Dia mengeluarkan tangannya dari saku, "Gua Sarah, Sarah Rahayu. semoga kita bisa deket"
"Vivian Allesia", katanya setelah ia menjabat tangannya.
Setelah mengobrol sedikit, Sarah tidak seperti apapun yang Vivi bayangkan. Ternyata orangnya sangat baik, ia juga sopan dan cantik.
Makanya Vivi kaget sekali tadi, dengan hanya menggunakan baju longsleeve dan rambut yang dijedai itu ia terlihat luar biasa.
Rambut coklat panjangnya, tubuhnya yang tinggi, mata coklatnya yang cantik apalagi saat mengenai cahaya, dan senyum manisnya.
"Boleh minta line?" Ia menghentikan obrolan sebentar.
Dia mengeluarkan ponselnya, Vivi menganguk lalu mengambilnya. Mereka Lebih banyak berbicara setelah itu, Untungnya Sarah sangat ramah, Ia bisa berbicara dengan nyaman bersamanya.
Ia bercerita tentang sekolah lamanya dan mengapa ia memilih pindah, ia pindah rumah memutuskan pindah sekolah juga.
Tadinya ia memang tinggal di area itu tetapi ia pindah ke tempat lain dan sekarang kembali ketempat yang pertama ia tinggali.
Tanpa sadar kopi yang diminumnya tadi sudah habis dan langit sudah agak gelap, ia berdiri lalu mengajak Vivian pulang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia tertawa kecil karna temannya itu, ia menaruh ponsel di dadanya dan menutupi wajahn dengan lengannya dan beristirahat sejenak.
Lalu seperti biasa ia belajar dengan Alana tetapi kali ini melalui Videocall, sesekali ia membuka aplikasi twitternya lalu kembali lagi ke buku.
Ia kemudian mengambil laptopnya dan menyetel lagu untuk menemaninya, ia belajar seserius mungkin berhubung dia kurang mahir pelajaran kimia.
Saat melihat jam ternyata jarum jam sudah menunjukkan jam 9 kurang, ia sudahi belajarnya dan merebahkan tubuh di kasur.
Ia memejamkan matanya, ia ingin tidur cepat agar tidak terlambat lagi tetapi sepertinya susah. Ia tidak merasa mengantuk sedikitpun walau sudah dipaksakan.
Dan karena tidak ada yang bisa dilakukan ia mengambil ponselnya, karena penasaran ia melihat2 isi dari akun perempuan yang datang tadi.
Dia sangat populer, di sekolah lamanya maupun disini. Ia pandai bernyanyi, memiliki banyak prestasi dalam berbagai hal, semua orang juga menggemarinya.
Dan Satya, ia sudah mulai jujur pada perasaanya sekarang. Walau seperti itu ia juga mungkin akan menyerah, Sarah temannya sekarang ia tidak bisa mengambilnya begitu saja.
"Hah ngga tau deh" katanya berguling2 di kasur frustasi.
Coba saja ia sudah menyadarinya dulu, pasti tidak akan terjadi seperti ini. Tetapi jika sudah takdir ya mungkin Satya akan tetap menjadi milik Sarah.
Vivi pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya dengan air, ulangannya tadi sangat sulit. Bahkan teman sebangkunya saja kesulitan.
Saat menengok kembali keatas kakak kelasnya itu berdiri disebelahnya, ia melompat sedikit sambil memegang dadanya.
"Kaget ya sorry" katanya sambil meng-apply liptint di bibirnya.
"Ah gapapa kak"
"Tadi gua denger pas di ruang osis bentar lagi perjusa ya, seru dong camping."
Belum bergerak dari tempatnya tadi dia menengok ke Sarah lalu kembali ke dirinya. Lalu mengelap wajah dengan tisu.
Sarah tersenyum lalu keluar terlebih dahulu, kedengarannya seru juga.Vivi masih berdiri didepan kaca, Ini bisa jadi camping pertamanya lantas ia selalu sakit saat hari h.
"Iya camping, lo baru tau?". Vivi langsung bertanya kepada temannya sesampainya dikelas.
"Na sejak kapan dikasitau"
"Kan dikasih surat"
"Oh ya?" Ia bingun karena merasa tidak mendapat suratnya.