50. Lonely

229 18 6
                                    

Song Ah menatap malas pada keempat teman yang tengah duduk disamping dan berdiri didepannya ini. Rasanya sangat muak jika ada temanmu yang menatapmu dengan tatapan introgerasi, seolah dirinya telah melakukan sebuah kesalahan yang amat besar.

Song Ah mengerlingkan matanya. "Aku nggak papa." Ujarnya menyakinkan keempat temannya itu.

Mendengar itu Hyun Hoo tersenyum miring. "Kalo nggak papa, pasti sekarang nggak bakalan ada perban yang ngelilit kepalamu Joo Song Ah." Kesal Hyun Hoo menunjuk kepala Song Ah.

Gadis itu dibuat menghela nafasnya panjang. Kepalanya mendongak, mengawang-ngawang kejadian malam itu. Lalu melirik kearah keempatnya bergantian. "Bunda sama ayahku aja yang berlebihan sampai dipanggilin ambulan segala. Padahal cuman jatuh doang." Terang Song Ah santai, seolah kejadian itu hanya sebuah kecelakaan kecil biasa.

"Yang penting sekarang kamu baik-baik aja Song Ah." Senang Min Sung. Dia melempar senyum tipis ke arah Song Ah sekilas.

"Maaf ya, jadi buat kalian khawatir." Sesal Song Ah merasa bersalah. Termasuk pada Joon Young yang sedari diam berdiri didepannya. Lelaki itu sama sekali tak bersuara sejak baru datang.

"Aku mau kebelakang sebentar." Sela Joon Young pamit, mengalihkan perhatian yang lain.

"Ok."

Joon Young keluar dari ruangan Song Ah, disusul Min Sung yang juga pamit ingin membelikan minuman untuk yang lain.

"Hei, Joon Young. Kau mau kemana?" heran Min Sung melihat Joon Young yang hampir hilang dibelokan jika dia tidak meneriaki nama lelaki itu. Min Sung pun berlari kecil untuk menghampiri Joon Young.

"Sepertinya toilet ada disebelah sana, sebelum kemari aku tak sengaja melewatinya tadi. Kau salah jalan."

Joon Young memutar setengah badannya dan tersenyum tipis. "Aku akan pulang. Maaf." Ujar Joon Young menunduk sekilas sebagai tanda perpisahan, lelaki itu melenggang pergi tanpa memperdulikan Min Sung yang hanya terdiam ditempat.


💕💕💕


Dengan langkahnya yang sedikit gontai, Joon Young masuk kedalam kamarnya. Dia melempar ransel hitamnya kesegala arah, lalu membaringkan diri dan terlentang diatas ranjang. Rasanya lelah sekali setelah seharian ini beraktivitas diluar. Dan dia baru pulang diatas jam sebelas malam.

Sejenak, Joon Young memejamkan matanya untuk mencari ketenangan dan kenyamanan. Entah kenapa hari ini, pikirannya sedikit kacau dan hatinya pun juga menjadi agak gelisah setelah menjenguk Song Ah dirumah sakit tadi.

Belum lama merasakan kenyamanan yang ia dapat, dering lumayan keras yang berasal dari ponsel pintarnya langsung menariknya. Joon Young merogoh saku jas dalam yang masih ia kenakan, tangannya terangkat keudara untuk melihat layar ponselnya sendiri.

Joon Young dibuat tersenyum, begitu tau siapa yang menghubunginya selarut ini. Dipikir-pikir juga memang hanya gadis itu saja yang sangat berani menggangunya malam-malam begini.

"Baru aja diomongin." Gumamnya lirih.

Tanpa pikir dua kali, Joon Young menggeser tombol warna hijau untuk mengangkat panggilan dari Song Ah. Namun dia dibuat langsung menjauhkan ponsel dari telinganya ketika Song Ah dari seberang sana justru langsung meneriakinya.

"Hei, Park Joon Young!"

"Kenapa kamu pulang nggak pamit dulu sama aku? Dasar jahat!"

"Maaf, aku tadi ada urusan mendadak. Jadi nggak sempat pamit sama kamu." Ujar Joon Young memberi alasan.

"Jangan kira, kamu bisa lolos semudah itu, huh!"

Sementara Song Ah sendiri sekarang sedang dilobi rumah sakit yang sudah kosong dan sangat sunyi untuk membeli air mineral, dia hanya bisa tertawa kecil mendengar suara keluhan Joon Young dari seberang.

"Terus biar kamu maafin, aku harus gimana?" ujar Joon Young dengan suara memelas yang dibuat-buat.

Song Ah terdiam sejenak, "Ayo kita bertemu lagi setelah aku keluar dari rumah sakit, dan traktir aku makan sepuasnya." Putus Song Ah semangat.

"Baiklah."

Seketika jawaban itu membuat Song Ah tersenyum lebar tanpa dirasa. "Janji ya? Selain itu juga ceritakan bagaimana permainan pianomu dan suasana di konser gala kemarin." Ujar Song Ah antusias.

"Ya."

Sekali lagi jawaban itu membuat Song Ah menjadi tambah semangat. Tidak disangka, Joon Young dengan mudahnya mengabulkan keinginannya tanpa basa-basi lebih dulu.

"Sampai disini Park Joon Young, aku tutup telfonnya."

Dengan sekali pencet, Song Ah memutuskan hubungan secara sepihak sebelum Joon Young mengucapkan salam perpisahan.

Song Ah mengambil minumannya dari Vending Machine setelah memasukan beberapa koin dan memencet tombol sesuai minuman yang Song Ah butuhkan. Dengan girang dan semangatnya Song Ah melangkahkan kakinya untuk kembali kekamar sebelum terdahului oleh Suryeon yang sepertinya sebentar lagi juga akan sampai dirumah sakit, setelah tadi Suryeon sempat pamit ingin keluar sebentar.

Tidak melunturkan senyumannya, Song Ah memainkan botol yang ada ditangan sambil sesekali bersenandung kecil ketika ada sebuah lirik lagu yang sepintas terlintas diotaknya. Kesenangannya semakin membuncah, saat memikirkan rencana yang akan ia buat setelah keluar dari rumah sakit sebelum pertemuannya dengan Joon Young nanti.

Sayangnya kesenangan yang Song Ah rasakan tidak berlangsung lama, ketika tiba-tiba kakinya terasa kaku dan sangat kebas. Song Ah seketika luruh kebawah saat kedua tangannya juga sudah tidak kuat lagi berpegangan pada lengan kursi untuk menumpu tubuh.

Dalam beberapa saat, Song Ah membiarkan tubuhnya sejenak bersamaan dengan itu kepalanya menunduk dalam, matanya mulai memanas. Tidak hanya itu, emosinya ternyata juga makin lama naik kepermukaan.

Semakin Song Ah berusaha untuk bangkit, justru kakinya semakin terasa berat dan sangat sulit untuk digerakan.

"Ayo berdirilah." Gumam Song Ah masih berusaha untuk berdiri untuk kesekian kali.

"Dasar kaki bodoh! Kenapa aku suruh berdiri tidak berdiri!" marah Song Ah akhirnya meluapkan emosi yang sempat tertahan. Bersamaan dengan itu tangannya dengan kuat terus memukuli kedua kakinya tanpa henti.

Song Ah mendongakan kepalanya begitu mendengar suara lembut dari jarak yang cukup jauh. Dilihatnya Suryeon yang berdiri diam disana yang menatap Song Ah dengan mata berkaca-kaca.

"Bunda." Song Ah langsung menderaskan tangisnya begitu Suryeon menghampiri dan memeluk tubuhnya erat, menumpahkan semua kesedihannya dibahu sang ibu.

"Sttt... ayo bunda bantu." Ujar Suryeon lirih, nyaris seperti bisikan ditelinga Song Ah.

Tidak henti-hentinya tangannya mengusap punggung Song Ah yang sudah bergetar hebat dengan sangat lembut untuk memberi kenyamanan. Berusaha menenangkan Song Ah yang semakin meraung.

Hati Suryeon berdesir, yang membuatnya sakit adalah Song Ah. Raungan dan tangis anak itu sangat menyanyat hatinya. Sesak didalam dadanya, ternyata semakin membuat Suryeon tidak mampu lagi untuk menahan tangis.

"Bunda..... "

Suryeon semakin mengeratkan pelukannya. "Bunda disini, Song Ah nggak sendirian."



| WELCOME TO OUR LIFE |

Welcome To Our Life  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang