part 47

7.8K 524 4
                                    

                Happy reading prend🐣

Malam sudah berganti menjadi pagi. Hari ini adalah hari Sabtu, dimana sekolah di libur kan pada hari itu.

Mungkin kebanyakan orang memanfaatkan hari libur nya untuk bersantai, atau pergi berlibur dengan teman atau kerabat.

Tidak dengan gadis manis yang satu ini. Hari ini dia akan pergi ke rumah sakit seperti janji nya kepada dokter kemarin. Ya, dia adalah ara.

Saat berjalan menuruni tangga bisa dia lihat ruang tamu kini sepi, begitu juga dengan ruang makan. 'Dimana orang rumah' begitulah yang ada di pikiran seorang Ara saat ini.

Tidak ingin memusing kan hal itu, Ara segera bergegas pergi keluar dari mansion nya. Hari ini dia memutus kan untuk menaiki taksi saja karna sedang malas untuk menyetir.

Tak membutuh ka waktu yang cukup lama. Akhir nya, Ara sampai di rumah sakit yang kemarin dia kunjungi.

Langsung saja dia berjalan menuju ruangan dokter Raka.

Saat sampai di sana dia langsung mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Masuk" terdengar dari dalam.

Ara masuk kedalam ruangan tersebut, dan melihat dokter Raka yang sedang berkutat dengan laptop yang ada di depan nya.

"Selamat pagi dokter" sapa Ara.

"Ehh Ara, kenapa cepat sekali datang nya?" tanya dokter Raka.

"Hehe, gak papa kok dok. Lagian di rumah juga bosan" ucap Ara.

"Ya sudah kalau begitu, kamu datang untuk melihat hasil tes nya bukan?" tanya dokter Raka.

"Iya dok" jawab Ara.

"Saya harap setelah tau hasil nya kamu bisa menerima nya, saya tau ini berat buat kamu apa lagi di umur kamu yang terbilang masi remaja" kata dokter Raka menatap Ara sendu.

"Emang nya kenapa dok?" tanya Ara ragu.

"Hmm, saya tidak tega mengatakan nya, tapi kamu baca saja sendiri" kata dokter Raka dan memberikan sebuah amplop kepada Ara.

Ara menerima amplop tersebut dengan ragu dan membuka nya. Jantung nya berdetak dua kali lebih cepat, dia takut hal yang tidak di ingin kan nya terjadi kepada nya. Tapi dia hempasan pikiran itu jauh jauh.

Jantung nya seolah berhenti berdetak, tangan nya seolah lemas tak berdaya. Air mata mengalir deras dari kedua mata nya.

Apa kah ini mimpi? Jika iya, bangun kan Ara dari mimpi buruk ini.

Kanker otak?

Tidak, ini pasti hanya mimpi saja. Ini pasti dia sedang berada di alam mimpi nya, ini pasti hanya bunga tidur nya.

Tangan nya bergetar hebat, badan nya tiba tiba menjadi lemas.

"Ini gak bener kan dok?" tanya Ara menatap dokter Raka.

"Ini bohong kan, ini pasti cuma mimpi, pasti dokter Raka salah dokter ini gak benar kan?, Dokter bilang ke Ara ini salah kan, gak mungkin kan Ara punya penyakit kaya gini? DOKTER BILANG KALO INI BOHONG".teriak nya di barengi dengan air mata yang mengalir deras di pipi nya.

"Maaf, tapi itu sudah menjadi hasil tes yang kuat. Awal nya saya juga tidak percaya, tapi setelah saya tes berulang kali. Tapi hasil nya tetap sama" ucap dokter tersebut.

"Gakk...gak mungkin, Ara gak mungkin sakit parah dok, Ara sehat" gumam Ara.

"Kamu yang sabar ya, kanker kamu Masi pada stadium 2 Masi bisa di sembuhkan walau tidak hilang sepenuh nya, kamu mau ikut kemoterapi kan?" tanya dokter Raka.

Ara Or Indira [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang