Facts

39K 6.3K 435
                                    

Hai guys, karena di part sebelumnya banyak yang bilang jangan ubah alur cerita ini. Okey, aku gak akan ubah. Dipikir-pikir sayang juga kalau diubah. Selain karena cerita ini yang beberapa part lagi tamat, terus juga aku gak plagiat kok. Jadi ngapain juga diubah?

Maaf ya, kalau sebelumnya aku agak bertindak gegabah. Cuman aku agak nyesek aja sih, cerita yang aku bikin sampe begadang dibilang jiplak. Makasih banyak juga buat kalian yang udah kasih semangat buat aku, maaf aku gak bisa balesin  komen kalian satu-satu. Jujur, komen semangat kalian moodboster banget buat aku.

Happy reading ❤️

+
+
+

Mikaila masuk ke dalam kamarnya, otaknnya sedari tadi terus berpikir keras untuk memahami apa yang Casis katakan. Ada banyak hal yang tidak dia pahami, salah satunya, mengapa Casis terkesan begitu misterius? Dia seakan-akan mengetahui segalanya. Dia mengetahui hal-hal yang bahkan ia sendiri pun tidak mengetahuinya. Casis begitu hebat karena telah bersembunyi terlalu jauh dengan topeng konyolnya selama ini.

Siapa Casis sebenernya? Dan mengapa tingkahnya seakan-akan, bahwa Casis telah menengal ia sejak lama? Memikirkan Casis, lama-lama membuat ia menjadi gila.

Mikaila menatap dirinya di cermin sebentar, kemudian ia membuka gaun bagian atasnya secara perlahan, dan terlihat kulit putih mulus miliknya. Dia memandangi tanda lahir bulan berbentuk bulan sabit di pundak sebelah kirinya. Dia mengelus tanda itu dengan gerakan pelan. Dia masih bertanya-tanya, mengapa Casis bisa tahu bahwa suatu saat Mikaila akan memiliki tanda lahir ini? Orang itu ... sangat sulit untuk dimengerti.

Mikaila dengan segera membenarkan kembali gaun bagian atasnya. Kemudian dia berjalan ke sebuah laci tempat dia menyimpan buku kuno yang Casis berikan.

Buku kuno berwarna merah terang, dan muncul terdapat ukiran bunga, bintang dan bulan di sampulnya. Mikaila memperhatikan buku kuno tersebut dengan serius, bentuk buku kuno ini begitu berbeda dengan buku kuno yang dia dapatkan dari Mansion keluarga Arundell.

"Bagaimana Casis bisa memberikan buku kuno ini? Dan dengan cara apa?" monolognya seraya membuka lembaran  buku kuno itu satu-persatu. Karena buku kuno ini muncul secara tiba-tiba, sehingga membuat Mikaila sangat penasaran.

Ketika Mikaila mengusap buku kuno dengan gerakan jig jag, tiba-tiba buku kuno itu kembali mengeluarkan cahaya merah, terang. Dan secara bersamaan, Mikaila merasakan pundak sebelah kirinya terasa sakit, ini seperti ditusuk oleh puluhan jarum secara bersamaan. Sangat sakit. Mikaila tanpa sengaja menjatuhkan buku kuno itu begitu saja, dia secara refleks memegang pundak kirinya yang terasa nyeri.

Mata Mikaila membesar karena kaget, saat melihat pundaknya mengeluarkan cahaya merah yang serupa. Sehingga dua cahaya yang datang dari arah berlawanan menyatu dan perlahan memunculkan tulisan-tulisan.

Jiwa-jiwa yang serakah, akan bersatu. Dendam, benci dan amarah akan Membuat kekuatan baru, dunia akan hancur.  Hanya yang abadi, yang akan memenangkan segalanya.

Setelah tulisan itu berhenti, cahaya merah yang dikeluarkan oleh buku dan pundak Mikaila redup. Rasa sakit yang dia alami pun sirna. Nafas Mikaila sedikit terasa sesak. Seluruh tubuhnya terasa sedikit lemas. Dia merasakan feeling yang tidak mengenakan dengan arti buku kuno kali ini.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

The Cold Villains Lady ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang