Part. 4

2.4K 326 27
                                    

"Nareeesh...!!!"

Terdengar suara teriakkan melengking di pagi ini membuat Naresh yang masih asik bergelung di balik selimutnya terlonjak dan terduduk di atas kasurnya. Ia melirik ke arah jam dinding yang sekarang sudah menunjukkan pukul setengah enam. Naresh kesiangan!

Setelah ini Naresh pasti akan dapat omelan pagi dari ibunya karena ia belum mengerjakan pekerjaan rumah dan menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Ya ampun. Aku kesiangan!" Buru-buru Naresh turun dari tempat tidurnya, memakai sendalnya lalu dengan tergesa-gesa ia keluar dari kamarnya untuk menemui ibunya yang sudah menunggunya dengan berkacak pinggang. Jangan lupakan tatapan tajamnya bak seorang ibu tiri di dalam dongeng Cinderella.

"Pagi, bu."

"Ibu nggak butuh ucapan selamat pagi kamu!" Ujarnya pedas. "Kenapa kamu bangun kesiangan? Mana rumah belom kamu beresin, baju belom kamu cuci dan sarapan pun belom kamu siapin. Ngapain aja memangnya semalem sampe kamu bangun terlambat?"

Ibu mulai lagi dengan khotbahnya di pagi hari.

"Aku semalem ngerjain tugas sampe tengah malem, bu. Makanya aku bangun kesiangan,"

Naresh tidak berbohong. Semaleman suntuk ia mengerjakan tugas sekolahnya hingga larut malam. Belum lagi ia tidak bisa tidur karena waktu di sekolah tadi Jean memberikannya makanan walaupun sebetulnya makanan itu titipan dari bunda Jean. Meskipun begitu, itu sudah cukup membuat Naresh bahagia. Belum lagi ucapan Juno yang mengatakan kalau ia sudah mendapatkan lampu hijau dari bundanya. Semakin tidak bisa tidur lah Naresh. Alhasil ia tidak bisa tidur dan bangun kesiangan.

"Ya sudah, sekarang sana buat sarapan. Hari ini hari pertama kakak kamu di Terima kerja, jadi, gak boleh terlambat," Kata ibu lagi. Naresh mengangguk patuh.

"Iya, bu."

Naresh melangkah menuju dapur. Namun, langkahnya kembali terhenti saat sang ibu kembali berujar.

"Oh ya, sekalian kamu setrikain kemeja Ayu sama baju yang mau di pake hari ini sama Risna." Lagi. Naresh hanya mengangguk patuh lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Naresh mulai sibuk berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk ibu dan kedua kakaknya juga membuatkan bekal untuk Jean.

Setengah jam berlalu akhirnya sarapan pun sudah siap. Naresh hanya membuat omelette dan menggoreng tempe. Naresh tidak memiliki banyak waktu untuk memasak yang lain. Lagipula sepertinya ini sudah cukup. Sementara untuk Jean, ia membuatkan pujaan hatinya itu telur dadar dan sosis.

Tapi, Naresh diam-diam membuatnya karena ia tidak ingin ibu dan saudaranya tahu jika ia menggoreng sosis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi, Naresh diam-diam membuatnya karena ia tidak ingin ibu dan saudaranya tahu jika ia menggoreng sosis. Karena itu spesial untuk Jean.

Lihatlah, betapa baiknya Naresh walaupun Jean selalu acuh padanya dan tidak pernah memperdulikannya. Bahkan sekadar ucapan terimakasih pun tidak ada atas makanan yang selalu ia buatkan khusus untuk pemuda tampan berhidung mancung itu. Ia juga membawa bekalnya sendiri karena sepertinya ia tidak akan sempat sarapan di rumah. Maka dari itu ia memilih membawa bekal dari rumah untuk menghemat waktu.

Teenager Love [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang