Evands 2

39.6K 7.1K 1.1K
                                    

Mikaila menatap datar pada sosok pemuda tampan bermata biru tua, yang kini tengah berdiri dihadapannya.

Dia tidak tahu, apa yang dilakukan orang itu di sini. Niat awalnya dia hanya ingin pergi ke butik yang dia miliki, akan tetapi saat keluar dia malah harus berpapasan dengan Evands.

Ya pemuda itu adalah Evands, dia memandang Mikaila dengan sendu, terlihat jelas jejak kerinduan di sana.

Setelah mencari ke sana-sini dan mengancam banyak orang hanya untuk bertemu dengan Mikaila, akhirnya Evands menemukannya.

Mikaila terlihat sangat cantik, bahkan kini dia terlihat begitu baik dibandingkan saat tinggal di Mansion keluarga Arundell. Tatapan mata Mikaila hanya menatap ia secara datar, seolah mereka hanyalah orang asing yang bahkan tidak saling mengenal.

Hati Evands mendadak ngilu, bayangan Mikaila yang tertawa riang dan tersenyum manis saat mereka bermain bersama membuat Evands terjebak dalam ilusi masa lalu.

"A-adik." Kata itu adalah kata yang tidak pernah Evands ucapkan pada Mikaila selama beberapa tahun terakhir.

Saat mereka kecil, Evands sering sekali memanggil Mikaila dengan sebutan begitu. Meskipun nada bicaranya bisa dibilang seperti orang yang tengah marah. Tapi hatinya berkata lain, dia begitu senang karena biar bagaimanapun Mikaila adalah adiknya. Dia ingin menarik Mikaila kedalam pelukannya, dan bermain-main seperti dulu tapi sepertinya sudah tidak bisa. Rasanya sulit sekali. Diantara mereka seolah ada tebing tinggi yang memisahkan. Sehingga kini mereka terasa begitu jauh.

Sedangkan Mikaila sendiri hanya mengangkat sebelah alisnya, ketika melihat perubahan sikap Evands yang secara tiba-tiba. Dia sendiri tidak mengerti, entah mengapa mantan keluarga dan mantan tunangannya, tiba-tiba saja berubah dan memohon ampun pada dirinya.

Dia mulai menebak segala kemungkinan, meskipun dia sudah menghancurkan setengah sihir hitam Helena, akan tetapi saat mengingat kebencian mereka terhadapnya yang sudah mendarah daging membuat Mikaila merasa ragu.

Akan tetapi apapun alasannya, Mikaila tidak peduli, dia sudah memutuskan untuk tidak berhubungan dengan mereka lagi, itu tandanya tidak ada kesempatan untuk kembali.

"Ada apa kemari?" tanya Mikaila to the point. Dia tidak pernah suka berbasa-basi.

"A-aku hanya ingin bertemu denganmu, kau benar-benar pergi dari rumah?" tanya Evands bingung, dia ingin membicarakan banyak hal dengan Mikaila. Dia ingin bertanya apakah Mikaila baik-baik saja tanpa mereka, apakah Mikaila makanan dengan baik, dan beristirahat dengan cukup. Apakah Mikaila bahagia, dan ... apakah Mikaila mau memaafkannya? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang ingin Evands lontarkan. Akan tetapi lidahnya kelu, dia bahkan bingung dengan apa yang ingin dia tanyakan.

"Ya," jawab Mikaila singkat. Dia sedikit heran, bukankah seharusnya keluarganya yang lain, memberitahu Evands bahwa dia sudah benar-benar pergi dari neraka terkutuk itu.

"Mengapa? Apakah kau bahagia setelah pergi dari sana?" tanya Evands sekali lagi. Dia masih menatap Mikaila dengan sendu.

"Tentu, Tuan muda Arundell, jika tidak ada hal yang penting yang ingin anda bicarakan silakan pergi, saya tidak ingin membuang-buang waktu saya hanya untuk hal yang tidak penting, saya permisi." Mikaila berkata dengan datar, dia langsung berjalan melewati Evands begitu saja.

"Yang menyelamatkanku di danau waktu itu. Itu kau, 'kan?" Pertanyaan secara tiba-tiba yang keluar dari mulut Evands barusan membuat Mikaila menghentikan langkahnya.

"Anda sudah melihat buktinya, dari sihir perekam yang saya berikan?" Mikaila bertanya balik dengan nada sedikit sinis.

Awalnya dia tidak tahu bahwa kejadian waktu itu, ternyata telah terekam oleh alat sihir perekam peninggalan ibunya. Dia mendapatkan benda itu saat masuk ke dalam kamar khusus ibunya, dia hanya ingin melihat lukisan ibunya dan mengetahui rupa wajah seseorang yang telah melahirkan ia ke dunia.

Namun, saat masuk ke sana secara sembunyi-sembunyi dia melihat sebuah benda berbentuk bulat seperti kristal yang menarik perhatiannya. Lalu tanpa aba-aba lagi, dia langsung mengambil benda itu begitu saja. Dan sebuah kertas kecil yang merupakan mantranya.

Tapi setelah beberapa lama, saat dia secara asal mencoba membaca sebuah mantra sihir yang ada di kertas kecil itu, tiba-tiba saja muncul sebuah video yang seperti hologram yang menayangkan kejadian di danau itu terjadi. Mikaila sendiri tidak mengerti bagaimana sistem alat sihir itu berkerja. Karena semuanya begitu tiba-tiba.

"Ya, aku sudah melihatnya." Evands menjawab dengan lugas. Namun, sedetik kemudian dia menundukkan wajahnya dan nada suaranya menjadi rendah. "Maaf Mikaila, maaf karena tidak mempercayaimu waktu itu." Dia berkata dengan bersungguh-sungguh, dan jejak penyesalan tercetak jelas di sana.

Mikaila tersenyum sarkastik. "Setelah semuanya, anda bilang maaf? Apakah anda kira satu kata maaf bisa mengubah semuanya? Tuan muda Arundell, anda terlalu percaya diri."

"Mikaila aku tahu kesalahanku banyak padamu, tapi tolong jangan egois. Kau tahu semuanya salah paham, bukan? Aku ju—"

Mikaila dengan segera menyela ucapan Evands. "Egois?" tanya Mikaila terkekeh sinis. "Anda bilang saya egois? Tuan muda, tolong kembali berkaca siapa yang egois di sini. Selama ini andalah yang mengabaikan fakta dan tidak ingin mendengarkan penjelasan saya sama sekali, andalah yang menghakimi saya terus-menerus, jadi ... siapa yang egois di sini?" lanjutnya dengan nada dingin dan menusuk.

Kata-kata Mikaila barusan membuat Evands bungkam, semua yang dikatakan oleh Mikaila adalah sebuah kebenaran. Dan Evands tidak tahu harus menjawab apa, karena ucapan gadis itu seakan sudah mencapai ke intinya.

Evands hanya menunduk, dia tidak punya muka untuk melihat Mikaila secara langsung, malu, dia terlalu malu karena mendorong semua kesalahan pada Mikaila, padahal nyatanya gadis itu tidak salah sama sekali. Dia adalah orang yang menyelematkannya, akan tetapi Ia malah menghakimi Mikaila sebagai orang yang bersalah di sini.

"Adik, a-apakah kau benar-benar tidak bisa memaafkanku?" tanya Evands dengan penuh harap, dia bahkan sudah berani mengangkat wajahnya kali ini. Ingin tahu ekspresi apa yang ditampilkan oleh adiknya. Akan tetapi nampaknya tetap tidak ada ekspresi apapun di wajah cantik itu.

Mikaila terdiam selama beberapa saat. Bayangan saat Evands memanggilnya adik tapi dengan nada seperti orang marah, kembali terputar diotaknya, atau pun saat Evands memberinya makan diam-diam dan mengajaknya main secara sembunyi-sembunyi membuat Mikaila kembali mengingat masa-masa itu.

Meskipun bisa dibilang semua omongan yang diucapkan Evands kecil pada Mikaila termasuk kasar, akan tetapi tindakannya malah berkata sebaliknya.

Mikaila masih mengingat dengan jelas, apa yang dikatakan oleh Evands kecil padanya.

"Hei, kau tahu mengapa orang-orang membencimu? Karena kau adalah pembunuh ibu. Kau yang telah membuat ibu mati karena melahirkanmu. Tapi ... ya, biar bagaimanapun kau adalah anak yang dilahirkan ibu, jadi kau jelas adalah adikku."

Itu adalah kata-kata yang pertama kali Evands ucapkan padanya. Bocah lelaki kecil yang selalu melindunginya diam-diam.

Mikaila tersenyum miris, sayang sekali, orang yang paling menyayanginya ternyata adalah orang yang berkontribusi besar dalam menyakitinya.

Mengingat kembali apa yang dilakukan oleh Evands padanya selama beberapa tahun terakhir ini,  membuat Mikaila kembali memandang Evands dengan pandangan dingin.

"Siapa yang anda panggil adik? Mohon maaf, saya bukanlah adik anda karena saya sudah memutuskan hubungan dengan keluarga kalian. Tuan muda Arundell, jika anda hanya ingin mengungkit masa lalu, silakan anda pergi. Saya sedang tidak punya waktu untuk itu." Mikaila mengusir Evands secara terang-terangan.

Namun, pemuda itu masih tetap bergeming di tempatnya dan tidak beranjak pergi sama sekali meskipun sudah diusir.

Kesal karena Evands tetap di sana, Mikaila dengan segera merapalkan sihirnya dan menghilang begitu saja.

Sedangkan Evands yang melihat kepergian Mikaila. Mendesah kasar. Dia gagal, karena tidak bisa menahan adik kecilnya.

_____________

Hai gus, gimana part ini?

Sorry, update aga maleman.

Next ceffat? Spam komen di sini.

See you next chapter guys ❤️













The Cold Villains Lady ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang