Part. 11

1.7K 250 14
                                    

Jean melamun, dia tidak fokus mengikuti pelajaran. Pak Suho yang sedang menjelaskan pun tak masuk ke otaknya. Jean memikirkan bagaimana keadaan Juno yang saat ini pasti sedang bolos. Dan itu semua tak lepas dari pandangan Naresh. Naresh tahu, pasti saat ini Jean sedang gelisah karena memikirkan kakak kembarnya.

"Baik anak-anak, biar saya bacakan pembagian nama-nama kelompoknya, ya."

Suara pak Suho membuyarkan lamunan Jean Dan memfokuskan kembali ke depan.

Jean melirik ke sebelahnya, dimana Dion tertidur dengan iler yang membasahi pipi dan bukunya. Jean di buat menggeleng-gelengkan kepala dengan kelakuan temannya itu.

"Kelompok dua ; Jean, Naresh, Haechan, Dion, Syera Dan yang terakhir Dinda." Pak Suho menyebutkan nama-nama di kelompok dua.

Mendengar namanya di sebut dan satu kelompok dengan Jean, dalam hati Syera memekik kesenangan walaupun harus ada Naresh juga. Yang entah kenapa Syera menjadi sangat membenci cowok cantik itu walaupun sebenarnya Naresh tidak melakukan kesalahan padanya. Namun bagi Syera, Naresh salah karena selalu berusaha mendekati Jean. Cowok idamannya.

"Lo harus siap-siap, Ra." Dinda menoleh ke belakang menghadap Syera dan berujar.

Syera mengernyit tidak mengerti.

"Siap-siap kenapa?" Syera balik bertanya.

"Ya, pokoknya lo kudu siap-siap. Soalnya kita sekelompok sama Dion, si kerjaannya tukang molor dan kerjanya dikit." Bisik Dinda melirik Dion yang masih tidur.

"Ih, kalo gitu ganti aja sama yang lain. Sekalian ganti juga tuh si Naresh. Gue ogah satu sekelompok sama dia."

"Mana bisa, kena marah ntar yang ada kalo kita protes. Lo tenang aja, ntar gue bikin si Naresh sibuk biar lo bisa deketin Jean." Dinda menaik turunkan alisnya merasa idenya cemerlang.

"Oke, sip! Lo emang temen gue yang bisa di andelin."

"Iya, dong, Dinda gitu lho!" Dinda menepuk dada bangga.

"By the way, kok lo gak bilang ke gue kalo Jean punya kembaran yang ganteng juga, sih, Din?"

"Lo gak nanya ya gak gue jawab."

"Tapi, serius deh. Kembarannya tuh ganteng juga,"

"Kenapa? Lo suka juga sama si Juno? Mau lo embat juga dua-duanya?"

"Ya, kalo bisa dua-duanya kenapa harus milih salah satu?" Jawab Syera tersenyum jenaka.

"Anjir, maruk bener lo!"

*****

"Jadi, yang jadi ketua kelompoknya siapa nih?" Ujar Dinda yang pertama kali membuka suara.

Saat ini, Jean, Naresh, Dion, Haechan, Dinda dan Syera berada di dalam kelas. Kebetulan keadaan kelas sudah sepi karena acara ngajar-mengajar sudah berakhir beberapa menit yang lalu dan hanya tertinggal mereka berenam di kelas itu.

"Udah jelas pasti si Jean lah. Terus yang jadi wakilnya si Naresh." Dion menyahut.

"Eh, gue gak setuju kalo Naresh yang jadi wakilnya! Kenapa gak Syera aja yang jadi wakilnya? Lo bisa, 'kan jadi wakilnya, Ra?" Dinda memprotes kemudian beralih pada Syera yang di balas anggukkan oleh cewek itu.

"Kalo si Syera yang jadi wakilnya gue gak yakin kerja dia bisa maksimal. Udah lah Naresh aja yang jadi wakilnya." Haechan ikut menyela dan menolak usulan Dinda.

"Gue juga bisa, kok, kerja maksimal. Apalagi kalo sama Jean." Sanggah Syera lalu melirik Jean yang nampak acuh dan sepertinya tidak berniat bergabung dengan perdebatan teman sekelompoknya yang sedang menentukan siapa yang akan menjadi ketua dan wakil kelompok mereka.

Teenager Love [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang