Acknowledgments

391 19 51
                                    

Sebelum mengucapkan terima kasih, aku mau meminta maaf yang sebesar-besarnya karena kalian harus membaca tulisan yang masih setengah jadi ini. Karena, jujur, 100,000+ kata yang belum di-edit itu nggak sedikit. Terima kasih untuk seluruh vote, komentar, dan views yang telah kalian berikan untuk We Suck at Love; yang bikin aku makin semangat update, meski di sela-sela update itu, aku sering mikir, "Sebenernya aku lagi nulis apaan, sih? Panjang banget, mana nggak jelas."

Beda sama We're Invincible yang kutulis dan ku-edit dengan tujuan penerbitan, aku nulis We Suck at Love bener-bener untuk diriku sendiri, supaya hutangku ke Raynhart dan Keith lunas, karena... aku sayang mereka. Banget, banget, banget. Meski dua-duanya gaje, manja, jahat, spoiled-ass brat, dan ngeselin; tapi aku tetep sayang mereka. They're so fun to write, dan suara mereka khas banget... oh, God, how I love them.

Judul awal draf pertama We Suck at Love sebenernya Hold On, dan bedanya nyaris 80% sama We Suck at Love yang sekarang. Tapi itu tulisanku tahun 2016, dan aku merasa tulisan itu terlalu alay dan dramatis dan cengeng dan nggak jelas buat di-publish dan dibaca oleh seluruh dunia (pede), jadi kutulis ulang dengan harapan ceritanya akan menjadi lebih less drama dan konfliknya akan menjadi lebih... berkelindan. Anjir, man, berkelindan. :((

Selama nulis dan melakukan self-edit terhadap tulisan ini, aku mikir-mikir tema macam apa yang sebenernya lagi kuangkat. Kalau We're Invincible, kan, fear of abandonment (bagaimana pembaca We're Invincible? Setuju? Atau ada pendapat lain? /cough); nah, kalau We Suck at Love apa, dong? It takes months for me, sampai akhirnya aku inget kenapa aku bikin Raynhart menderita di part dua...

(Musik menegangkan intensifies)

Aku terinspirasi... false accusation yang sempat menimpa 5 Seconds of Summer beberapa waktu lalu.

He-he.

Jadi, yah, kuputuskan hal-hal yang terjadi dalam dan menjadi inti dari cerita ini ada dua; yang pertama balas dendam, dan yang kedua false accusation. :P

Nah, sebelum kalian ngibrit seperti anak ayam (Sawa, 2019), aku punya beberapa pertanyaan yang menunggu untuk dijawab. Nggak perlu dijawab semua; cukup jawab yang mau, bisa, dan mudah aja. Tapi kalau mau jawab semua nggak apa-apa, sih. Aku akan jauh lebih seneng (mengerjap-ngerjap). Tenang, pertanyaannya nggak yang sulit-sulit, kok.

1. Siapa karakter favorit kalian di sepanjang We Suck at Love?

2. Dari mana kalian menemukan cerita ini?

3. Scene favorit kalian? (Atau chapter paling memorable?)

4. Hal paling berkesan dari We Suck at Love? (I.e.: "Karena baca We Suck at Love, aku jadi suka dengerin Fire in My Heart-nya Simple Plan." Lol. Jk. Eh, tapi serius, deh, kalo memang bener ada yang suka dengerin suatu lagu karena We Suck at Love, do let me know.)

5. Untuk yang sudah baca We're Invincible, apakah kalian merasakan adanya perbedaan dari We're Invincible dan We Suck at Love? Kalau iya, apa yang bikin beda?

6. Kapan hari aku sempat baca (dan simpan) tweet tentang writing style dari @thewhiteblade di Twitter. Di antara beberapa yang disebutkan di gambar, menurut kalian aku termasuk penulis yang menekankan pada apa?

 Di antara beberapa yang disebutkan di gambar, menurut kalian aku termasuk penulis yang menekankan pada apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7. Kolom untuk kritik dan saran bebas. (Tenang, aku tahan banting, sebelas-dua belas, lah, sama Agatha.)

Sekali lagi, terima kasih buat kalian yang udah baca We Suck at Love sampai tamat dan bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Aku penulis yang masih belajar, jadi dengan kalian menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, secara nggak langsung akan membantu supaya tulisanku jadi lebih berkembang lagi, lagi, dan lagi.

By the way, aku berencana me-revamp bagian satu We Suck at Love, jadi kalau tiba-tiba ada notifikasi, itu aku yang lagi publish revised version-nya. Nggak ada yang beda, sih, dari segi cerita; cuma kata-kata dan susunan kalimatnya aja yang kubagusin. Karena, sumpah... kok, cringe banget, ya, waktu kubaca ulang... Apalagi aku seringnya banding-bandingin sama We're Invincible yang udah dipoles sana-sini, jadi makin burik aja si Raynhart kelihatannya.

(Tapi, tenang, Rayn. Aku tetep lope-lope kamu, kok. <3)

Buat cerita selanjutnya, kayaknya kita tidak akan terlalu bersenang-senang lagi, yah, guys, karena kita akan 3-4-1-2; buat yang paham-paham aja (ketawa jahat). KITA AKAN PENCET TOMBOL REWIND! Maka dari itu, karena yang nulis juga lagi nyiapin mental (exhale), mending kita bacain kumpulan cerita lucu dari Agatha, Brooklyn, Keith, Raynhart, dan Brendan.

Segera... karena mentahannya udah siap.

Okelah, sekian dulu. Seperti biasa, yang kangen penulisnya bisa langsung disamper ke Instagram: adinemonicaworek. Atau yang mau nge-jamet bareng di Twitter, bisa disamper ke @V1SERYS, biasanya nggak pelit follow back, asal akunnya jangan bentukan akun buzzer aja (padahal akun dia sendiri bentukannya kayak akun buzzer).

P.S.: OMG, Ace, lagakmu seperti punya milyaran pembaca saja. :((

We Suck At LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang