TOTCF-18

689 102 9
                                    


🦋Bagian 18- reruntuhan kuil

___________________________________


Kegelapan malam yang dingin di kota puzzle malam ini menjadi sedikit berbeda. Angin berhembus dengan kencang dan cahaya bulan yang sedikit redup menerangi kegelapan malam bersama sebuah cahaya asing yang tercipta di atas dan bawah reruntuhan kuil.

Bagaikan lingkaran sihir dengan ukuran yang melebihi kapasitas.

Berputar dengan kecepatan sedang namun pasti tanpa ada jeda sekalipun.

Begitu besarnya lingkaran sihir itu hingga berhasil mengundang dan membangunkan penduduk kota puzzle. Ditambah suara getaran yang terjadi sebelumnya menjadikan setiap orang yang bahkan enggan meninggalkan tempat tidurnya, berjalan dengan rasa penasaran dan ketakutan untuk melihat asal dan penyebab getaran dan cahaya itu.

Tapi, mereka tidak bisa melihat apapun karena sebuah tembok batu yang tinggi di bangun melingkari reruntuhan kuil. Tidak hanya tembok batu yang melingkari reruntuhan kuil, tapi juga sebuah pelindung sihir bagai kubah menutupi reruntuhan kuil dari atas.

Membuat mereka tidak bisa melakukan apapun untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di reruntuhan kuil.

Sementara di dalam tembok tempat reruntuhan kuil.

Terdapat dua sosok manusia dengan jubah hitam menutupi tubuh mereka, berdiri dengan tenang reruntuhan kuil yang sudah menghilang beberapa menit lalu.

Salah satu sosok berjubah hitam yang memegang sebuah tongkat sihir di tangan kirinya dan kubus cahaya di tangan kanannya terlihat fokus membaca mantra-mantra sihir yang sulit.

Sementara sosok berjubah lainnya yang memegang pedang panjang dua bilah berwarna biru laut, diam dengan sesekali melihat kanan atau kiri seperti penjaga yang siap siaga menebas atau membunuh siapapun yang mendekatinya.

Keduanya terlihat sibuk dengan tugas mereka masing-masing sampai sebuah lingkaran sihir muncul di belakang mereka.

"Ah, kalian sudah selesai mengurus sampah itu ternyata"seseorang dengan menggunakan jubah hitam yang sama dengan mereka berucap dengan tenang.

"sesuai perintah yang mulia"balas mereka bersamaan kepada sosok berjubah hitam itu.

Sosok berjubah hitam itu mengangguk dan tersenyum ke arah mereka berdua sebelum melepaskan jubahnya. Membuat baju bangsawan yang berwarna hitam dengan perpaduan emas dan merah terlihat. Tidak lupa rambut merah crimson dan iris mata semerah darah terlihat jelas di bawah pantulan sinar bulan dan cahaya lingkaran sihir.

Putra mahkota calius tersenyum kepada dua orang kepercayaanya. Zai dan kay yang telah menyelesaikan tugas darinya untuk mengurus reruntuhan kuil dewa keputus asaan dengan memindahkannya ke wilayah ubar menggunakan sihir khusus yang mereka pelajari.

"Bagus, tapi bisakah kalian berhenti memanggilku dengan panggilan yang mulia di luar kerajaan? Itu terdengar aneh dan menakutkan di telingaku"ucap putra mahkota calius.

Zai dan kay saling menatap sebelum menggeleng bersamaan bagaikan anak kembar.

Zai membuka tudung jubah hitamnya hingga membuat rambut hitam kecoklatannya terlihat.

"Tidak untuk sekarang yang mulia"

Putra mahkota calius berdecak sebelum memasang wajah datarnya.

"Sudah sampai mana persiapannya?"tanya putra mahkota calius dengan serius melihat tempat reruntuhan kuil dewa keputus asaan yang telah di pindahkan kewilayah ubar.

LUMINOUS  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang