New house and Smile

51.6K 9.5K 1.2K
                                    

Mikaila menunggu di depan sebuah taman, bersama Marry. Tadi dia segera berteleportasi ke ruangan Marry dan membawa pelayannya itu segera pergi dari sana. Tak lupa, dia juga mengabari Xavier mengunakan alat sihir yang diciptakan oleh Anhard waktu itu, agar tempat pertemuan mereka pindah.

Cukup lama Mikaila menunggu, tak lama Xavier datang menggunakan kereta kudanya.

Pria tampan itu segera turun dari kereta, rambut peraknya terlihat begitu indah saat terkena sinar matahari Sore. Dengan langkah cepat, dia segera menghampiri Mikaila.

"Maaf sudah membuat anda menunggu, mari kita pergi Lady," ajak Xavier tanpa basa-basi lebih lanjut.

Tatapan mata Xavier tanpa sadar memperhatikan Mikaila dari atas sampai bawah.

Saat ini, Mikaila mengenakan gaun yang cukup terbuka, sehingga dibagian atas dadanya sedikit terlihat. Karena dia buru-buru pergi dari rumah, dan terlanjur emosi, Mikaila tidak memperdulikan gaun yang saat ini ia kenakan. Yang dia pikirkan saat itu adalah bagaimana cara segera keluar dari neraka sialan itu.

"Ayo," ucap Mikaila menyetujui. Dibelakang, Marry hanya mengikuti kepergian Mikaila.

"Lady, tunggu." Xavier berkata secara tiba-tiba. Sehingga membuat Mikaila mau tak mau menatap Xavier dengan pandangan bertanya.

Xavier langsung melepaskan jas yang dia gunakan, lalu kemudian dia langsung memakainya pada Mikaila. "Sebentar lagi musim dingin Lady, dan saat ini cuaca sedang dingin. Wajah anda juga terlihat sedikit pucat, saya sengaja memasangkan jas saya agar anda tidak kedinginan." Dia berkata dengan lancar, wajahnya tentang dengan ekspresi meyakinkan. Akan tetapi ujung telinga pria itu memerah karena berdekatan dengan Mikaila.

Pembohong ulung! Xavier sengaja berkata seperti itu, agar Mikaila mempercayainya. Ia hanya tidak suka apabila tubuh Mikaila dilihat orang lain.

Astaga mengapa saat bersama Mikaila dia tidak menjadi masuk akal begini?

Sedangkan Mikaila yang tidak mengetahui isi pikiran Xavier hanya mengangguk. "Baik, terima kasih Grand Duke," jawabnya dengan nada datar.

Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam kereta kuda diikuti dengan Marry tentu saja.

Mikaila dan Marry duduk bersebelahan, sedangkan Xavier duduk berhadapan dengan Mikaila.

"Anda tidak takut telat dalam rapat kerajaan?" Mikaila memulai percakapan terlebih dahulu.

Xavier menggelengkan kepalanya. "Tidak, anda lebih penting," jawabnya tanpa sadar.

Sedangkan Mikaila, yang mendengar jawaban Xavier menaikkan sebelah alisnya. Seakan menebak-nebak, apa maksud dari pria ini.

"Maksud saya, saya sudah lebih dulu berjanji untuk mengantar anda sampai ke rumah baru anda, jadi ... anda lebih penting." Xavier segera menjelaskan, dia tidak gugup atau pun terburu-buru. Akan tetapi hanya dia dan Tuhan yang tahu, bahwa sedari tadi dia merutuki kebodohannya sendiri.

Mendengar penjelasan Xavier yang masih masuk akal, Mikaila mengangguk tanda mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut.

"Lagipula ... saya bisa saja berteleportasi dan langsung berada di sana secara langsung," katanya lagi.

"Tapi ... bukankah berteleportasi hanya akan menguras banyak energi? Apalagi jarak antara rumah baru saya dengan istana cukup jauh," kata Mikaila dengan bingung.

"Tidak apa Lady, saya memiliki energi yang sangat banyak," jawabnya sambil tersenyum tipis.

Memang, berteleportasi memerlukan energi yang sangat banyak, semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin banyak juga energi yang dihabiskan.

The Cold Villains Lady ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang