Naresh berjalan menyusuri sebuah jalanan setapak yang mengarah pada sebuah taman. Netranya yang di lapisi bulu mata panjang itu berbinar ketika melihat pemandangan di depan matanya. Sebuah taman yang sangat indah nan sejuk.
"Wow, indah banget!" Ujar Naresh dengan tatapan takjub.
Naresh berlari kecil dan berhenti di sebuah kursi kayu. Ia mendudukkan dirinya di sana. Naresh memejamkan matanya sembari menyandarkan punggungnya di kursi kayu tersebut. Menghirup aroma bunga yang wangi semerbak dan menikmati sejuknya taman itu.
Ketenangan menyeruak masuk ke dalam hatinya. Tidak pernah ia menemukan tempat seindah dan setenang ini. Rasanya Naresh ingin berlama-lama di tempat ini menghabiskan waktunya.
Namun, ketenangannya harus terusik tatkala seorang pria tampan dengan pakaian putih menghampirinya dan tanpa permisi mendudukkan dirinya di sebelah Naresh.
Deg!
Jantung Naresh tiba-tiba saja berdetak lebih cepat dengan tubuh yang membeku, pandangannya terpaku pada sosok yang kini tersenyum manis ke arahnya.
"Hai," Sapa seseorang itu dengan senyuman yang setia menghiasi bibirnya.
Naresh tidak membalas, lidahnya terasa kelu walaupun hanya untuk membalas sapaan si pria tampan.
"Kenapa kamu mandangin aku kayak gitu, sayang?" Si tampan kembali membuka suara memecah keheningan di antara mereka. Dia menatap Naresh dengan tatapan teduhnya membuat jantung Naresh semakin berdetak.
Tangannya terangkat menyentuh surai hitam Naresh, mengusap rambutnya lembut. Kemudian tangannya turun untuk membelai pipi chubby Naresh.
"Jean?" Naresh menyentuh tangan seseorang itu yang masih bertengger di pipi chubbynya. Dan seseorang itu ternyata adalah Jean, pria yang di cintainya.
Jean menganggukkan kepalanya sambil tetap memperlihatkan senyumannya yang sangat mempesona dan sangat langka itu.
"Ini beneran kamu?" Lagi. Jean menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Dengan ragu, Naresh mengangkat tangannya lalu mengusap wajah tampan Jean dari dahi menuju hidung dan berakhir di bibirnya. Sedang, Jean menutup matanya menikmati sentuhan lembut jemari lentik Naresh di wajahnya.
'Ya Tuhan, aku bahagia banget hari ini!' Naresh membathin. Netranya terlihat berkaca-kaca, dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang ia cintai di tempat seindah ini.
Tanpa terasa, setetes air mata mengalir dari sudut mata Naresh.
"Hei, kenapa nangis?" Jean tersentak melihat Naresh menangis. Dengan cepat ia menghapus air mata yang mengalir di pipi chubby Naresh.
"Ng-nggak apa-apa, aku cuma bahagia aja ketemu Jean di sini." Lirihnya malu-malu terdengar nyaris seperti bisikkan. Terlihat kedua pipinya berubah warna menjadi kemerahan.
Jean tersenyum kemudian menarik tubuh Naresh ke dalam dekapannya dan mendaratkan satu kecupan di puncak kepalanya. Seketika tubuh Naresh menegang mendapat perlakuan manis dari Jean. Namun, sedetik kemudian ia membalas pelukan Jean dan menyandarkan kepalanya di dada bidang si tampan. Menikmati detakan jantung Jean yang seperti alunan lulabby di telinganya.
"Aku juga seneng nemenin kamu di sini," Jean mengusap surai halus Naresh.
Naresh memejamkan matanya menikmati hangatnya pelukan Jean yang mungkin tidak akan pernah ia rasakan setelah ini. Naresh ingin memanfaatkan waktu berharga ini sebaik mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Love [book 2]
FanfictionSequel of Dive into you! hanya menceritakan tentang kedua anak kembar Jeno dan Jaemin yaitu Juno dan Jean yang sudah tumbuh menjadi remaja yang tampan dan di kagumi banyak gadis di sekolahnya. Si cuek Jean yang tsundere yang memiliki pengagum seti...