Serena

62.1K 10.4K 274
                                    

Mikaila menyambut pagi dengan perasaan yang sangat bahagia, bukan karena alasan, dia bahagia karena dia sudah berhasil melepaskan statusnya sebagai putri mahkota. Jika gadis-gadis bangsawan lain mungkin akan sangat sedih karena lepas dari posisi putri mahkota. Maka, Mikaila berbeda. Mikaila sangat berbahagia karena itu artinya dia sudah terbebas dari Carlos.

Sebenarnya, dari dulu Mikaila sudah merencanakan pembatalan hubungannya dengan Carlos dengan cara seperti ini, dia ingin Carlos mendapatkan rasa malu dan hukuman sekaligus.

Jika Mikaila membatalkan hubungan pertunangan mereka begitu saja, tanpa ada acara-acara besar seperti pesta ulang tahun ratu kemarin, maka Mikaila sangat yakin bahwa Carlos akan begitu bebas dan mendapatkan ketenangan. Dia tidak ingin Carlos seperti itu, ia ingin semua rakyat kerajaan Valcke tau tabiat busuk Carlos yang sebenarnya. Ia ingin Carlos di benci oleh banyak orang, sebagaimana orang-orang membencinya.

Mikaila tersenyum miring, ketika mengingat rencana licik diotaknya.

"Nona, anda ingin menggunakan wewangian apa untuk anda kali, ini?" tanya Marry pada Mikaila yang baru saja bangkit dari tempat tidurnya.

Mikaila berpikir sebentar, kemudian dia menjawab, "Lavender." Dengan singkat.

Marry mengangguk mengerti, dia langsung mengikuti instruksi Sang Nona.

Setelah Marry selesai menyiapkan persiapan mandi untuk Mikaila, Mikaila langsung masuk dalam kamar mandi dan berendam diri di tempat yang sudah disediakan. Dengan di bantu para dayang, Mikaila membiarkan mereka untuk membersihkan seluruh tubuhnya.

+++

Setelah menyelesaikan semuanya, Mikaila keluar dengan tenang dari kamar. Kebetulan, saat ini Serena berjanji akan berkunjung untuk melihat desain gaun yang akan Serena di pesta ulang tahunnya nanti.

Mikaila berjalan dengan langkah tenang, menuju perpustakaan mansion ini, dia sudah terbiasa membaca semenjak mimpi yang dia alami waktu itu.

Gadis cantik berambut pirang itu tanpa sengaja berpapasan dengan Antonio-kakak pertamanya, Mikaila hanya memberikan salam seperti biasanya lalu pergi begitu saja.

"Mikaila, tunggu," panggil Antonio yang membuat Mikaila mau tak mau menghentikan langkahnya.

"Apa?" tanya Mikaila dengan datar. Dia menatap dingin pada Antonio sehingga membuat pemuda tampan itu sedikit merasa takut.

"Kau memutuskan hubungan pertunanganmu dengan putra mahkota?" tanya Antonio to the point.

"Saya rasa, anda ada si sana juga saat itu, dan semua orang yang ada di kerajaan ini tau bahwa saya memutuskan hubungan saya dengan putra mahkota. Jadi ... untuk apa anda bertanya lagi?" tanya Mikaila balik, dia paling malas meladeni orang-orang yang tidak penting.

"Kenapa kau memutuskan hubungan pertunanganmu dengan putra mahkota? Bukankah kau begitu mencintainya sampai kau seperti orang gila apabila tidak melihatnya." Antonio memancing Mikaila dengan kenangan masa lalu, yang membuat Mikaila merasa mual. Bila mengingat hal itu, Mikaila tidak bisa menahan rasa jijik dihatinya.

"Bukan urusan anda," balas Mikaila dengan dingin dan menusuk. Dia bersiap berbalik pergi akan tetapi kata-kata Antonio membuatnya kesal.

"Mikaila Arundell, seharusnya kau tidak bisa secara sepihak memutuskan pertunangan tersebut. Kau tau sepenting apa posisi putri mahkota di kerajaan ini? Dan dengan posisimu sebagai putri ikut, kekuasaan ayah bisa semakin kuat." Antonio berkata dengan tak tau malu.

The Cold Villains Lady ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang