"Kenapa tuh si Jean dateng-dateng mukanya kusut begitu, Na?" Haechan melemparkan pertanyaan pada Naresh ketika pemuda manis itu baru saja mendaratkan bokongnya di kursinya.
Naresh melirik Jean sebentar dan beralih pada Haechan.
"Jean kayaknya marah sama Naresh."
Haechan mengernyit, "Marah kenapa? Lo ada buat salah emangnya?"
"Jean marah karena Naresh nerima kado dari Lilo. Menurut Haechan, gak salah, 'kan kalo Naresh nerima kado pemberian Lilo?" Naresh menjelaskan apa yang menjadi penyebab wajah Jean kusut pagi ini.
"Gak kok, gak salah. Niat lo, 'kan baik cuman mau ngehargain si Lilo aja yang ngasih lo kado. Si Jeannya aja yang lebay." Haechan mengusap bahu Naresh untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Oh ya, gue juga punya kado buat lo, nih." Haechan menyodorkan kado yang ia bawa ke Naresh. "Happy birthday, ya, semoga sahabat kesayangan gue ini selalu di limpahkan kebahagiaan dan cinta yang banyak dari semua orang."
"Makasih, ya, Chan. Haechan memang yang terbaik!" Naresh tersenyum senang dan memeluk Haechan.
"Iya, sama-sama."
Haechan senang, setidaknya Naresh tidak lagi murung karena ulah Jean yang kekanakan. Cemburu karena hal kecil.
"Naresh boleh buka kadonya sekarang?" Haechan mengangguk, mengizinkan si pemuda manis membuka kado pemberiannya.
Selagi Naresh sibuk membuka kado pemberiannya, Haechan beranjak dan berjalan menghampiri meja Jean.
"Maksud lo apa bikin sahabat gue murung di hari ulang tahunnya?" Serang Haechan to the point.
"Lo kalo gak bisa nepatin janji lo buat bahagiain dia mendingan lo lepasin Naresh dan biarin aja Lilo deketin Naresh. Toh, lo belom nembak Naresh,'kan?" Lanjutnya lagi.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu?" Jean terlihat tidak senang dengan ucapan yang di lontarkan Haechan.
"Gak maksud apa-apa. Gue cuma mau nyadarin lo aja kalo selama ini lo phpin sahabat gue, sampe detik ini pun lo belom juga nyatain perasaan lo ke Naresh. Jadi, gue mohon sama lo, biarin Lilo deketin Naresh kalo emang lo gak bisa ngasih kepastian buat dia." Tanpa memberi kesempatan Jean untuk membalas ucapannya, Haechan berlalu begitu saja.
Sementara itu, Syera memandang mereka dengan dahi mengernyit. Dia penasaran dengan apa yang Haechan bicarakan dengan Jean. Syera tebak, pasti tidak jauh dengan Naresh.
"Si Haechan sama Jean ngomongin apa, ya, Din? Muka si Haechan keliatan kesel gitu sama Jean," Tanya Syera pada Dinda tanpa mengalihkan atensinya dari Jean.
Dinda mengedikkan bahu,
"I don't know."
*****
Jam istirahat pun tiba, Jean membuang egonya dan menghampiri Naresh. Dia ingin mengajak Naresh makan siang bersama seperti biasanya. Dan untungnya Naresh tetap mau, Jean bersyukur akan hal itu.
Keduanya berjalan keluar kelas. Namun, saat di koridor mereka berpapasan dengan Lilo. Lilo menyapa Naresh untuk berbasa-basi tanpa menyapa Jean. Jean mendengus sebal karena merasa tidak di anggap ada oleh pemuda yang entah sejak kapan menjadi rivalnya untuk mendapatkan Naresh. Dasar pengganggu! Begitulah bathin Jean menggerutu.
Lilo mengajak Naresh ke kantin bersama, namun Naresh menolak dan lebih memilih pergi bersama Jean. Naresh tidak ingin Jean marah dan mendiaminya lagi. Yang tentu saja membuat Jean tersenyum penuh kemenangan karena Naresh lebih memilih ke kantin bersamanya ketimbang menerima ajakkan Lilo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Love [book 2]
FanfictionSequel of Dive into you! hanya menceritakan tentang kedua anak kembar Jeno dan Jaemin yaitu Juno dan Jean yang sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan dan di kagumi banyak gadis di sekolahnya. Si cuek Jean yang tsundere yang memiliki pengagum seti...