sinar matahari yang sudah berhasil masuk melalui celah cendela besar tanpa permisi itu sudah berhasil membuat orang yang tadinya diam menjadi bergerak karena merasa terganggu.

Seorang wanita terduduk dengan mata yang masih terpejam kuat dan sesekali melenguh, perlahan dia mengerjapkan mata guna menetralkan penglihatannya. Begitu mata terbuka sempurna meskipun tidak dengan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya, perhatiannya beralih pada jam weker dimeja dekat tempat tidur.

Sudah jam setengah tujuh pagi, batinnya.

Tangannya tergerak mengambil pengikat rambut disamping jam berwarna pink. Sebelum beranjak pergi, wanita itu menyempatkan untuk melihat seseorang yang masih tertidur disampingnya, siapa lagi jika bukan sang suami yang sudah mengikat janji selama puluan tahun sehidup semati dengannya.

Dia memperhatikan wajah tampan nan teduh milik suaminya saat tidur itu. Sesekali juga mengelus lembut pipi lelaki itu, lalu menepuknya pelan bermaksud membangunkan. Yang dia dapat justru adalah lenguhan dan melihat bagaimana lelaki itu bergerak mengganti posisi untuk membelakangi dirinya.

"Ayah bangun, udah jam setengah tujuh." Peringat wanita itu yang hanya dijawab deheman.

Tak menyerah, dia sedikit menguncang tubuh sang suami. "Nanti telat gimana?"

"Sepuluh menit lagi, bunda." Ujarnya meminta izin.

Tersenyum, wanita itu akhirnya memilih mengalah untuk membangunkan suaminya kembali nanti setelah sepuluh menit. Apalagi saat mengingat lelaki itu hampir tidak tidur tadi malam karena harus lembur mengurus pekerjaan, pasti sangat lelah.

Turun dari ranjangnya, berjalan kearah kamar mandi sekedar untuk menggosok gigi dan mencuci wajah. Namun baru saja hendak masuk kedalam teriakan lebih dulu terdegar, menghentikan langkahnya.

Dia hanya berdiam diri, menunggu hingga sosok yang barusan berteriak terlihat memasuki kamarnya. Dan benar saja, tak lama kemudian seorang gadis masuk masih dengan muka bantalnya.

Itu si tuan putri yang memang sudah wajib setelah bangun dari tidurnya untuk langsung menyapa sang yang mulia ratu.

"Bunda!" serunya bersama senyum merekah, yang mau tak mau membuat wanita itu ikut tersenyum juga, lalu merentangkan tangannya lebar untuk memeluk sang putri.

"Adek udah bangun." Sapanya riang. Dia mengacak gemas rambut sang anak yang semakin beratakan.

"Abang sama kakak juga udah bangun." Balasnya tak kalah riangnya, melaporkan jika kedua saudaranya juga sudah meninggalkan alam mimpi masing-masing.

"Kakak sama abang udah turun?" tanyanya.

Sang putri dalam pelukan menggeleng kecil. "Belum, mereka lagi bersih-bersih." Lapornya lagi.

Dengan perlahan dia melepaskan pelukan sang anak. "Kalau begitu, adek sekarang juga harus bersih-bersih dulu. Terus kita sarapan bareng." Ujarnya yang langsung diangguki oleh gadisnya.

"Siap laksanakan!"


o(^_^)o


Selesai memasang dasi sang suami, Suryeon mengandeng tangan Dantae untuk keluar kamar menuju lantai bawah, bergabung bersama anak-anak untuk sarapan bersama.

"Loh kok kalian cuman berdua, kakak mana?" tanya Suryeon bingung tidak mendapati anak sulungnya yang seharusnya sudah duduk bersama si kembar.

"Masih diatas." Jawab Seok Hoon.

Tak lama yang dibicarakan menampakan diri dengan tergesa-gesa, gadis itu melewati kedua orang tuanya begitu saja menuju lemari pendingin, dan mengambil sesuatu dari dalam sana.

Setelahnya berjalan mendekati semua anggota keluarganya untuk menciumi mereka secara bergantian.

"Bunda, aku berangkat sekarang." Pamitnya.

Suryeon dengan cepat menahan tangan anaknya. "Kak, sarapan dulu." Tegurnya memberi peringatan.

"Maaf bunda, hari ini kakak ada belajar kelompok jadi harus berangkat lebih awal." Sesalnya. Sebenarnya gadis itu juga berat jika harus mengorbankan waktu sarapan bersama keluarganya yang sangat berharga. Jika bukan karena agenda belajar bersama yang tiba-tiba dirubah jadwalnya, pasti dia sudah duduk bersama mereka. Bahkan, mungkin bercanda dengan si kembar sebelum sarapan dimulai.

Suryeon menghela nafas pasrah, dia akhirnya melepaskan tangan sang anak. Melihat raut wajah sang ibu yang terlihat murung, cepat-cepat dia mengangkat makanan dan minuman yang belum sempat dimasukan kedalam tas tinggi-tinggi.

"Tenang bunda. Kakak pasti sarapan kok, ini ada kimbab sama susu kotak."hiburnya menyakinkan sang ibunda dengan memamerkan makanan dan minuman yang masih dipegang.

"Janji, ini yang pertama dan yang terakhir." Lanjutnya, lalu mengulurkan jari kelingkingnya kehadapan Suryeon.

Wanita itu dengan terpaksa membalas uluran tersebut. "Janji ya."

Dengan mantap gadis itu mengangguk. "Iya, kakak janji."

Setelah mendapat izin yang dipaksakan, gadis itu buru-buru meninggalkan semua keluarganya menjauhi meja makan. Dia menyempatkan melambaikan tangan kepada anggota keluarganya yang sudah duduk ditempat masing-masing.

"Kakak, hati-hati." Seru Seok Kyung dan memberi semangat pada Song Ah yang mulai menghilang dari penglihatan mereka semua.

Ditempatnya, Suryeon menghembuskan nafasnya berat. Anak sulungnya itu memang suka sekali dengan belajar apalagi jika mengenai pelajaran kesukaannya, pasti anak itu akan sampai lupa waktu karena terlalu senangnya jika tidak ditegur. Seperti sekarang ini, gadis itu memilih belajar daripada sarapannya.

"Adek mau sarapan sama apa?"

Seok Kyung terdiam sejenak, lalu menunjuk makanan berkuah yang ada diposisi paling tengah. "Itu." Tunjuknya.

Suryeon mengalihkan perhatian pada Seok Hoo yang menunggu mendapat giliran. "Kalau abang?"

"Samain aja kayak punya adek."

Wanita itu mulai mengambilkan makanan untuk anak-anak dan sang suami sesuai permintaan masing-masing.

"Bunda nggak sarapan?" tanya Dantae begitu melihat Suryeon beranjak setelah terakhir mengambilkan makanan untuknya.

"Mau nyiapin sarapan dulu buat kakak. Nanti ayah kan yang nganter si kembar?" tanyanya. Dantae mengangguk cepat.

"Setelah itu mampir ke-kampus, nganterin bekal buat kakak sarapan." Pinta Suryeon penuh harap. Kembali, dengan cepat Dantae mengangguk mengiyakan keinginan sang istri. Percuma saja jika nanti menolak dengan beribu alasan, pasti Suryeon akan tetap memaksanya. Apalagi ini tentang anak-anak.

Setelah selesai menyiapkan, Suryeon kembali untuk bergabung dengan yang lain, mengambil posisi diantara Seok Kyung dan Dantae. Lalu menggeser kotak bekal untuk diberikan kepada sang suami.

Dan mulai memakan sarapannya seperti yang lain dengan tenang.



| WELCOME TO OUR LIFE |


Welcome To Our Life  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang