The Cold Villains Lady ✅

Casis and Xavier

Setelah pertemuannya dengan Anhard barusan, dan sudah membahas hal-hal yang akan mereka rencanakan untuk menjebak Viscount dan Viscountess Satalia, kali ini Mikaila memutuskan untuk menemui Tuan Madelvine dan melanjutkan kerjasama mereka.

Gadis cantik beriris biru itu lebih memilih berjalan kaki, karena jarak antara menara sihir dan rumah Tuan Madelvine tidak terlalu jauh.

Dia sudah mengenakan tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya. Sebab, atas kejadian dia memutuskan pertunangannya dengan putra mahkota beberapa bulan lalu, Mikaila menjadi terkenal.

Wajahnya di muat dalam surat kabar, dengan judul 'Wanita pemberani yang memutuskan pertunangan dengan putra mahkota di acara ulang tahun ratu' Semenjak itu, baik para bangsawan dan rakyat jelata sekalipun banyak yang mengenali wajah Mikaila.

Meskipun sebelumnya dia sudah terkenal sebagai Lady gila budak cinta putra mahkota, akan tetapi sekarang popularitasnya semakin tinggi karena dia orang pertama dalam sejarah kerajaan ini memutuskan pertunangan dengan seorang putra mahkota di acara ulang tahun ratu.

Mikaila berjalan melewati gang kecil, saat tengah asik berjalan tiba-tiba saja, jalannya dihalangi oleh seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam.

Gadis cantik itu menatap tajam pada seseorang yang tiba-tiba saja menghalangi jalannya, dia menganalisa kekuatan lawan terlebih dahulu, sebelum melakukan penyerangan. Karena jika dia asal melawan, tanpa mengukur kemampuan si lawan tersebut, itu sama saja mencari mati.

Melihat tidak ada pergerakan sama sekali, Mikaila diam-diam mengeluarkan sedikit mananya untuk bersiap melawan.

"Hai Lady, sepertinya kita berjodoh. Makanya di tempat seperti ini pun kita bertemu lagi," ucap orang itu sambil membuka tudungnya.

Dan saat tudung terbuka, muncullah sosok yang sangat tampan dan juga cantik secara bersamaan.

Mikaila sedikit terkejut kala melihat sosok yang ada dihadapannya, siapa lagi lelaki aneh dan sedikit gila yang selalu mengejarnya jika bukan Casis? Putra mahkota kekaisaran yang memiliki sikap berbeda dari yang ia dengar dari rumor.

"Kau," panggil Mikaila dengan nada malas, dosa apa dia harus dipertemukan dengan Casis di sini.

"Ya Lady, ini saya. Saya harap, anda tidak melupakan calon suami anda sendiri," ujar Casis lengkap dengan senyum menawannya, sebuah senyuman yang dapat membuat gadis mana pun tergila-gila padanya.

"Sepertinya anda memiliki gangguan jiwa Yang Mulia, saya tidak pernah tertarik untuk menjadikan anda sebagai calon suami saya." Mikaila mencoba membalas dengan sesopan mungkin, karena biar bagaimanapun lelaki yang ada dihadapannya ini adalah putra mahkota kekaisaran.

"Tapi saya sangat tertarik untuk menjadi calon suami anda Lady." Casis berkata dengan nada menyebalkan ditelinga Mikaila.

Mikaila sendiri heran, mengapa putra mahkota kekaisaran yang dikabarkan kejam, tidak kenal ampun, tidak punya hati akan tetapi malah begitu bertingkah menyebalkan dihadapannya.

"Saya minta maaf Yang Mulia, sekali lagi saya menolak keinginan anda untuk menjadi calon suami saya, saya permisi." Mikaila membungkuk hormat, lalu kemudian dia berjalan melewati Casis.

"Lady tunggu, saya belum menyuruh anda pergi," perintah Casis yang membuat Mikaila mau tak mau menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Mikaila berbalik dan kembali berhadapan dengan Casis, kali ini, kesabarannya sudah habis. Dia dengan sengaja mengeluarkan kekuatannya dan menyerang Casis, akan tetapi Casis yang sadar dapat dengan mudah untuk menghindari serangan Mikaila.

"Saya sangat terpukau, anda begitu berani menyerang seorang putra mahkota kekaisaran Lady, jika pihak istana kerajaan tau, kemungkinan anda akan dihukum mati atas tindakan anda. Tapi tidak apa, saya menyukai orang-orang yang menantang batas seperti anda, saya juga tidak mungkin melaporkan calon permaisuri saya sendiri." Casis berkata panjang dia lagi-lagi tersenyum menawan. "Saya akan memaafkan tindakan anda ini, asal anda bersedia menjadi permaisuri saya, bagaimana?" tanya Casis begitu percaya diri.