Part. 13

1.8K 238 5
                                    


Rutinitas Jean setiap pagi adalah berolahraga. Jogging ataupun ngegym agar tubuh dan otot-otot di tubuhnya semakin terbentuk dan kekar. Namun, ada yang berbeda pagi ini, yang biasanya ia berlatih bersama Juno, tapi pagi ini tidak di karenakan keadaan Juno yang sedang tidak baik-baik saja. Alhasil ia berlatih sendiri.

"Bang! Icung mau ikutan juga, ya?" Sebuah suara di belakangnya membuat Jean sejenak menghentikan kegiatannya dan menolehkan kepalanya ke asal suara. Ternyata itu suara milik Jisung.

Jisung mengambil dua buah dumbble yang beratnya 1 kg dan mulai menggerakkan lengannya naik turun.

"Bang, cowok cantik__ siapa namanya? Naresh, ya? Dia pacar lo?" Jisung bertanya tanpa menghentikan kegiatannya.

"Apa?! Ngapain lo liat guenya begitu banget?" Seru Jisung ketika Jean menatapnya tajam.

"Gue cuma nanya aja bang, gak ada tuh  gue niatan mau ngegebet dia. Jadi, kak Naresh itu siapanya lo? Kayaknya bunda seneng banget sama kak Naresh." Jelas Jisung sekaligus bertanya.

Dia sangat penasaran kenapa bundanya terlihat begitu menyukai cowok cantik yang bernama Naresh itu.

Ah iya, dia baru ingat. Bukankah Juno selalu menceritakan kalau ada seseorang yang selalu membuatkan sarapan untuk Jean. Apa mungkin Naresh yang kemarin datang bersama teman-teman Jean yang lainnya? Pikir Jisung menerka-nerka.

"Iya, dia pacar gue!" Tegas Jean dengan santainya.

Entahlah, kenapa Jean menjawab demikian. Padahal ia sama sekali belum mengungkapkan perasaannya pada Naresh. Atau mungkin Jean masih ragu dengan perasaannya?

"Serius lo, bang?" Jisung nampak terkejut dengan jawaban yang di lontarkan Jean.

"Kapan jadiannya? Kok bunda sama ayah gak ada bahas, sih? Atau jangan-jangan lo pacarannya diem-diem, ya, biar bunda sama ayah gak tahu?" Cerocos Jisung penasaran.

"Eh, bang lo mau kemana? Lo belom jawab pertanyaan gue barusan! Bang Jean!" Teriak Jisung ketika Jean berlalu keluar ruang fitness meninggalkan Jisung.

Jean tak mengindahkannya dan terus melanjutkan langkahnya.

*****

"Bunda, bunda tahu gak? Ternyata bang Jean udah pacaran, lho, sama kak Naresh." Ucapan Jisung mengalihkan atensi bunda yang sedang menyuapi si kecil Bie.

Ukhuk ukhuk ukhuk!

Jean tersedak mendengar celetukan Jisung. Dengan cepat ia meraih segelas air putih dan meneguknya.

"Beneran, bang?" Bunda bertanya dan menatap penuh pada Jean.

"Iya, bunda. Orang bang Jean sendiri yang bilang waktu aku tanya kak Naresh itu siapa, terus bang Jean jawab pacarnya."

Bukan Jean yang menjawab, melainkan Jisung.

"Kok abang gak ada cerita sama bunda atau ayah, sih, bang?"

"Aku udah selesai sarapannya, bun, yah. Aku berangkat, ya." Tanpa mau menjawab pertanyaan bunda yang sudah menunggu jawabannya. Jean bangkit dari duduknya dengan senyum kecil yang tersemat di bibirnya kemudian meraih tasnya dan menghampiri ayah bundanya. Mendaratkan kecupan di pipi bunda dan si kecil Bie. Sementara pada ayah, ia melakukan first bump layaknya seorang sahabat.

Ayah memang sengaja membiasakan kebiasaan itu pada anak-anaknya. Karena ayah tidak hanya ingin berperan sebagai ayah, namun juga sebagai sahabat untuk anak-anaknya.

"Eh, tuh anak malah ngeloyor gitu aja, mana pake senyum-senyum segala lagi. Kebiasaan banget deh kalo di tanya pasti selalu ngalihin pembicaraan atau pergi gitu aja." Gerutu bunda sebal.

Teenager Love [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang