TOTCF-19

615 92 4
                                    


🦋Bagian 19- Calius dan sang naga!

__________________________________

"siapa kau sebenarnya?"

Pertanyaan itu meluncur dengan mulus dari bibir eruhaben sang naga bijak.

Terdengar sederhana namun berisi banyak kerumitan untuk menjawabnya. Mengundang berbagai pemikiran yang sempat terpendam sebelum kembali muncul kepermukaan dengan paksa.

Seketika suasana di tempat mereka saat ini menegang saat aura dragon eruhaben bertabrakan dengan aura yang di keluarkan oleh kelompok putra mahkota calius.

Putra mahkota calius tersenyum mendengar pertanyaan yang di ucapkan oleh eruhaben kepadanya. Dengan wajah tenang namun tajamnya.

Putra mahkota calius berjalan mendekat ke eruhaben yang tetap berdiri di tempatnya dengan wajah yang tidak kalah tenangnya.

"Apa maksudmu tuan eruhaben?"putra mahkota calius berdiri satu langkah di depan eruhaben.

"Bukankah kamu sudah tahu siapa aku"ucap putra mahkota calius.

"Atau...haruskah aku memperkenalkan diriku lagi?"lanjutnya.

Eruheben tersenyum mendengar jawaban putra mahkota calius.

Eruhaben berjalan mendekati putra mahkota calius dan memegang pundaknya dengan tangan kanannya.

Erubahen memajukan tubuhnya hingga kepalnya tepat berada di sebelah kanan kepala putra mahkota calius
"Kau tahu bukan itu jawaban yang kuinginkan"ucap eruhaben tepat di telinga putra mahkota calius dengan suara pelan namun berat. Khas seorang naga sebelum memundurkan tubuhnya kembali.

Putra mahkota calius terkekeh dan tersenyum sinis atas ucapan eruhaben yang terdengar lucu di telinganya.

"Lalu, beritahu padaku jawaban seperti apa yang kau inginkan tuan eruhaben?"ucap putra mahkota calius yang membuat eruhaben mengeraskan pegangan tangannya di pundak putra mahkota calius.

"Jangan main-main bocah"ucap eruhaben dengan suara beratnya dan tatapan tajamnya yang sarat akan ancaman.

Tapi, seolah tidak peka atau tidak peduli dengan tatapan mengancam eruhaben kepadanya. Putra mahkota calius tetap mempertahankan senyuman sinisnya yang kini semakin lebar. Mengabaikan cengkraman tangan eruhaben di pundak kirinya.

Putra mahkota calius melihat tepat ke mata eruhaben dengan mata merahnya. Membuat mereka berdua saling menatap dalam keheningan malam.

"Bukankah permainan selalu menyenangkan. Tuan eruhaben?"ucap putra mahkota calius dengan mata menantangnya.

Eruheben mengepalkan tangannya dan mata emasnya bersinar semakin terang dan tajam. Tanda jika naga berumur seribu tahun itu sudah berada di puncak amarahnya.

"Eruhaben tenanglah"alberu memegang pundak eruhaben. Mencoba untuk mengingatkan eruhaben untuk tenang.

Mendengar ucapan alberu. Eruhaben menghembuskan nafasnya sebelum berbalik menjauh dari putra mahkota calius yang tetap berdiri angkuh di tempatnya tanpa sedikitpun merasa bergerar atas ancaman tidak langsung dari eruhaben. Salah satu naga terkuat dan tertua.

Melihat eruhaben yang sudah lebih tenang dan memutuskan untuk mundur. Alberu dengan wajah tenangnya berusaha untuk menggantikan eruhaben dan berbicara dengan putra mahkota calius.

Sebagai sesama anggota kerajaan. Alberu merasa yakin bisa menghadapi putra mahkota calius.

"Putra mahkota calius del moraga"ucap alberu dengan menyebut nama putra mahkota calius.

"Saya mendengarkan yang mulia"balas putra mahkota calius dengan nada santai dan tenangnya.

"Sebagai kaisar kekaisaran roan, Saya tidak menyangka anda begitu hebat hingga bisa memindahkan reruntuhan kuil"pujian itu meluncur dengan mulus dari bibir alberu untuk putra mahkota calius yang terdiam atas pujian yang alberu berikan kepadanya. Sebagai seorang putra mahkota kerajaan moraga. Ia sudah terbiasa di puji.

"Anda terlalu berlebihan yang mulia karena, apa yang saya lakukan tidak sebanding dengan apa yang sudah anda lakukan sebagai salah satu pahlawan dunia"ucap putra mahkota calius kepada alberu.

Mendengar pujian calius, alberu mengepalkan tangannya. Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika alberu lemah dengan pujian. Dia sangat suka di puji. Dan sepertinya putra mahkota calius tau itu.

'sial!'batin alberu.

Alberu tersenyum dengan senyuman khas seorang bangsawan.

"Saya tidak berlebihan. Memang itulah kenyataanya. Anda memang hebat putra mahkota calius "

"Tidak mungkin yang mulia. Andalah yang paling hebat"sudut bibir alberu berkedut. Tanda jika ia mulai terbawa suasana yang menyenangkan namun berbahaya dalam waktu bersamaan.

Melihat ekspresi alberu yang aneh. Eruhaben segera memegang pundak alberu.

"Kau mulai tenggelam alberu"alberu tersentak dengan ucapan eruhaben.

Alberu terdiam mendengar ucapan eruhaben. Ia merasa sedikit malu karena telah terbawa suasana di waktu yang salah.

"Ayo kita kembali ke istana. Lagi pula, tidak ada gunanya juga kita berbicara dengannya"ucap eruhaben dengan melirik putra mahkota calius menggunakan mata reptilnya.

Alberu mengangguk atas ucapan eruhaben.

"Putra mahkota calius"

Putra mahkota calius tersenyum mendengar panggilan eruhaben. Ia diam menunggu eruhaben untuk melanjutkan ucapannya.

"lakukan apapun yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai melewati batas! Jika sampai kau melewati batas, aku bersumpah atas keagunganku sebagai naga. Akan kupastikan kau mati dengan cara paling menyakitkan yang pernah ada. Camkan itu!"ucap eruhaben dengan suara drakoniknya yang luar biasa sebelum ia menghilang dengan lingkaran sihir teleportasi bersama alberu, choi han, rosalyn dan ron.

"Haah...naga memang selalu menakutkan"gumam putra mahkota calius dengan wajah santainya.

"Bukankah begitu zai?"

Zai berpaling dari putra mahkota calius.

"Benar yang mulia"

🦋Tbc.

Ugh, entah kenapa chapter kali ini cukup menguras emosi😑.

Ngomong2 chapter kali ini sedikit pendek dari chapter2 sebelumnya lho.

LUMINOUS  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang