"gimana, sayang, enak gak nasi gorengnya?" Juno bertanya sembari memperhatikan Naveen yang saat ini sedang menikmati nasi goreng yang dia pikir dari Juno.
Naveen mengangguk, "Enak. Tapi, gue kayak familiar ya sama rasanya." Naveen terlihat mengernyitkan dahinya berusaha mengingat-ingat kalau sebelum ini dia pernah merasakan masakan dengan rasa yang sama. Tapi, Naveen lupa atau mungkin hanya perasaannya saja?
'ini kayak rasa masakan mama.' batin Naveen.
Walaupun Naveen sudah lama sekali tidak menikmati makanan yang di masak oleh mamanya, dia masih sangat hafal bagaimana rasa dari masakan sang mama.
"Familiar gimana, sih, Yang? Perasaan kamu aja kali." Juno berusaha meyakinkan Naveen, agar kekasihnya itu berhenti memikirkan rasa yang terdapat di dalam nasi goreng yang sedang Naveen nikmati sekarang.
"Mendingan kamu abisin sarapannya nanti keburu bel," Kata Juno lagi.
Naveen hanya mengangguk saja dan kembali melanjutkan menikmati nasi gorengnya.
"Muffin, kamu masih marah?" Sebuah suara mengalihkan atensi Juno dan Naveen.
Keduanya menoleh ke asal suara tersebut dan menemukan Jean yang sedang mengejar Naresh.
"Jean sama Naresh kenapa lagi noh?"
Juno terkekeh seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik kembarnya itu setelah resmi berpacaran dengan pemuda manis itu. Ya, Jean dan Naresh sudah berpacaran sekitar seminggu yang lalu, lebih tepatnya setelah insiden Naresh di keroyok.
Waktu itu, setelah Jean mengobati luka di wajah Naresh dengan sedikit paksaan Jean tidak langsung pulang padahal Naresh sudah menyuruhnya pulang dengan kata lain mengusir pemuda tampan itu dengan halus tetapi Jean menolak dengan alasan dia kelaparan karena sejak tadi siang dia belum memakan apapun. Lagipula Jean juga sudah sangat merindukan masakan Naresh.
"Okey, Naresh mau buatin Jean makanan tapi setelah itu Jean pulang!" Kata Naresh akhirnya.
"Iya, iya, setelah makan gue pulang. Kenapa, sih, emangnya gue gak boleh lama-lama di sini? Lo takut gue apa-apain? Tenang, sayang, gue gak bakal nyentuh lo sebelum lo bener-bener jadi milik gue dan tunggu gue sukses nanti baru abis itu kita nikah, dan setelah itu kita buat Jean dan Naresh junior." Jean mengatakan hal itu dengan entengnya seperti tidak ada dosa, jangan lupakan kedua alis yang di naik-turunkan seperti om-om pedofil dan tidak menyadari air muka Naresh yang berubah. Semburat merah menghiasi wajahnya yang ayu hingga menjalar ke telinganya.
"Jean ngomong apa, sih? Ngaco ngomongnya!" Naresh berusaha menghindari tatapan menggoda Jean dengan berlalu menuju dapur meninggalkan Jean yang gemas melihat tingkahnya.
Ketika Naresh sedang sibuk memilih bahan-bahan yang akan dia gunakan untuk memasak, Naresh di kejutkan dengan Jean yang ikut melongokkan kepalanya ke dalam kulkas .
"Astaga, Jean ngagetin aja, sih!" Protes Naresh seraya mengelus dadanya guna untuk menetralkan detak jantungnya.
"Apaan, sih? Orang gue cuman mau liat-liat isi kulkas lo doang, kok." Alibi Jean berusaha menahan tawanya agar tidak pecah melihat ekspresi Naresh.
"Alesan!" Gumam Naresh. Sebisa mungkin Naresh menahan senyumnya dengan menggigit bibir bawahnya.
"Kalo mau senyum, senyum aja, gak usah di tahan-tahan. Apalagi sampe di gigit gitu bibirnya, nanti luka. Atau mau gue bantu gigitin bibirnya?" Ujar Jean semakin menjadi-jadi.
"Mendingan Jean duduk aja deh daripada di sini cuman gangguin Naresh doang. Katanya Jean laper,'kan?" Naresh berusaha mendorong tubuh tinggi Jean agar pemuda tampan itu berhenti menggodanya dan membiarkannya memasak dengan tenang.
![](https://img.wattpad.com/cover/290694847-288-k19162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Love [book 2]
FanfictionSequel of Dive into you! hanya menceritakan tentang kedua anak kembar Jeno dan Jaemin yaitu Juno dan Jean yang sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan dan di kagumi banyak gadis di sekolahnya. Si cuek Jean yang tsundere yang memiliki pengagum seti...