Part. 21

1K 162 14
                                    

Tok tok tok...

Terdengar suara ketukkan pintu. Tak lama kemudian,terdengar suara langkah kaki yang tergesa mendekati pintu kemudian pintu terbuka menampilkan Naresh yang masih mengenakan pakaian rumahannya.

Naresh mengernyitkan dahinya saat melihat melihat dua orang yang berdiri di hadapannya sekarang dengan senyum mengemban di bibir mereka.

"Juno? Naveen?"

"Hai, Naresh!" Juno yang lebih dulu menyapa. Senyum di bibirnya belum juga luntur.

"Lo belom siap-siap juga?" Kali ini Naveen yang membuka suara sembari memperhatikan penampilan Naresh yang masih mengenakan pakaian rumahan.

"Hah?"

"Malam ini lo di ajak ke cafenya papa Jean Juno,'kan? Terus kenapa lo belom siap-siap" Lanjut Naveen menjawab kebingungan pemuda manis itu.

Naresh menepuk dahinya, "Ya ampun, hampir aja aku lupa. Tapi, kenapa Juno sama Naveen jemput aku?" Tanyanya lagi mengutarakan kebingungannya.

"Kenapa? Lo maunya di jemput sama si Jean?" Juno mengerlingkan matanya, tersenyum menggoda yang sukses membuat wajah pemuda manis itu memerah.

Naresh menggeleng cepat, "Ng-nggak, kok. Aku cuma nanya aja. Juno sama Naveen, kok, bisa tahu Jean nunggu aku di cafe?"

"Itu gak penting. Sekarang mendingan lo siap-siap. Kita berdua tunggu di sini, atau mau Naveen bantuin?" Tawar Juno yang mendapat gelengan dari Naresh.

"Yaudah, kalo gitu Juno sama Naveen tunggu sebentar, ya. Aku mau siap-siap dulu." Kemudian Naresh berbalik, melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Namun, baru beberapa langkah Naresh kembali berbalik membuat Juno dan Naveen mengerutkan dahinya.

"Oh ya, kalian mau di buatin minum apa? Aku sampe lupa."

"Gak usah, kita minumnya di cafe aja nanti."

"Siapa yang datang, Naresh?" Sebuah suara menginterupsi percakapan mereka. Ketiganya menoleh ke asal suara. Ternyata itu adalah ibu Naresh.

"Selamat sore, tante." Juno menyapa dengan senyum ramah.

Ibu mengerutkan dahinya melihat pemuda di hadapannya itu. Beliau berpikir bukankah pemuda itu adalah pemuda yang sering menjemput dan mengantarkan Naresh berangkat dan pulang bekerja? Tapi, kenapa cara berbicaranya sangat berbeda dan terlihat sangat ekspresif.

"Iya, selamat sore."

"Tante kenapa ngeliatin sayanya begitu banget?" Juno menggaruk pipinya canggung di pandangi sedemikian rupa oleh ibu Naresh.

"Oh, tante pasti ngira saya Jean, ya? Bukan, tante. Saya Juno, kembaran Jean sekaligus calon kakak iparnya Naresh, dan ini pacar saya, Naveen. Kita berdua kesini mau jemput Naresh, tante." Lanjutnya menjawab kebingungan ibu dan memperkenalkan dirinya juga Naveen.

"Jemput Naresh?"

"Iya, tante."

Ibu hanya mengangguk singkat sebelum berlalu meninggalkan mereka.

"Na, emak lo emang gitu, ya? Keliatannya judes banget." Bisik Juno sepeninggal ibu.

Mendengar bisikkan Juno, Naveen pun menyenggol lengan pacarnya itu. Dia tidak mau sampai ibu Naresh mendengarnya dan tersinggung.

"Nggak, Ibu orangnya baik, kok. Yaudah, kalo gitu aku siap-siap dulu."

Naresh berbalik dan berlalu munuju kamarnya untuk bersiap.

*****

"Tante, kakak, saya izin bawa Naresh, ya? Sebentar, kok, gak lama. Saya juga bakal bawa Naresh pulang dengan keadaan sehat wal'afiat dan tanpa kurang satu apa pun, apalagi sampe lecet, hehe."

Teenager Love [book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang