Part. 2

3.8K 397 43
                                        

"Singkirkan tanganmu dari istriku wahai ki sanak!" Sebuah suara muncul dari arah tangga. Membuat semua atensi tertuju pada pria paruh baya yang masih terlihat tampan di usianya yang menginjak kepala empat.

Dia adalah ayah Jeno. Ayah Jeno melangkah mendekati sang istri dan ketiga putranya dengan seorang balita cantik dan menggemaskan yang berada di gendongannya.

Balita cantik nan menggemaskan itu adalah putri ke empat dari ayah Jeno dan Bunda Jaemin yang di beri nama Jena Albiena Samudera. Yang baru saja berusia tiga tahun.

"Nda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nda..." Si kecil mengulurkan kedua tangan mungilnya ke arah bunda Jaemin pertanda si kecil Bie meminta di gendong sang bunda.

"Ugh... Cantiknya bunda," Kata bunda Jaemin setelah si kecil Bie berpindah ke pangkuannya.

"Permisi, ya, saya mau duduk." Ayah Jeno menyuruh Juno dan Jisung yang sedang bermanja pada sang bunda untuk menyingkir dan melarang berdekatan dengan bunda Jaemin.

"Ayah apaan, sih? Dateng-dateng main usir-usir aja." Juno melayangkan protesannya.

"Tahu nih ayah, nyebelin banget!" Protes Jisung pula.

"Ini istri ayah. Kalian bertiga gak boleh deket-deket, ya. Kecuali si cantik Bie!" Tegas ayah Jeno yang selalu cemburu melihat ketiga putranya menempeli sang istri tercinta.

Ayah Jeno ini memang tipikal ayah yang suka cemburu pada anak-anaknya. Dan sering berebut bunda Jaemin.

"Bunda kita juga kali, yah!" Timpal Jean ikut menambahi.

"Kalian ini selalu ribut. Bunda pusing liatnya. Ayah juga, sama anak aja cemburu," Lerai bunda Jaemin menginterupsi keributan antara anak dan suaminya.

Sementara itu, Bie sedang asik dengan kegiatannya bermain dengan puting sang bunda. Bukan menghisapnya, melainkan memainkannya dengan jemari mungilnya.

Ini memang sudah menjadi kebiasaan Bie kalau sedang bersama sangat bunda. Tangannya tidak bisa diam dan merayap masuk ke dalam baju sang bunda.

"Ini kalian lagi nganggur, 'kan?" Pertanyaan itu ayah Jeno layangkan untuk ketiga putranya.

"Kenapa emangnya, yah?" Juno menyahut.

"Tolong pijitin ayah dong. Pegel-pegel nih rasanya badan ayah," Kata ayah Jeno menyentuh pundaknya. "Yang nggak mau pijitin ayah, ayah potong uang jajannya," Sambungnya mengancam.

Ketiganya mendengus bersamaan.

"Ayah mah ngancemnya itu mulu,"

Meskipun mendumel, Juno, Jean dan Jisung tetap melaksanakan yang di perintahkan sang ayah.

"Kalian ini, baru ayah mintain tolong pijitin aja udah pada ngeluh sama ngedumel. Bunda yang tiap malem ayah kerjain aja seneng-seneng aja tuh,"

Teenager Love [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang