#23 One fine day

291 30 0
                                    

"Oh?"




Ia menoleh ke belakang mendapatkan sosok Mahesa yang melambaikan tangannya, dibelakangnya terlihat Azka, Reyhan, dan kalian pasti tahu siapa.

Mereka membuat kontak mata dan ia bisa melihat cowo itu memutar matanya jengkel. Ia menoleh kembali kedepan saat merasa ada tangan yang menariknya seragamnya.

"Yuk pergi aja" Alana menariknya perlahan.

"Kak maaf, kita duluan ya!!" Sekarang cewe ber-rambut pirang itu yang berbicara.

"Loh udah mau pulang?" disaat ini cowo itu sudah berjarak kurang dari 5 meter didepannya.

"Iya kita udah dari tadi" balas Alana.

"Ngga bisa nantian, denger Mahesa nyanyi dulu gitu?"

Kalau dilihat dari mata ketiganya, sepertinya mereka semua tau soal kemarin dan menyempatkan diri untuk menghampiri Vivian dan yang lain ke tempat karaoke.

Tetapi tidak tau kalau yang satu lagi, habisnya sedari tadi ia hanya menundukkan kepala. Sepertinya Vivi sedang di uji tuhan sekarang.

"Maaf kak kayaknya Vivinya ud-"

"Iya boleh kak" potong Vivi

"Vi are you sure.." bisik Alana

Ia menganggukkan kepalanya dan memegang tangan keduanya dengan lumayan erat, Mahesa mengantar mereka semua ke tempat yang dipesan.

Mereka duduk bersama di ujung, Cowo itu mulai memilih lagu sedangkan yang lainnya fokus ke layar tv didepan. Berbeda dengan Satya yang sedari tadi hanya menatap ponsel dengan wajah datarnya.

   𝘙𝘦𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘢𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘮𝘢𝘥𝘦 𝘮𝘦 𝘧𝘦𝘦𝘭

𝘚𝘶𝘤𝘩 𝘺𝘰𝘶𝘯𝘨 𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘣𝘶𝘵

𝘚𝘰𝘮𝘦𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 𝘪𝘯 𝘮𝘦 𝘬𝘯𝘦𝘸 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘪𝘵 𝘸𝘢𝘴 𝘳𝘦𝘢𝘭

𝘍𝘳𝘰𝘻𝘦𝘯 𝘪𝘯 𝘮𝘺 𝘩𝘦𝘢𝘥

𝘗𝘪𝘤𝘵𝘶𝘳𝘦𝘴 𝘐'𝘮 𝘭𝘪𝘷𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘨𝘩 𝘧𝘰𝘳 𝘯𝘰𝘸

𝘛𝘳𝘺𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘰 𝘳𝘦𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘢𝘭𝘭 𝘵𝘩𝘦 𝘨𝘰𝘰𝘥 𝘵𝘪𝘮𝘦𝘴

𝘖𝘶𝘳 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘸𝘢𝘴 𝘤𝘶𝘵𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘨𝘩 𝘴𝘰 𝘭𝘰𝘶𝘥

𝘔𝘦𝘮𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 𝘢𝘳𝘦 𝘱𝘭𝘢𝘺𝘪𝘯𝘨 𝘪𝘯 𝘮𝘺 𝘥𝘶𝘭𝘭 𝘮𝘪𝘯𝘥

𝘐 𝘩𝘢𝘵𝘦 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘱𝘢𝘳𝘵, 𝘱𝘢𝘱𝘦𝘳 𝘩𝘦𝘢𝘳𝘵𝘴

𝘈𝘯𝘥 𝘐'𝘭𝘭 𝘩𝘰𝘭𝘥 𝘢 𝘱𝘪𝘦𝘤𝘦 𝘰𝘧 𝘺𝘰𝘶𝘳𝘴

𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘵𝘩𝘪𝘯𝘬 𝘐 𝘸𝘰𝘶𝘭𝘥 𝘫𝘶𝘴𝘵 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘦𝘵 𝘢𝘣𝘰𝘶𝘵 𝘪𝘵

𝘏𝘰𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘸𝘰𝘶𝘭𝘥 𝘧𝘰𝘳𝘨𝘦𝘵 𝘢𝘣𝘰𝘶𝘵 𝘪𝘵



Ruangan itu dipenuhi tepuk tangan dan sorakan dari teman-temannya, Mahesa yang merasa malu karna dipuji terus menerus langsung duduk ke tempatnya awal.

𝐒𝐚𝐭𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚 | 𝐩𝐬𝐡 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang