TOTCF-16

946 143 15
                                    


🦋Bagian 16- sesuai kesepakatan!

__________________________________

Ketegangan mengusai ruangan pertemuan kekaisaran roan yang saat ini di penuhi oleh para orang-orang penting dan hebat kekaisaran roan.

Seperti para bangsawan tinggi, ketua keagamaan dan para pehlawan kekaisaran roan.

Mereka semua berkumpul di ruangan pertemuan setelah mendapatkan undangan penting dari alberu untuk membahas masalah yang sangat penting dengan seseorang dari kerajaan moraga. Putra mahkota calius.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah alberu setujui dengan putra mahkota calius sebagai bayaran untuk ke bangkitan cale. Didalam ke sepakatan itulah alberu mengizinkan putra mahkota calius untuk membangun kuil dewa bulan di tanah kekisaran roan.

Awalnya tidak ada masalah dengan kesepatan itu. Tapi semuanya berubah saat putra mahkota calius memberitahukan tempat yang di inginkannya untuk membangun kuil bulan.

Sebuah tempat yang menjadi saksi bisu pertempuran besar  melawan white star dan dewa keputus asaan yang tersegel.

'Kota puzzle wilayah stan'

Tanah yang selama bertahun-tahun ini telah di anggap sebagai tempat yang terlarang untuk di miliki ataupun di tinggali.

Mengingat, tempat itu berisikan reruntuhan dari kuil dewa keputus asaan yang tersegel. Reruntuhan yang di jaga karena menyimpan banyak misteri dan rahasia serta barang-barang yang berbahaya.

Di tambah di tanah itu tersimpan kekuatan ilahi yang besar namun dalam bentuk yang sedikit berbeda.

Alberu memijat pelipisnya pusing. Sudah hampir satu jam dia terjebak dalam rapat ini. Tapi hingga detik inipun. Tidak ada satupun solusi yang bisa di gunakan oleh mereka semua.

Akibatnya rapat ini menjadi semakin panas dan menegangkan saat para bangsawan dan ketua keagamaan kekaisaran roan terus menolak keinginan putra mahkota calius yang tidak goyah sedikitpun atas pilihannya.

Jangankan goyah, putra mahkota calius bahkan seolah tidak peduli dengan semua solusi dan ucapan pedas dari para bangsawan dan ketua keagamaan yang terus menolak keinginannya untuk menjadikan tanah reruntuhan kuil dewa keputus asaan yang tersegel.

Dengan tatapan santai dan bosan. Putra mahkota calius melihat dan mendengarkan ocehan mereka yang terdengar seperti angin lalu.

Sementara para pahlawan kerajaan roan seperti eruhaben, choi han, rosalyn dan lainnya hanya diam dan memperhatikan dan hanya sesekali mengeluarkan suara.

Sepertinya, para pahlawan tidak terlalu perduli dengan tanah reruntuhan kuil karena mereka lebih tertarik dengan keadaan cale saat ini.

Hal itu membuat putra mahkota calius cukup tenang. Lagipula, mau sekeras apapun usaha para bangsawan dan ketua agama menolak keinginannya. Kuil itu pasti tetap akan berdiri di tanah reruntuhan kuil karena alberu sudah menandatangani perjanjian yang telah mereka sepakati.

Seolah-olah rapat ini hanya permainan yang membuang-buang waktu dan tidak berguna.

Alberu menghembuskan nafas kemudiam melihat kearah para bangsawan dan ketua keagamaan sebelum berakhir melihat putra mahkota calius yang juga melihatnya dengan tatapan datarnya.

LUMINOUS  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang