Part. 15

1.8K 226 12
                                    


"Jean, ini caffe' lattenya." Naresh meletakkan secangkir caffe' latte di hadapan pemuda tampan itu.

"Lo udah macem bini yang buatin kopi buat lakinya, Na." Ujar Juno berkomentar.

"Kenapa, bang? Iri, ya?" Tukas Jean dengan nada meledek.

"Huh, sombong ente!" Juno melempar Jean dengan gumpalan tissue.

"Ngoceh." Jean menyahut.

"Apa lo? Gue tonj__"

"Eh, jangan-jangan." Lerai Naresh.

Jean tertawa senang sudah menjaili kakak kembarnya.

"Apa lo, berani?" Juno mengangkat tangannya ingin memukul Jean. "Na, tahan gue, Na!"

"Jangan-jangan!" Lerai Naresh lagi.

"Nyenyenye."

"Bocah monyet anjing!"

"Juno gak boleh ngomong kasar kayak gitu." Kata Naresh menasehati.

Jean tidak memperdulikan Juno lagi, ia sibuk menyesap caffe latte buatan Naresh.

"Kopi buatan lo selalu jadi yang terbaik buat gue. Perfecto!"  Puji Jean setelah menyesap kopi yang di buatkan oleh Naresh.

Naresh menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merona.

Mendengar ucapan yang di lontarkan Jean membuat Juno memasang ekspresi ingin muntah.

"Pret! Alus bener tuh mulut setan. Jangan percaya, Na, si Jean mah ngibul. Orang gue hampir tiap hari dateng ke sini buat minum kopi buatan lo, gue biasa aja tuh. Hati-hati ke makan gombalan buaya darat modelan si Jean, Na. Gue mah cuma ngasih tahu aja." Timpal Juno nyinyir.

"Apaan, sih, lo bang. Komentar mulu dari tadi kayak netizen." Sungut Jean kesal.

"Ya, lagian sejak kapan coba lo pinter ngegombal begitu? Dulu aja bilangnya gak suka sama Naresh, sekarang macem bucin tolol." Ledek Juno.

"Sejak hari ini. Lagian orang, 'kan bisa aja berubah, bang. Kayak Naveen misalnya. Dia dulu nolak lo mulu dan sekarang ngejar-ngejar lo."

"Hm," Juno hanya menanggapi dengan gumaman saja.

"Juno belum baikan juga sama Naveen?" Naresh bertanya.

"Belom. Saat ini gue pengen santai dulu, Na. Tapi, kalo lo mau gantiin Naveen di hati gue, gue gak keberatan, kok." Goda Juno mengedipkan sebelah matanya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jean.

"Tapi, Naresh nggak mau." Jawab Naresh menggeleng polos. Jean tertawa puas mendengar jawaban Naresh yang terkesan polos itu.

"Oh ya, Na, gue mau nanya sesuatu nih sama lo. Sebenernya udah beberapa hari ini gue pengen nanya masalah ini sama lo tapi lupa mulu." Sambungnya.

"Juno mau tanya ap__"

"Bisa gak sih lo kalo sama orang selain gue gak usah nyebut diri lo dengan nama? Pake aku-kamu atau lo-gue aja bisa, 'kan? Kalo sebut nama itu cukup sama gue aja!" Sela Jean mengurungkan Juno yang sudah membuka mulut berniat menjawab pertanyaan Naresh.

"Elah, posesif amat, sih, lo Je. Pacar juga bukan. Jangankan pacar, status aja gak jelas." Protes Juno kemudian kembali mengalihkan atensinya pada Naresh.

"Lo sama Jean udah pac__"

Ukhuk ukhuk...

Belum sempat Juno menuntaskan kalimatnya, namun terpotong karena suara batuk Jean. Atau mungkin lebih tepatnya pura-pura batuk.

Teenager Love [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang